Bale Pelik Pura Dadia Terbakar
Palinggih Bale Pelik di Pura Dadia Merik Sumirik, Semeton Tangkas Kori Agung, di Banjar Dukuh, Desa Pakraman Gelgel, Kecamatan/Kabupaten Klungkung, terbakar, Selasa (4/9) siang.
SEMARAPURA, NusaBali
Api diduga dari percikan api las, saat tukang las memasang kerangka besi di utama mandala (jeroan) pura setempat.
Munculnya api ini membuat krama pangempon geger dan lansung berupaya memadamkan api dengan melakukan penyiraman. Tak berselang lama, empat unit pemadam kabakaran (Damkar) dan satu unit mebil rescue Pemkab Klungkung dikerahkan ke lokasi. Informasi di lapangan, peristiwa kebakaran tersebut bermula saat seorang tukang las, Eko Agus Susanto,30, ngelas kerangka besi di jeroan pura, tepatnya di sisi timur Bale Belik. Untuk menghindari api las menyambar ijuk palinggih, Susanto juga memasang tirplek untuk menghalau percikan api.
Namun, karena tiupan angin cukup kencang maka percikan api berterbangan hingga menjalar ke atap ijuk Bale Pelik. Kondisi ini tidak disadari oleh Eko, kemudian dia turun untuk mengambil perlengkapan lainnya. Di saat yang bersamaan seorang pangempon Pura Dadia Merik Sumirik I Ketut Sudiarta, masuk ke jeroan pura untuk mengecek tukang. “Dia (Sudiarta) sangat kaget melihat kemunculan asap pekat di Palinggih Bale Pelik, sekitar pukul 11.00 Wita,” ujar Kelian Pangempon Pura Bale Pelik I Wayan Murtika Runa, kepada NusaBali.
Kata dia, krama pangempon yang kebetulan tengah ngayah di areal Jaba Pura langsung bergegas ke jeroan untuk memadamkan api dengan siraman air. Dikhawatirkan api akan cepat menjalar, mengingat antara palinggih yang sebagaian menggunakan atap ijuk ini cukup berdekatan. Beruntung, beberapa menit kemudian petugas damkar turun untuk menjinakkan api. ”Api berhasil dipadamkan 15 menit kemudian,” terang Kelian Runa. Kerugian ditafsir mencapai Rp 25 juta.
Atas kasus tersebut, krama pangempon yang berjumlah 15 kepala keluarga (KK) dari Banjar Ambengan, Desa Tangkas, Kecamatan Klungkung, akan menggelar upaya niskala yakni dengan nunas baos kepada orang pintar. Karena dua bulan kemudian di Pura Dadia ini akan digelar Karya Ngenteg Linggih, Buda Wage Menail, 30 November 2016. Untuk kasus ini tidak dilaporkan ke pihak kepolisian karena dianggap sebagai musibah karena faktor alam. “Saya tidak ada firasat apa pun sebelum kasus ini terjadi,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala BPDB Klungkung I Putu Widiada membenarkan peristiwa tersebut. Hal itu sudah mampu diatasi oleh Damkar Klungkung. Untuk bantuan pihaknya tengah mengusahakan, tentu dengan mekanisme dan prosedur yang berlaku salah satunya mengajukan proposal. “Nanti bisa dianggarkan lewat bansos tak terencana untuk penanggulangan bencana,” katanya. * wa
Munculnya api ini membuat krama pangempon geger dan lansung berupaya memadamkan api dengan melakukan penyiraman. Tak berselang lama, empat unit pemadam kabakaran (Damkar) dan satu unit mebil rescue Pemkab Klungkung dikerahkan ke lokasi. Informasi di lapangan, peristiwa kebakaran tersebut bermula saat seorang tukang las, Eko Agus Susanto,30, ngelas kerangka besi di jeroan pura, tepatnya di sisi timur Bale Belik. Untuk menghindari api las menyambar ijuk palinggih, Susanto juga memasang tirplek untuk menghalau percikan api.
Namun, karena tiupan angin cukup kencang maka percikan api berterbangan hingga menjalar ke atap ijuk Bale Pelik. Kondisi ini tidak disadari oleh Eko, kemudian dia turun untuk mengambil perlengkapan lainnya. Di saat yang bersamaan seorang pangempon Pura Dadia Merik Sumirik I Ketut Sudiarta, masuk ke jeroan pura untuk mengecek tukang. “Dia (Sudiarta) sangat kaget melihat kemunculan asap pekat di Palinggih Bale Pelik, sekitar pukul 11.00 Wita,” ujar Kelian Pangempon Pura Bale Pelik I Wayan Murtika Runa, kepada NusaBali.
Kata dia, krama pangempon yang kebetulan tengah ngayah di areal Jaba Pura langsung bergegas ke jeroan untuk memadamkan api dengan siraman air. Dikhawatirkan api akan cepat menjalar, mengingat antara palinggih yang sebagaian menggunakan atap ijuk ini cukup berdekatan. Beruntung, beberapa menit kemudian petugas damkar turun untuk menjinakkan api. ”Api berhasil dipadamkan 15 menit kemudian,” terang Kelian Runa. Kerugian ditafsir mencapai Rp 25 juta.
Atas kasus tersebut, krama pangempon yang berjumlah 15 kepala keluarga (KK) dari Banjar Ambengan, Desa Tangkas, Kecamatan Klungkung, akan menggelar upaya niskala yakni dengan nunas baos kepada orang pintar. Karena dua bulan kemudian di Pura Dadia ini akan digelar Karya Ngenteg Linggih, Buda Wage Menail, 30 November 2016. Untuk kasus ini tidak dilaporkan ke pihak kepolisian karena dianggap sebagai musibah karena faktor alam. “Saya tidak ada firasat apa pun sebelum kasus ini terjadi,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala BPDB Klungkung I Putu Widiada membenarkan peristiwa tersebut. Hal itu sudah mampu diatasi oleh Damkar Klungkung. Untuk bantuan pihaknya tengah mengusahakan, tentu dengan mekanisme dan prosedur yang berlaku salah satunya mengajukan proposal. “Nanti bisa dianggarkan lewat bansos tak terencana untuk penanggulangan bencana,” katanya. * wa
Komentar