Devi Siap Promosikan Kuliner Bali
Sebagai salah satu pemenang Puteri Pariwisata Indonesia (PPI) 2016 Dewa Ayu Windu Sari Devi memiliki tugas mempromosikan pariwisata.
Runner Up I PPI ini memilih fokus mempromosikan kuliner daerah, termasuk Bali. Kini Devi mencari berbagai referensi mengenai makanan khas nusantara agar semakin dikenal luas, plus wisatawan lebih tertarik lagi mengunjungi lokasi-lokasi wisata di tanah air.
"Tugas saya sama seperti putri lainnya yaitu membantu mempromosikan pariwisata. Namun, karena mendapat gelar Miss Culinary Tourism, jadi lebih mempromosikan tentang berbagai kuliner atau makanan khas daerah yang kiranya bisa dipromosikan ke para wisatawan sehingga makanan khas kita semakin dikenal," ujar Devi kepada NusaBali, Senin (3/10).
Menurut Devi, untuk mempromosikan kuliner tidak bisa sembarangan. Melainkan harus benar-benar memasarkan kuliner daerah dengan baik, terutama bisa masuk ke semua kalangan. Oleh karena itu, ia masih mereview kuliner mana saja yang menarik untuk di promosikan. "Kuliner Bali termasuk yang bisa dipromosikan, karena ada kuliner khasnya seperti Ayam Betutu," jelas Devi.
Ia menilai, apa yang dia capai di ajang PPI sebagai langkah awal dalam menata hidup ke depan agar kelak bisa terus mengukir prestasi.
"Saya tidak mendapat hadiah khusus dari orangtua atas keberhasilan saya menjadi Runner Up I. Justru ini adalah hadiah yang bisa saya berikan kepada mereka yang tetap mendukung saya berkiprah di bidang ini," kata anak dari pasangan Dewa Nyoman Gede Rijaya dan Dewa Ayu Putri ini.
Berada di posisi dua besar menghantarkan anak kedua dari tiga bersaudara ini mendapat beasiswa S2 pada sebuah perguruan tinggi di Jakarta. Sayang Devi belum berpikir mengambil jurusan apa nantinya, karena ia sedang menjalani pendidikan pasca sarjana di jurusan management Universitas Udayana (Unud).
Saat ini, peserta PPI di pulangkan ke daerah masing-masing, termasuk para pemenang. Bila panitia memanggil untuk tinggal di ibukota, Devi siap menjalaninya.
Sebelum pulang, masing-masing peserta PPI memberikan cendera mata pada 1 Oktober kemarin. Perempuan kelahiran Banjar Margaya, Denpasar Barat 29 Januari 1994 ini memberikan souvenir bertuliskan Bali.
Ada tas, jepit bunga dan gantungan kunci. Rata-rata teman Devi sangat menyukai oleh-oleh tersebut. "Souvenir di bagikan saat paginya, sebelum perpisahan. Respon temen-temen semua baik, karena souvenir yang Devi berikan memang khas Bali mulai dari tas, jepit bunga dan gantungan kunci bertuliskan BALI," jelas Devi. k22
"Tugas saya sama seperti putri lainnya yaitu membantu mempromosikan pariwisata. Namun, karena mendapat gelar Miss Culinary Tourism, jadi lebih mempromosikan tentang berbagai kuliner atau makanan khas daerah yang kiranya bisa dipromosikan ke para wisatawan sehingga makanan khas kita semakin dikenal," ujar Devi kepada NusaBali, Senin (3/10).
Menurut Devi, untuk mempromosikan kuliner tidak bisa sembarangan. Melainkan harus benar-benar memasarkan kuliner daerah dengan baik, terutama bisa masuk ke semua kalangan. Oleh karena itu, ia masih mereview kuliner mana saja yang menarik untuk di promosikan. "Kuliner Bali termasuk yang bisa dipromosikan, karena ada kuliner khasnya seperti Ayam Betutu," jelas Devi.
Ia menilai, apa yang dia capai di ajang PPI sebagai langkah awal dalam menata hidup ke depan agar kelak bisa terus mengukir prestasi.
"Saya tidak mendapat hadiah khusus dari orangtua atas keberhasilan saya menjadi Runner Up I. Justru ini adalah hadiah yang bisa saya berikan kepada mereka yang tetap mendukung saya berkiprah di bidang ini," kata anak dari pasangan Dewa Nyoman Gede Rijaya dan Dewa Ayu Putri ini.
Berada di posisi dua besar menghantarkan anak kedua dari tiga bersaudara ini mendapat beasiswa S2 pada sebuah perguruan tinggi di Jakarta. Sayang Devi belum berpikir mengambil jurusan apa nantinya, karena ia sedang menjalani pendidikan pasca sarjana di jurusan management Universitas Udayana (Unud).
Saat ini, peserta PPI di pulangkan ke daerah masing-masing, termasuk para pemenang. Bila panitia memanggil untuk tinggal di ibukota, Devi siap menjalaninya.
Sebelum pulang, masing-masing peserta PPI memberikan cendera mata pada 1 Oktober kemarin. Perempuan kelahiran Banjar Margaya, Denpasar Barat 29 Januari 1994 ini memberikan souvenir bertuliskan Bali.
Ada tas, jepit bunga dan gantungan kunci. Rata-rata teman Devi sangat menyukai oleh-oleh tersebut. "Souvenir di bagikan saat paginya, sebelum perpisahan. Respon temen-temen semua baik, karena souvenir yang Devi berikan memang khas Bali mulai dari tas, jepit bunga dan gantungan kunci bertuliskan BALI," jelas Devi. k22
Komentar