Dua Batalyon Prajurit Kodam IX/Udayana Kembali ke Pangkalan
DENPASAR, NusaBali
Dua Batalyon prajurit Kodam IX/Udayana Satgas Pamtas RI-RDTL tahun 2019/2020 kembali ke home base (pangkalan) masing-masing, Senin (10/8).
Upacara pelepasan terhadap ratusan prajurit tersebut dilaksanakan di Lapangan Mako Lantamal VII Kupang. Ratusan prajurit yang kembali ke home base ini berasal dari Yonif Raider 142/Ksatria Jaya dan Yonif 132/Bima Sakti.
Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Kurnia Dewantara, saat upacara pelepasan yang dihadirinya secara langsung kemarin menekankan kepada para prajurit bahwa akhir dari tugas jaga perbatasan Indonesia dan Timor Leste itu merupakan awal dari tugas baru. Para prajurit diminta untuk tidak larut dalam kegembiraan. Dia meminta agar prajuritnya untuk meningkatkan kesiapsiagaan operasi.
"Bagi seorang kesatria pelindung rakyat, bangsa dan negara, akhir dari suatu tugas adalah awal dari tugas berikutnya. Untuk itu, setelah upacara pelepasan ini, agar seluruh prajurit tidak terlalu larut dalam kegembiraan yang berlebihan. 11 bulan jaga perbatasan kalian memiliki banyak pengalaman untuk meningkatkan profesionalisme keprajuritan," tekan Pangdam.
Sementara itu Kapendam IX/Udayana, Kolonel Kav Jonny Harianto, mengungkapkan bahwa kontribusi Satgas kepada masyarakat di sekitar perbatasan seperti melaksanakan kegiatan binter terbatas, karya bakti, bakti sosial, pengobatan massal, pembagian sembako, dan berbagai kegiatan kemasyarakatan lainnya sangat dirasakan manfaatnya.
"Salah satunya juga seperti yang telah dilaksanakan Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonif 132/Bima Sakti. Selama 11 bulan bertugas mereka berhasil membuat jembatan penghubung antar Desa Noepesu di Kabupaten TTU dengan Desa Bonleu di Kabupaten TTS. Dengan jembatan itu mempermudah masyarakat untuk melaksanakan aktivitas," ungkap Kapendam.
Selain berhasil membangun jembatan para prajurit juga berhasil mencegah pelintas batas ilegal dan mendapatkan beberapa pucuk senjata pabrikan dan rakitan serta berbagai jenis amunisi. Adapun hasil penggagalan penyelundupan yakni 2.460 liter BBM, 43 dus tembakau Shag, 80 kilogram pupuk petroganik, 5 dus Miras OB dan 19 dus Miras DS serta berbagai barang-barang selundupan lainnya.
"Selama 11 bulan para prajurit ini tidak hanya tugas jaga perbatasan tetapi juga melaksanakan berbagai kegiatan. Tentunya kegiatan sosial yang mereka lakukan dapat membantu kebutuhan masyarakat setempat," tutur Kapendam.
Dalam rangkaian upacara pelepasan kemarin ungkap Kapendam juga diadakan pemusnahan barang bukti senjata api, amunisi, dan bahan peledak. Ada 20 pucuk senjata springfield, 5 pucuk senjata rakitan laras panjang, 1 pucuk senjata rakitan laras pendek, 1 buah magazen US 45, 5 butir amunisi kaliber 45 mm, 1 butir amunisi kaliber 38 mm, 1 butir amunisi kaliber 9 mm, 15 butir amunisi kaliber 7.62 mm, dan 47 butir amunisi kaliber 5.56 mm. *pol
Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Kurnia Dewantara, saat upacara pelepasan yang dihadirinya secara langsung kemarin menekankan kepada para prajurit bahwa akhir dari tugas jaga perbatasan Indonesia dan Timor Leste itu merupakan awal dari tugas baru. Para prajurit diminta untuk tidak larut dalam kegembiraan. Dia meminta agar prajuritnya untuk meningkatkan kesiapsiagaan operasi.
"Bagi seorang kesatria pelindung rakyat, bangsa dan negara, akhir dari suatu tugas adalah awal dari tugas berikutnya. Untuk itu, setelah upacara pelepasan ini, agar seluruh prajurit tidak terlalu larut dalam kegembiraan yang berlebihan. 11 bulan jaga perbatasan kalian memiliki banyak pengalaman untuk meningkatkan profesionalisme keprajuritan," tekan Pangdam.
Sementara itu Kapendam IX/Udayana, Kolonel Kav Jonny Harianto, mengungkapkan bahwa kontribusi Satgas kepada masyarakat di sekitar perbatasan seperti melaksanakan kegiatan binter terbatas, karya bakti, bakti sosial, pengobatan massal, pembagian sembako, dan berbagai kegiatan kemasyarakatan lainnya sangat dirasakan manfaatnya.
"Salah satunya juga seperti yang telah dilaksanakan Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonif 132/Bima Sakti. Selama 11 bulan bertugas mereka berhasil membuat jembatan penghubung antar Desa Noepesu di Kabupaten TTU dengan Desa Bonleu di Kabupaten TTS. Dengan jembatan itu mempermudah masyarakat untuk melaksanakan aktivitas," ungkap Kapendam.
Selain berhasil membangun jembatan para prajurit juga berhasil mencegah pelintas batas ilegal dan mendapatkan beberapa pucuk senjata pabrikan dan rakitan serta berbagai jenis amunisi. Adapun hasil penggagalan penyelundupan yakni 2.460 liter BBM, 43 dus tembakau Shag, 80 kilogram pupuk petroganik, 5 dus Miras OB dan 19 dus Miras DS serta berbagai barang-barang selundupan lainnya.
"Selama 11 bulan para prajurit ini tidak hanya tugas jaga perbatasan tetapi juga melaksanakan berbagai kegiatan. Tentunya kegiatan sosial yang mereka lakukan dapat membantu kebutuhan masyarakat setempat," tutur Kapendam.
Dalam rangkaian upacara pelepasan kemarin ungkap Kapendam juga diadakan pemusnahan barang bukti senjata api, amunisi, dan bahan peledak. Ada 20 pucuk senjata springfield, 5 pucuk senjata rakitan laras panjang, 1 pucuk senjata rakitan laras pendek, 1 buah magazen US 45, 5 butir amunisi kaliber 45 mm, 1 butir amunisi kaliber 38 mm, 1 butir amunisi kaliber 9 mm, 15 butir amunisi kaliber 7.62 mm, dan 47 butir amunisi kaliber 5.56 mm. *pol
1
Komentar