Buleleng Digelontor BOS Afkir Rp 3,8 Miliar
Alokasi dana ditujukan untuk mendukung pemenuhan sarpras pembelajaran secara daring.
SINGARAJA, NusaBali
Puluhan sekolah di jenjang pendidikan dasar yakni SD dan SMP mendapatkan Bantuan Operasional Sekolah Afirmasi dan Kinerja (BOS-Afkir) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dengan total Rp 3,8 miliar. Bantuan berupa dana tunai itu pun didorong untuk memenuhi sarana prasarana penunjang pembelajaran dalam jaringan (daring/online).
Plt Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, I Made Astika ditemui usai workshop pemanfaatan akses Rumah Belajar dalam Pembelajaran Daring di SMPN 2 Singaraja, Rabu (5/8), mengatakan BOS Afkir didapat dari tahun 2019 lalu. “Tahun ini kembali kita dapat total Rp 3,8 miliar kalau tahun lalu Rp 1,6 miliar. Sejumlah sekolah yang sudah ditetapkan pusat ini memperoleh maisng-masing Rp 60 juta,” jelas Astika.
Dia yang merangkap jabatan sebagai Sekdisdikpora Buleleng ini menjelaskan penentuan penerima bantuan sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat yang melihat data Dapodik sekolah dan juga lokasi sekolah serta perkembangan masyarakatnya. “Kebanyakan memang yang mendapat bantuan ini dari sekolah di pinggiran yang memang memerlukan bantuan untuk menunjang proses pembelajaran, seperti di Sepang, Muduk, Gobleg, Subuk, Bestala Tembok, Bnayuatis, Tista yang memang jauh dari jangkauan kota,” imbuh dia.
BOS Afkir yang diterima oleh sekolah didorong Disdikpora digunakan untuk pemenuhan sarpras pembelajaran daring. Seperti pengadaan tab dan server internet, sehingga anak-anak yang masih terkendala sarana pembelajaran pada masa pandemi ini. “Kasek berpikir dulu bagaimana agar anak-anak mendapat layanan pendidikan, jangan dulu pikir aset fisik seperti pemagar paving rehab, tetapi bagaimana bantu anak bisa berlajar baik daring dan luring,” tegas I Made Astika.
Sedangkan di tahun 2019 lalu SMPN 2 Singaraja mendapatkan paket BOS afkir terbesar di Buleleng dengan total anggaran Rp 1,2 miliar. BOS Afkir itu pun digunakan untuk pengadaan 553 buah tablet dan satu server untuk menunjang pembelajaran daring. Hany saja sejauh ini fasilitas pembelajaran itu masih terbatas digunakan siswa di sekolah saja, karena servernya terpasang di sekolah.
Kepala SMPN 2 Singaraja, I Nyoman Purnayasa, ditemui saat penguatan akses rumah belajar bagi gurunya sedang mengkaji tablet itu dipegang oleh siswa yang memang tak memiliki sarpras pembelajaran daring selama ini. “Kami barus ebarkan angket nanti dipinjamkan dengan perjanjian kepada siswa kami yang memang tidak memiliki HP untuk bisa memperlancar pembelajaran daring pada masa pandemi ini,” jelas dia.
Sebagai penerima BOS Afkir, SMPN 2 Singaraja diharuskan menggunakan akses pembelajaran daring rumah belajar milik Kemendikbud. Hanya saja dari paket bantuan perlu penambahan server, sehingga dalam satu kali akses dapat dipakai lebih banyak siswa.*k23
Plt Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, I Made Astika ditemui usai workshop pemanfaatan akses Rumah Belajar dalam Pembelajaran Daring di SMPN 2 Singaraja, Rabu (5/8), mengatakan BOS Afkir didapat dari tahun 2019 lalu. “Tahun ini kembali kita dapat total Rp 3,8 miliar kalau tahun lalu Rp 1,6 miliar. Sejumlah sekolah yang sudah ditetapkan pusat ini memperoleh maisng-masing Rp 60 juta,” jelas Astika.
Dia yang merangkap jabatan sebagai Sekdisdikpora Buleleng ini menjelaskan penentuan penerima bantuan sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat yang melihat data Dapodik sekolah dan juga lokasi sekolah serta perkembangan masyarakatnya. “Kebanyakan memang yang mendapat bantuan ini dari sekolah di pinggiran yang memang memerlukan bantuan untuk menunjang proses pembelajaran, seperti di Sepang, Muduk, Gobleg, Subuk, Bestala Tembok, Bnayuatis, Tista yang memang jauh dari jangkauan kota,” imbuh dia.
BOS Afkir yang diterima oleh sekolah didorong Disdikpora digunakan untuk pemenuhan sarpras pembelajaran daring. Seperti pengadaan tab dan server internet, sehingga anak-anak yang masih terkendala sarana pembelajaran pada masa pandemi ini. “Kasek berpikir dulu bagaimana agar anak-anak mendapat layanan pendidikan, jangan dulu pikir aset fisik seperti pemagar paving rehab, tetapi bagaimana bantu anak bisa berlajar baik daring dan luring,” tegas I Made Astika.
Sedangkan di tahun 2019 lalu SMPN 2 Singaraja mendapatkan paket BOS afkir terbesar di Buleleng dengan total anggaran Rp 1,2 miliar. BOS Afkir itu pun digunakan untuk pengadaan 553 buah tablet dan satu server untuk menunjang pembelajaran daring. Hany saja sejauh ini fasilitas pembelajaran itu masih terbatas digunakan siswa di sekolah saja, karena servernya terpasang di sekolah.
Kepala SMPN 2 Singaraja, I Nyoman Purnayasa, ditemui saat penguatan akses rumah belajar bagi gurunya sedang mengkaji tablet itu dipegang oleh siswa yang memang tak memiliki sarpras pembelajaran daring selama ini. “Kami barus ebarkan angket nanti dipinjamkan dengan perjanjian kepada siswa kami yang memang tidak memiliki HP untuk bisa memperlancar pembelajaran daring pada masa pandemi ini,” jelas dia.
Sebagai penerima BOS Afkir, SMPN 2 Singaraja diharuskan menggunakan akses pembelajaran daring rumah belajar milik Kemendikbud. Hanya saja dari paket bantuan perlu penambahan server, sehingga dalam satu kali akses dapat dipakai lebih banyak siswa.*k23
Komentar