Muncul Gagasan Bikin Fragmentasi Makotek untuk Dipentaskan
Kadis Kebudayaan Kabutapen Badung, Ida Bagus Anom Bhasma, pastikan pemerintah siap dukung rencana pihak Desa Pakraman Munggu bikin fragmentasi Makotek dan festival.
Ceritanya tentu saja ritual Makotek sebagai tradisi untuk memperingati kemenangan bala tentara Kerajaan Mengwi era Ida Cokorda Nyoman Sakti Munggu ketika berhasil memperluas daerah kekuasaannya hingga ke Kerajaan Blambangan di Banyuwangi, Jawa Timur. “Dengan dibuatkan fragmentasi, maka tradisi ritual turun temurun yang kami warisi ini dapat dipentaskan,” ungkap Bendesa Pakraman Munggu, Made Ari Sujana, saat ditemui NusaBali di kediamannya, Sabtu (24/9) lalu.
“Tokoh-tokoh di Desa Pakraman Munggu sudah merancang fragmentasi yang nanti dipentaskan saat Hari Raya Kuningan. Dengan demikian, diharapkan akan lebih banyak lagi wisatawan asing yang berkunjung ke Desa Munggu. Apalagi, Desa Munggu adalah salah satu desa wisata yang ada di Kabupaten Badung,” lanjut Ari Sujana.
Menurut Ari Sujana, ide ini muncul bukannya tanpa dasar. Pihak tetua desa menginginkan pelestarian tradisi leluhur terus terjaga di era modern. Caranya, tidak saja pelestarian dengan melakukan arak-arakan bak bala tentara saat merayakan kemenangan perang, tapi melalui format lain tanpa menghilangkan tradisi yang sudah ada.
Meski masih sebatas gagasan, kata dia, mewujudkan cerita kolosal dalam sebuah pementasan seni amat kuat muncul dari masyarakat. “Kami sudah mengumpulkan beberapa tokoh. Kami ingin ke depan Desa Pakraman Munggu lebih maju. Apalagi, tradisi Makotek sudah dapat pengesehan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional,” tandas Ari Sujana.
Rai Sujana menambahkan, pihaknya berharap apa yang dipunyai Desa Pakraman Munggu bisa dirasakan manfaatnya oleh krama setempat. “Ini (fragmentasi Makotek) bisa kami jual untuk pariwisata. Toh bila ini terlaksana dan berkembang, akan kembali masyarakat yang menikmati, di samping tentu saja pemerintah,” katanya.
“Kami berharap pemerintah juga memberia perhatian agar ide ini terwujud. Sebab, ini bagian dari cara masyarakat menjaga tradisi warisan leluhur. Karena Bali merupakan kawasan wisata, kami rasa ini bisa mengundang investor untuk menanamkan modalnya, sekaligus menambah ikon untuk Bali,” im buh Rai Sujana.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) Kabupaten Badung, Ida Bagus Anom Bhasma, menyambut baik gagasan kreatif yang muncul dari masyarakat dalam rangka pelestarian adat dan budaya, sebagaimana cetusan untuk bikin fragmentasi tradisi Makotek di Desa Pakraman Munggu. Anom Bhasma menyebutkan, sepanjang dipersiapkan secara matang dan masyarakat bisa terlibat aktif dalam pelestarian budaya, pemerintah pasti mendukungnya.
“Gagasan dari Desa Pakraman Munggu ini sangat bagus. Pemerintah sangat mendukung. Bapak Bupati juga kebetulan sangat concern dengan pelestarian budaya. Jadi, sangat bagus kalau muncul ide dari masyarakat ingin membikin event festival,” ujar Anom Bhasma saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Minggu (25/9).
Menurut Anom Bhasma, dukungan itu tidak saja dalam bentuk support moral, tapi bila perlu bantuan pendanaan. “Bila memang memerlukan bantuan dana, pemerintah bisa menyiapkannya. Ide-ide kreatif seperti ini perlu didukung,” tegasnya.
Anom Bhasma menyebutkan, penetapan tradisi Makotek milik Desa Pakramnan Munggu sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional, sebetulnya sudah sangat membanggakan, tidak saja bagi Pemkab Badung, tapi juga masyarakat. “Kebetulan, saya ikut sidang di Jakarta. Kami sangat bangga, akhirnya tradisi ritual Makotek mendapat pengakuan. Ini yang terpenting,” katanya. * asa
1
2
Komentar