Desain Embung Membran TPP Sanda, Pupuan, Diubah
TABANAN, NusaBali
Desain pembangunan embung membran di kawasan Taman Teknologi Pertanian (TTP) Sanda, Desa Sanda, Kecamatan Pupuan, Tabanan, diubah.
Perubahan itu lantaran adanya pergeseran lokasi pembangunan. Pembangunan embung ini dimanfaatkan untuk pengairan perkebunan di Desa Sanda. Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Tabanan melalui Bapelitbang sejak 2019 telah mengajukan usulan pembangunan embung membran yang berlokasi di kawasan TTP Sanda, Desa Sanda, Kecamatan Pupuan, ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida.
Kepala Bepelitbang Tabanan Ida Bagus Wiratmaja menjelaskan desain pembangunan embung diubah lantaran pergeseran lokasi. Awalnya
dirancang dengan luasan tangkapan air 60 meter x 40 meter, setinggi 5 meter dengan total daya tampung 8.800 meter kubik.
Rencana awal bangunan embung berada di timur atau di hulu padmasana/tempat suci kawasan. Namun setelah dilakukan survey kembali oleh pihak BWS Bali Penida, serta pertimbangn kearifan lokal, lokasi rencana awal dipindah atau mengalami pergeseran ke bawah sekitar 10 meter, sehingga dibuatkan desain ulang.
“Desain ulang yang direncanakan dengan membuat bangunan embung 2 buah dengan luasan yang sama 60 meter x 40 meter, tinggi 5 m, dengan daya tampung 8.800 meter kubik,” ungkap Wiratmaja, Minggu (2/8).
Kata Wiratmaja, pembangunan embung ini dimanfaatkan untuk pengairan perkebunan di Sanda dan sekitarnya. Jika proyek ini berhasil, maka rencananya ke depan juga akan dibangun beberapa embung di kawasan Pupuan agar masalah pengairan untuk perkebunan bisa diatasi. “Secara geografis, Kecamatan Pupuan mengalami kendala air untuk perkebunan, sehingga kita buatkan embung penampungan air hujan dan catchment area untuk sumber air yang selama ini terbuang,” tegas Wiratmja.
Dia menuturkan, pembangunan embung membran di kawasan TTP Sanda dilakukan oleh pihak BWS Bali Penida dengan pagu anggaran Rp 11 miliar, bekerjasama dengan pihak ketiga dengan nilai kontraktual sekitar Rp 7,7 miliar. Dan rencananya pembangunan dikerjakan selama 6 bulan, dengan SPK per 20 Juni 2020. “Mudah-mudahan dengan dibangunnya embung ini permasalahan air untuk keperluan kebun bisa diatasi,” harap Wiratmaja. *des
Kepala Bepelitbang Tabanan Ida Bagus Wiratmaja menjelaskan desain pembangunan embung diubah lantaran pergeseran lokasi. Awalnya
dirancang dengan luasan tangkapan air 60 meter x 40 meter, setinggi 5 meter dengan total daya tampung 8.800 meter kubik.
Rencana awal bangunan embung berada di timur atau di hulu padmasana/tempat suci kawasan. Namun setelah dilakukan survey kembali oleh pihak BWS Bali Penida, serta pertimbangn kearifan lokal, lokasi rencana awal dipindah atau mengalami pergeseran ke bawah sekitar 10 meter, sehingga dibuatkan desain ulang.
“Desain ulang yang direncanakan dengan membuat bangunan embung 2 buah dengan luasan yang sama 60 meter x 40 meter, tinggi 5 m, dengan daya tampung 8.800 meter kubik,” ungkap Wiratmaja, Minggu (2/8).
Kata Wiratmaja, pembangunan embung ini dimanfaatkan untuk pengairan perkebunan di Sanda dan sekitarnya. Jika proyek ini berhasil, maka rencananya ke depan juga akan dibangun beberapa embung di kawasan Pupuan agar masalah pengairan untuk perkebunan bisa diatasi. “Secara geografis, Kecamatan Pupuan mengalami kendala air untuk perkebunan, sehingga kita buatkan embung penampungan air hujan dan catchment area untuk sumber air yang selama ini terbuang,” tegas Wiratmja.
Dia menuturkan, pembangunan embung membran di kawasan TTP Sanda dilakukan oleh pihak BWS Bali Penida dengan pagu anggaran Rp 11 miliar, bekerjasama dengan pihak ketiga dengan nilai kontraktual sekitar Rp 7,7 miliar. Dan rencananya pembangunan dikerjakan selama 6 bulan, dengan SPK per 20 Juni 2020. “Mudah-mudahan dengan dibangunnya embung ini permasalahan air untuk keperluan kebun bisa diatasi,” harap Wiratmaja. *des
1
Komentar