Ketua DPRD Jembrana Setuju Pabrik Kendaraan Listrik Dekat Gilimanuk
NEGARA, NusaBali
Ketua DPRD Jembrana, Ni Made Sri Sutharmi, mengatakan secara formal belum mengetahui detail rencana pembangunan pabrik kendaraan listrik dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang dirancang Gubernur Bali Wayan Koster di daerahnya.
Yang jelas, Sri Sutharmi menilai lebih bagus lokasi pabrik kendaraan lis-trik dengan dengan Pelabuhan Gilimanuk, agar lebih mudah pemasarannya. Sri Sutharmi menyebutkan, rencana Gubernur Koster untuk mem-plot Jembrana sebagai pusat industri modern, tentunya disambut baik, karena akan mendukung pertumbuhan ekonomi di Gumi Makepung. “Astungkara, Jembrana berkembang menjadi daerah modern, sebagai pusat industri. Kalau masyarakat Jembrana sendiri, pasti akan mendukung rencana-rencana itu,” tandas Srikandi PDIP ini saat dikonfirmasi NusaBali di Negara, Selasa (28/7).
Seiring adanya rencana pembangunan pabrik kendaraan listrik tersebut, menurut Sri Sutharmi, kebetulan saat ini DPRD Jembrana juga menggodok Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA). Ranperda tentang IMTA yang sebelumnya diusulkan Pemkab Jembrana itu, tidak hanya bertujuan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), tapi juga membuatkan payung hukum agar usaha-usaha di Jembrana tetap mengutamakan tenaga kerja lokal.
“Kalau memang Jembrana berkembang menjadi pusat industri, otomatis tidak bisa menolak tenaga kerja asing. Tetapi, harus diatur. Kalau memang butuh tenaga kerja asing, biar benar-benar yang di tenaga ahli. Untuk antisipasi itu, kita buatkan Perda. Kita akan porsikan di mana yang perlu mencari tenaga asing, di mana mencari tenaga lokal. Paling tidak, Ranperda IMTA itu juga menjadi persiapan terkait rencana dari Gubernur menjadikan Jembrana sebagai pusat industri,” tegas Sekretaris DPC PDIP Jembrana ini.
Disinggung mengenai lokasi, menurut Sri Sutharmi, pusat industri seperti pabrik kendaraan listrik akan lebih baik dipusatkan di wilayah Kecamatan Melaya, Jembrana. Alasannya, buar dekat Pelabuhan Gilimanuk, sehingga tidak begitu mengganggu akses lalulintas ketika mendatangkan bahan-bahan ke pabrik. Selain itu, juga akan lebih men-dekatkan akses pemasaran ke Jawa.
“Kalau di Kecamatan Pekutatan, sekarang lebih banyak berkembang menjadi daerah wisata. Jadi, kurang cocok rasanya untuk pusat industri. Menurut saya, lebih baik mencari lokasi di Melaya. Di mana nanti lokasi yang terbaik, di sana kita harapkan dibangun,” papar perempuan pertama yang terpilih sebagai Ketua DPRD di Bali ini.
Sebelumnya, Gubernur Koster mengatakan rencana pembangunan pabrik kendaraan listrik di Jembrana sudah proses feasibility study (FS) atau studi kelayakan untuk menentukan lokasinya. “Sudah mulai proses FS, dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bekerjasama dengan Perusda Bali dalam waktu dekat ini,” jelas Gubernur Koster saat wawancara door stop seusai mengikuti Webinar launching Video ‘Bali Bangkit’ di Kantor Bupati Jembrana, Minggu (26/7) sore. *ode
Seiring adanya rencana pembangunan pabrik kendaraan listrik tersebut, menurut Sri Sutharmi, kebetulan saat ini DPRD Jembrana juga menggodok Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA). Ranperda tentang IMTA yang sebelumnya diusulkan Pemkab Jembrana itu, tidak hanya bertujuan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), tapi juga membuatkan payung hukum agar usaha-usaha di Jembrana tetap mengutamakan tenaga kerja lokal.
“Kalau memang Jembrana berkembang menjadi pusat industri, otomatis tidak bisa menolak tenaga kerja asing. Tetapi, harus diatur. Kalau memang butuh tenaga kerja asing, biar benar-benar yang di tenaga ahli. Untuk antisipasi itu, kita buatkan Perda. Kita akan porsikan di mana yang perlu mencari tenaga asing, di mana mencari tenaga lokal. Paling tidak, Ranperda IMTA itu juga menjadi persiapan terkait rencana dari Gubernur menjadikan Jembrana sebagai pusat industri,” tegas Sekretaris DPC PDIP Jembrana ini.
Disinggung mengenai lokasi, menurut Sri Sutharmi, pusat industri seperti pabrik kendaraan listrik akan lebih baik dipusatkan di wilayah Kecamatan Melaya, Jembrana. Alasannya, buar dekat Pelabuhan Gilimanuk, sehingga tidak begitu mengganggu akses lalulintas ketika mendatangkan bahan-bahan ke pabrik. Selain itu, juga akan lebih men-dekatkan akses pemasaran ke Jawa.
“Kalau di Kecamatan Pekutatan, sekarang lebih banyak berkembang menjadi daerah wisata. Jadi, kurang cocok rasanya untuk pusat industri. Menurut saya, lebih baik mencari lokasi di Melaya. Di mana nanti lokasi yang terbaik, di sana kita harapkan dibangun,” papar perempuan pertama yang terpilih sebagai Ketua DPRD di Bali ini.
Sebelumnya, Gubernur Koster mengatakan rencana pembangunan pabrik kendaraan listrik di Jembrana sudah proses feasibility study (FS) atau studi kelayakan untuk menentukan lokasinya. “Sudah mulai proses FS, dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bekerjasama dengan Perusda Bali dalam waktu dekat ini,” jelas Gubernur Koster saat wawancara door stop seusai mengikuti Webinar launching Video ‘Bali Bangkit’ di Kantor Bupati Jembrana, Minggu (26/7) sore. *ode
Komentar