Pedagang Bendera dan Umbul-umbul Mulai Marak di Singaraja
Pedagang musiman, termasuk yang khusus datang dari luar pulau, mencoba mengadu nasib hingga H-1.
SINGARAJA, NusaBali
Hari-hari menjelang peringatan HUT ke-75 Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2020, dimanfaatkan oleh pedagang bendera. Para penjual bendera mulai menjamur di Kota Singaraja. Pantauan NusaBali, belasan penjual bendera mulai bertebaran menjajakan lapaknya di pinggir sejumlah jalan utama. Seperti di Jalan Ahmad Yani, Jalan Udayana, Jalan Pramuka, Jalan Diponegoro, dan masih banyak lainnya.
Salah satu pedagang bendera di Jalan Udayana, Rio Gunawan mengatakan, sudah beberapa kali menjual bendera di momen hari kemerdekaan ini. Ia memang selalu memanfaatkan Agustusan untuk menjual bendera. "Saya berjualan tiap tahun. Ini yang kali keempat saya jualan bendera dan umbul-umbul. Jualan bendera hanya saat momen Agustusan saja," tutur pria asal Garut, Jawa Barat ini, Kamis (6/8).
Gunawan membawa empat karung bendera dari kampungnya yang dijahit sendiri oleh keluarganya di sana. Ia mengaku hanya menjual bendera dari tanggal 1-16 Agustus saja. Setelah itu dirinya kembali pada rutinitas semula di Garut sebagai buruh harian lepas. "Saya jarang jualan sampai tanggal 17 Agustus. Soalnya tanggal 10 Agustus ke atas pembeli sudah mulai berkurang. Ramainya yang beli biasanya mulai tanggal 1-10 Agustus," akunya.
Ia mengatakan setiap ukuran bendera yang ia jual memiliki harga yang berbeda. Adapun harganya mulai Rp 30 ribu hingga Rp 65 ribu. Selain menjual bendera, pedagang yang membuka lapaknya depan Kantor Urusan Agama (KUA) Kota Singaraja ini juga menjual umbul-umbul serta pernak-pernik lainnya. "Kalau umbul-umbul yang memanjang untuk background harganya Rp 200 ribu sampai Rp 400 ribu," ujarnya.
Meski di tengah pandemi Covid-19, Gunawan mengaku permintaan pembeli terhadap bendera Merah Putih dan beberapa pernak-pernik kemerdekaan masih cukup banyak. Dalam satu hari ia mengaku bisa meraup omzet hingga Rp 1 juta. Banyaknya pembeli bendera saat ini masih didominasi oleh warga biasa yang hendak menggunakan secara pribadi. "Dalam satu hari pasti ada saja yang beli, sekitar 20-an orang. Kalau tahun kemarin cuma 10-an," tutupnya.*cr75
Salah satu pedagang bendera di Jalan Udayana, Rio Gunawan mengatakan, sudah beberapa kali menjual bendera di momen hari kemerdekaan ini. Ia memang selalu memanfaatkan Agustusan untuk menjual bendera. "Saya berjualan tiap tahun. Ini yang kali keempat saya jualan bendera dan umbul-umbul. Jualan bendera hanya saat momen Agustusan saja," tutur pria asal Garut, Jawa Barat ini, Kamis (6/8).
Gunawan membawa empat karung bendera dari kampungnya yang dijahit sendiri oleh keluarganya di sana. Ia mengaku hanya menjual bendera dari tanggal 1-16 Agustus saja. Setelah itu dirinya kembali pada rutinitas semula di Garut sebagai buruh harian lepas. "Saya jarang jualan sampai tanggal 17 Agustus. Soalnya tanggal 10 Agustus ke atas pembeli sudah mulai berkurang. Ramainya yang beli biasanya mulai tanggal 1-10 Agustus," akunya.
Ia mengatakan setiap ukuran bendera yang ia jual memiliki harga yang berbeda. Adapun harganya mulai Rp 30 ribu hingga Rp 65 ribu. Selain menjual bendera, pedagang yang membuka lapaknya depan Kantor Urusan Agama (KUA) Kota Singaraja ini juga menjual umbul-umbul serta pernak-pernik lainnya. "Kalau umbul-umbul yang memanjang untuk background harganya Rp 200 ribu sampai Rp 400 ribu," ujarnya.
Meski di tengah pandemi Covid-19, Gunawan mengaku permintaan pembeli terhadap bendera Merah Putih dan beberapa pernak-pernik kemerdekaan masih cukup banyak. Dalam satu hari ia mengaku bisa meraup omzet hingga Rp 1 juta. Banyaknya pembeli bendera saat ini masih didominasi oleh warga biasa yang hendak menggunakan secara pribadi. "Dalam satu hari pasti ada saja yang beli, sekitar 20-an orang. Kalau tahun kemarin cuma 10-an," tutupnya.*cr75
1
Komentar