Tim Gabungan Kerahkan 28 Personel Susur Pantai Sepanjang 3 Kilometer
Area Pencarian Nelayan Kedonganan yang Hilang Diperluas
MANGUPURA, NusaBali
Petugas gabungan dari Basarnas, TNI AL, Polri, dan unsur SAR melakukan pencarian hari kedua terhadap nelayan yang hilang dihantam ombak di perairan Kedonganan, Kecamatan Kuta, Badung.
Dalam pencarian pada Senin (10/8), sebanyak 28 personel dikerahkan untuk melakukan penyisiran di radius 3 kilometer dari lokasi jukung tenggelam. Selain itu, belasan personel juga menyusuri radius 3 km di sepanjang pesisir pantai. Namun, nelayan asal Makassar tersebut belum ditemukan.
Kepala Basarnas Denpasar I Gede Darmada, menerangkan pencarian hari kedua terhadap nelayan bernama Hengel, 35, itu dilakukan oleh puluhan potensi SAR. Pihaknya mengerahkan 12 personel, Pol Air 7 personel, TNI AL 1 personel, Syahbandar Kedonganan 1 personel, serta potensi SAR sebanyak 7 orang. Selain itu, ada juga pencarian oleh nelayan dan keluarga korban. Dalam pencarian hari kedua, seluruh potensi SAR yang terlibat melakukan pencarian mulai titik jukung tenggelam yakni 100 meter ujung landasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, hingga radius 3 km. “Dalam pencarian dari Senin pagi hingga sore, semua unsur yang terlibat belum menemukan tanda-tanda keberadaan korban,” ujar Darmada, Senin (10/8) sore.
Selain melakukan pencarian di laut, pihaknya juga mengerahkan tim khusus untuk melakukan penyisiran sepanjang pantai selatan dalam radius 3 km. Dalam proses pencarian, kondisi cuaca tergolong baik dan gelombang juga tidak terlalu besar.
“Karena belum ditemukan, besok (hari ini) kami akan kerahkan lagi tim untuk pencarian. Untuk kekuatan personel, kami kerahkan 28 orang. Apakah ada tambahan peralatan atau personel, itu tergantung situasi di lapangan. Tapi, kita maksimalkan lagi pencarian hari ketiga besok (hari ini) dan berharap korban bisa ditemukan,” kata Darmada.
Sebelumnya diberitakan, musibah menimpa dua orang nelayan Kedonganan, Kecamatan Kuta, saat pulang usai mencari ikan di laut lepas. Jukung yang dinaiki kedua nelayan, Hengel, 35, dan Atoh, 30, dihantam ombak di perairan Kedonganan tepatnya sebelah barat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, pada Minggu (9/8) dinihari. Akibatnya, Hengel hilang dan masih dilakukan pencarian. Sementara, Atoh berhasil selamat dengan cara berenang hingga ke pantai menggunakan pelampung kecil.
Insiden yang menimpa dua nelayan ini berawal saat keduanya melaut menggunakan jukung fiber dengan dua katir. Kedua nelayan asal Makassar yang kini tinggal di Kedonganan itu berangkat melaut pada Sabtu (8/8) sekitar pukul 16.00 Wita menuju perairan Canggu, Kecamatan Kuta Utara. Kemudian, pada Minggu (9/8) pukul 03.30 Wita, dua nelayan itu hendak pulang. Namun dalam perjalanan, jukung yang ditumpangi keduanya dihantam ombak besar saat melintas sekitar 100 meter di barat Bandara Ngurah Rai. Akibatnya, jukung yang berbahan dasar fiber itu pecah dan tenggelam.
“Kemudian, jukung langsung tenggelam. Kedua nelayan itu berusaha mencari peralatan yang bisa digunakan (untuk menyelamatkan diri, Red), dan ditemukan satu pelampung,” ungkap sumber di kepolisian, Minggu (9/8) malam.
Sesaat setelah jukung tenggelam, kedua nelayan tersebut berenang berdekatan. Namun satu orang saja yang menggunakan pelampung ukuran kecil yakni Atoh. Sementara, Hegel berenang sambil berpegangan pada rekannya itu lantaran tidak memiliki pelampung.
Menurut sumber tadi, selama beberapa menit kedua nelayan itu berenang bersama. Namun, ombak yang cukup besar menyebabkan keduanya terpisah. 7 dar
Kepala Basarnas Denpasar I Gede Darmada, menerangkan pencarian hari kedua terhadap nelayan bernama Hengel, 35, itu dilakukan oleh puluhan potensi SAR. Pihaknya mengerahkan 12 personel, Pol Air 7 personel, TNI AL 1 personel, Syahbandar Kedonganan 1 personel, serta potensi SAR sebanyak 7 orang. Selain itu, ada juga pencarian oleh nelayan dan keluarga korban. Dalam pencarian hari kedua, seluruh potensi SAR yang terlibat melakukan pencarian mulai titik jukung tenggelam yakni 100 meter ujung landasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, hingga radius 3 km. “Dalam pencarian dari Senin pagi hingga sore, semua unsur yang terlibat belum menemukan tanda-tanda keberadaan korban,” ujar Darmada, Senin (10/8) sore.
Selain melakukan pencarian di laut, pihaknya juga mengerahkan tim khusus untuk melakukan penyisiran sepanjang pantai selatan dalam radius 3 km. Dalam proses pencarian, kondisi cuaca tergolong baik dan gelombang juga tidak terlalu besar.
“Karena belum ditemukan, besok (hari ini) kami akan kerahkan lagi tim untuk pencarian. Untuk kekuatan personel, kami kerahkan 28 orang. Apakah ada tambahan peralatan atau personel, itu tergantung situasi di lapangan. Tapi, kita maksimalkan lagi pencarian hari ketiga besok (hari ini) dan berharap korban bisa ditemukan,” kata Darmada.
Sebelumnya diberitakan, musibah menimpa dua orang nelayan Kedonganan, Kecamatan Kuta, saat pulang usai mencari ikan di laut lepas. Jukung yang dinaiki kedua nelayan, Hengel, 35, dan Atoh, 30, dihantam ombak di perairan Kedonganan tepatnya sebelah barat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, pada Minggu (9/8) dinihari. Akibatnya, Hengel hilang dan masih dilakukan pencarian. Sementara, Atoh berhasil selamat dengan cara berenang hingga ke pantai menggunakan pelampung kecil.
Insiden yang menimpa dua nelayan ini berawal saat keduanya melaut menggunakan jukung fiber dengan dua katir. Kedua nelayan asal Makassar yang kini tinggal di Kedonganan itu berangkat melaut pada Sabtu (8/8) sekitar pukul 16.00 Wita menuju perairan Canggu, Kecamatan Kuta Utara. Kemudian, pada Minggu (9/8) pukul 03.30 Wita, dua nelayan itu hendak pulang. Namun dalam perjalanan, jukung yang ditumpangi keduanya dihantam ombak besar saat melintas sekitar 100 meter di barat Bandara Ngurah Rai. Akibatnya, jukung yang berbahan dasar fiber itu pecah dan tenggelam.
“Kemudian, jukung langsung tenggelam. Kedua nelayan itu berusaha mencari peralatan yang bisa digunakan (untuk menyelamatkan diri, Red), dan ditemukan satu pelampung,” ungkap sumber di kepolisian, Minggu (9/8) malam.
Sesaat setelah jukung tenggelam, kedua nelayan tersebut berenang berdekatan. Namun satu orang saja yang menggunakan pelampung ukuran kecil yakni Atoh. Sementara, Hegel berenang sambil berpegangan pada rekannya itu lantaran tidak memiliki pelampung.
Menurut sumber tadi, selama beberapa menit kedua nelayan itu berenang bersama. Namun, ombak yang cukup besar menyebabkan keduanya terpisah. 7 dar
1
Komentar