Demokrat Paling Banyak Koalisi dengan PDIP di Pilkada 2020
DENPASAR, NusaBali
Pilkada serentak di 270 daerah pada 9 Desember 2020 mendatang membuat partai politik cari celah dan strategi untuk mengatur koalisi.
Partai Demokrat memastikan mengikuti 251 dari 270 Pilkada. Dari 251 Pilkada yang diikuti tersebut, partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini paling banyak berkoalisi dengan PDI Perjuangan.
Wasekjen DPP Partai Demokrat Putu Supadma Rudana dihubungi NusaBali, Kamis (6/8) mengatakan, keputusan politik DPP Partai Demokrat dalam menghadapi Pilkada 9 Desember 2020 mendatang sebanyak 45 Pilkada berkoalisi dengan PDI Perjuangan. "Dari 251 Pilkada yang akan kita ikuti di nasional, kita harus berkoalisi. Paling banyak yakni 45 daerah dengan PDI Perjuangan," beber Supadma Rudana.
Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali ini menjelaskan, selain koalisi dengan PDIP di 45 Pilkada, Partai Demokrat juga berkoalisi dengan parpol yang lolos ke parlemen di Pilkada 2020. Rinciannya: berkoalisi di 36 daerah dengan PAN, dengan Partai Golkar (35 daerah), dengan PKS (30 daerah), dengan Partai Gerindra (27 daerah), dengan Partai NasDem (27 daerah), dengan PKB (25 daerah) dan dengan PPP di 17 daerah.
Menurut Supadma Rudana, koalisi yang dirancang ini mengikuti potensi dan peta politik di daerah masing-masing. "Koalisi dengan parpol itu mengikuti peta politik dan kekuatan mesin partai di daerah. Karena Partai Demokrat sudah pasti harus berkoalisi ketika tidak bisa mengusung calon. Dan walaupun Partai Demokrat bisa mandiri mengusung calon, juga tetap merangkul rekan koalisi," tegas politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar ini.
Kombinasi dan posisi paslon kepala daerah atau wakil kepala daerah, kata dia, juga mengikuti peta politik di daerah yang ber-pilkada. "Dengan PDIP misalnya, ada di daerah-daerah tertentu dimana Partai Demokrat menjadi calon kepala daerah, sementara PDIP menjadi calon wakil kepala daerahnya. Dimana saja itu, nanti bisa dicek ketika daftar di KPU saja. Saya tidak ingat daerahnya mana saja supaya tidak salah data," tegas Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen DPR RI ini.
Untuk Pilkada di 6 Kabupaten dan Kota di Provinsi Bali, Supadma Rudana mengatakan saat ini yang sudah mengarah bakal dapat rekomendasi adalah pasangan I Nengah Tamba-Gede Ngurah Patriana Krisna yang akan bertarung di Pilkada Jembrana 2020 kemungkinan melawan Paslon Made Kembang Hartawan-I Ketut Sugiasa yang akan diusung PDI Perjuangan.
Sementara 5 daerah lainnya yakni Pilkada Tabanan 2020, Pilkada Badung 2020, Pilkada Denpasar 2020, Pilkada Bangli 2020 dan Pilkada Karangasem 2020 Partai Demokrat masih melakukan survei. "Kita potret lewat survei internal melibatkan lembaga survei independen. Saat ini sedang berproses. Di Pilkada Badung kita perhatikan dari pernyataan Ketua DPC Demokrat Badung arahnya berkoalisi dengan PDIP. Ya kan memang potret di lapangan yang paham itu kawan-kawan DPC. Nanti kawan-kawan DPC akan menyampaikan kepada DPP," ujar Supadma Rudana.
Dikatakan Supadma Rudana, sebagai partai terbuka yang sangat menjunjung demokrasi, Partai Demokrat mengakomodir nama-nama sejumlah tokoh politik, akademisi, tokoh masyarakat untuk diuji elektabilitas melalui survei. Hal ini dilakukan sebelum menetapkan paslon. "Dari teropong survei itu maka akan kelihatan kekuatan bakal calon kandidat. Ada tokoh independen, tokoh partai, akademisi," ujar mantan Ketua Departemen Seni dan Budaya DPP Demokrat.
Yang terpenting, menurut Supadma Rudana, ketika kader Demokrat ada memenuhi syarat dan memang bagus hasil surveinya maka kader tersebut mendapatkan tiket prioritas maju di Pilkada. "Kalau kader Demokrat bagus hasil surveinya ya prioritas maju dapat tiket," tegasnya. *nat
1
Komentar