Bajang Jegeg Jualan Nasi Jinggo 'Ayam Kampus'
DENPASAR, NusaBali
Sejak pagi pukul 07.00 hingga pukul 11.00 Wita, seorang gadis penjual nasi jinggo dengan sibuknya melayani pembeli yang datang silih berganti.
Aktivitasnya ini diselingi dengan sesekali menata dagangannya berupa nasi jinggo dalam keranjang di atas sepeda motor Yamaha dt100 yang dibawanya. Kegiatan ini dapat dijumpai setiap hari di persimpangan antara Jalan Segara Ayu dan Jalan Danau Toba, Banjar Sindu Kaja, Sanur, Denpasar Selatan.
Dialah Intan Indah Sari, pedagang nasi jinggo jegeg yang belakangan ini viral di dunia maya lantaran berjualan nasi jinggo dengan label ‘Ayam Kampus’. Tak sedikit netizen yang penasaran dengan sosok penjual nasi jinggo ini. Sebab, jika dilihat dari media sosialnya, Intan ternyata adalah seorang selebgram dengan pengikut sebanyak 74 ribu lebih.
Namun dibalik itu semua, Intan sebenarnya sempat bekerja di salah satu agensi travel, sebelum ikut dirumahkan karena pandemi Covid-19. Inilah yang membuatnya banting setir berjualan nasi jinggo. “Sekarang kan Covid. Saya juga travel agent dirumahkan. Jadinya mau tidak mau inisiatiflah untuk jual nasi,” ujarnya di sela-sela aktivitasnya berjualan, Sabtu (8/8).
Aktivitas ini telah dilakukannya sudah selama sebulan. Nasi jinggo yang dijualnya dibuat oleh kakaknya, yang kemudian dijual di dua lokasi. Satunya yang berlokasi di Pantai Sindhu dan satunya lagi oleh Intan Indah Sari di lokasi yang biasa disebut pengkolan Segara Ayu. Saat ini, dari 100 bungkus nasi jinggo yang dibuat, Intan menjual sekitar 80 bungkus yang selalu laris.
Label nama 'Ayam Kampus' untuk jualannya dan juga cara berjualan yang mengunakan motor yang tak biasa ini, dilakukan agar berbeda dengan dagang-dagang nasi jinggo lainnya. “Biar sama-sama menarik. Motornya menarik, namanya juga menarik, harganya juga murah,” lanjut jegeg berusia 22 tahun ini.
Sebagai seorang selebgram yang menjadi semacam tokoh publik di mata netizen, masyarakat mungkin terpatri pada sosok anak muda milenial dengan gaya hidup mewah di media sosial. Juga, nama ‘Ayam Kampus’ sendiri agak menyentil. Julukan ayam kampus sendiri di masyarakat memiliki konotasi negatif.
Namun bagi Intan, label ‘Nasi Jinggo Ayam Kampus’ ini lebih pada tujuannya untuk menarik perhatian dan sebagai bahan bercanda. Juga, Intan tidak merasa malu untuk berjualan nasi di pinggir jalan. Dirinya mengambil sisi positif kegiatan berjualannya ini, yang menghasilkan uang dengan cara yang benar dan tidak merugikan orang lain.
Adapun beberapa varian nasi jinggo yang dijual, yaitu nasi jinggo dengan isian ayam, babi, dan pindang. Semua menu ini, dijual dengan harga Rp 6.000 hingga Rp 7.000. “Nasi pindang ini menu baru kita. Dulu kita cuma jual yang babi sama ayam. Kalau yang pindang baru banget produksi hari ini, mau coba yang baru. Karena kan banyak yang nanya (menu) ikan ada atau tidak. Makanya saya inisiatif mau buat yang pindang,” terangnya.
Rata-rata, pembeli sudah mulai berdatangan sejak pagi. Intan menyebutkan, rata-rata pembeli yang datang pagi-pagi merupakan warga sekitar yang berolahraga lalu menyempatkan untuk mampir. Menjelang siang di atas pukul 09.00 Witq, barulah pembeli yang datang didominasi oleh anak-anak muda. *cr74
Komentar