Bendungan Tamblang Mampu Tampung 7,6 Juta Meter Kubik Air
Lakukan ground breaking Bendungan Tamblang, Gubernur Koster bersyukur karena berkat lobinya, sejumlah proyek besar di Bali tidak kena refocusing anggaran
SINGARAJA, NusaBali
Ground breaking (peletakan batu pertama) proyek Bendungan Tamblang yang berlokasi di perbatasan empat desa wilayah Kecamatan Sawan dan Kubutambahan, Buleleng Timur, telah dilakukan Gubernur Bali Wayan Koster, Rabu (12/8) pagi. Bendungan Tamblang ini dirancang berkapasitas 7,6 juta meter kubik air, yang kelak sebagai solusi mengatasi krisis air kawasan Buleleng Timur.
Ground breaking Bendungan Tamblang, Rabu kemarin, ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Gubernur Koster bersama Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, Kajati Bali Erbagtyo Rohan, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra, Ketua DPRD Buleleng I Gede Supriatna. Acara ground breaking juga dihadiri Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, Maryadi Utama.
Kendati ground breaking secara resmi baru dilakukan kemarin, namun proses pengerjaan Bendungan Tamblang sudah berjalan setahun. Pembangunan multiyers bendungan yang ditarget tuntas tahun 2022 ini, progresnya kini sudah mencapai 21,03 persen.
Proyek Bendungan Tamblang dengan anggaran sekitar Rp 840 miliar dari APBN, yang digarap PT Adi Jaya Pradana (pihak rekanan) ini, ber-ada di empat desa bertetangga perbatasan dua kecamatan kawasan Bule-leng Timur, yakni Desa Bebetin (Kecamatan Sawan), Desa Sawan (Keca-matan Sawan), Desa Bontihing (Kecamatan Kubutambahan), dan Desa Bila (Kecamatan Kubutambahan). Acara ground breaking, Rabu pagi sekitar pukul 10.00 Wita, dilakukan di lokasi bendungan kawasan Desa/Kecamatan Sawan.
Gubernur Koster mengatakan, Provinsi Bali harus bersyukur karena sejumlah pembangunan fisik berskala besar masih tetap bisa berjalan di tengah refocusing anggaran untuk penanganan pandemi Covid-19. Proyel berskala besar tersebut, antara lain, Bendungan Sidan (di perbatasan 6 desa bertetangga wilayah Kabupaten Bangli, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Badung), Shortcut Titik 7-8 da Titik 9-10 di kawas-an Kecamatan Sukasada (Buleleng), Penataan Tukad Unda di Klungkung, hingga Bendungan Tamblang ini.
Semua proyek berskala besar tersebut sama sekali tidak tersentuh refocusing (rasionalisasi) anggaran. Menurut Gubernur Koster, sejumlah proyek besar di Bali tersebut sumber dananya dari pemerintah pusat (APBN) mencapai total Rp 2 triliun.
“Ini saya bicara khusus dengan Menteri PUPR (Basoeki Hadimuljoenon, Red). Walaupun ada refocusing di tengah pandemi Covid-19, saya mohon program infrastruktur di Bali jangan sampai tertanggu. Sehingga ini dikawal betul, besar anggaran tetap. Bendungan Tamblang ini ditarget selesai tahun 2022 mendatang,” ujar Gubernur Koster.
Koster menyebutkan, Bendungan Tamblang yang sumber airnya dialirkan dari Tukad Daya di Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan ini menjadi program prioritas mengatasi permasalahan air bersih di Buleleng (Timur). Koster tidak menampik bahwa Buleleng Timur masih rutin mengalami masalah kesulitan air bersih di musim kemarau.
“Hampir seluruh wilayah Buleleng Timur (Kecamatan Tejakula, Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan Sawan) terutama yang di daerah atas, bermasalah dengan air. Termasuk desa saya di Desa Sembiran (Kecamatan Tejakula), juga sama. Sumbernya dari Bangli, ini yang sering menjadi masalah rebutan air. Makanya kami mendorong penyediaan air baku untuk air bersih, pertanian, dan indusri,” jelas Gu-bernur yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Koster pun mengapreasi proses pembangunan Bendungan Tamblang, yang berjalan hampir tanpa kendala. Progres pembangunan Bendungan Tamblang kini sudah mencapai 21,03 persen, mulai dari proses penetapan lokasi (Penlok) hingga pembebasan lahan yang mendapat dukungan penuh masyarakat di empat desa bertetangga.
Hanya saja, Koster meminta pihak rekanan agar lebih mengintensifkan koordinasi dan komunikasi dengan subak-subak yang juga memanfaatkan air dari Tukad Daya di Desa Tamblang. Ada 7 subak yang melayangkan surat terkait pemanfaatan air Tukad Daya tersebut, yang intinya minta agar saluran irigasi mereka tidak sampai tertutup lumpur galian. Termasuk juga harus ada pemasangan papan proyek yang berisikan informasi terkait transparansi pembangunan Bendungan Tamblang.
Dalam kesempatan itu, Koster juga berpesan kepada Pemkab Buleleng dan masyarakat agar tetap menjaga keberlanjutan sumber air, dengan melakukan penghijauan di sekitar Bendungan Tamblang. Dengan begitu, proyek bendungan yang menelan anggaran Rp 840 miliar ini tidak mubazir gara-gara ketersediaan airnya terbatas.
“Semua wilayah air dijaga dengan baik untuk memastikan bendungan tetap berisi air. Jangan samapi bendungan baru 10 tahun, sudah kering. Kasihan, karena investasinya cukup besar. Ini menjadi tanggung jawab bersama,” jelas putra terbaik Buleleng yang sempat tiga periode duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali (2004-2009, 2009-2014, 2014-2018) ini.
Sementara itu, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, Maryadi Utama, dalam sambutannya mengatakan pembangunan Bendungan Tamblang menjadi program prioritas pemerintah pusat, melihat kebutuhan air baku di Buleleng yang masih defisit. Hal itu karena pertumbuhan penduduk dan perkembangan pariwisata yang pesat tidak sebanding dengan kebutuhan air domestik.
Menurut Maryadi, kapasitas produksi air baku eksisting di Buleleng tahun 2019 hanya 0,93 meter kubik per detik. Jumlah tersebut jauh dari kebutuhan air baku sebesar 2,97 meter kubik per detik, sehingga kebutuhan air di Buleleng masih defisit 1,14 meter kubik per detik.
“Kondisi ini mengharuskan Buleleng memiliki sumber air baku. Salah satu solusinya adalah Bendungan Tamblang ini,” jelas Maryadi, yang kemarin hadir mewakili Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Jarot Widyoko, dalam acara ground breaking Bendungan Tamblang.
Maryadi menyebutkan, progres pembangunan Bendungan Tamblang hingga saat ini sudah mencapai 21,03 persen. Pergerakan proyek pun disebut positif 0,03 persen dari target progress yang ditentukan, mulai pembebasan lahan, penyiapan lahan, pembangunan terowongan pengelak sepanjang 31 meter, dan pembangunan spillway.
Di atas lahan seluas 73,60 hektare akan dibangun bendungan dengan tinggi 68 meter dan luas 358,585 meter persegi, sehingga Bendungan Tamblang dapat menampung air sebanyak 7,6 juta meter kubik. Bendungan Tamblang yang sumber airnya berasal dari Tukad Daya di Desa Tamblang, dirancang untuk pengembangan air baku 510 meter kubik per detik, pembangkit listrik 0,5 Wegawatt (MW), untuk penga-iran irigasi 588 hektare lahan pertanian di Kecamatan Sawan dan Kecamatan Kubutambahan, pengembangan pariwisata, dan konservasi sumber daya air.
Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengapresiasi langkah Gubernur Koster yang telah membangun Bali secara konprehensif dari hulu hingga hilir, menyentuh semua sektor termasuk pertanian dengan dukungan pengadaan air baku di Gumi Panji Sakti. Agus Suradnyana menjelaskan, permasalahan air di Buleleng memang sangat krusial, karena topografi wilayah yang nyegara gunung.
“Keberadaan Bendungan Tamblang ini akan kita jaga secara berkelanjutan, agar tidak mubazir. Konstruksi tanah yang ada di bawah kalau ada air, subur-subur sekali, sehingga bendungan ini bisa mendongkrak produksi pertanian Buleleng yang kini berfokus pada peningkatan kualitas produk pertanian lokal,” jelas Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng ini. *k23
Ground breaking (peletakan batu pertama) proyek Bendungan Tamblang yang berlokasi di perbatasan empat desa wilayah Kecamatan Sawan dan Kubutambahan, Buleleng Timur, telah dilakukan Gubernur Bali Wayan Koster, Rabu (12/8) pagi. Bendungan Tamblang ini dirancang berkapasitas 7,6 juta meter kubik air, yang kelak sebagai solusi mengatasi krisis air kawasan Buleleng Timur.
Ground breaking Bendungan Tamblang, Rabu kemarin, ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Gubernur Koster bersama Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, Kajati Bali Erbagtyo Rohan, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra, Ketua DPRD Buleleng I Gede Supriatna. Acara ground breaking juga dihadiri Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, Maryadi Utama.
Kendati ground breaking secara resmi baru dilakukan kemarin, namun proses pengerjaan Bendungan Tamblang sudah berjalan setahun. Pembangunan multiyers bendungan yang ditarget tuntas tahun 2022 ini, progresnya kini sudah mencapai 21,03 persen.
Proyek Bendungan Tamblang dengan anggaran sekitar Rp 840 miliar dari APBN, yang digarap PT Adi Jaya Pradana (pihak rekanan) ini, ber-ada di empat desa bertetangga perbatasan dua kecamatan kawasan Bule-leng Timur, yakni Desa Bebetin (Kecamatan Sawan), Desa Sawan (Keca-matan Sawan), Desa Bontihing (Kecamatan Kubutambahan), dan Desa Bila (Kecamatan Kubutambahan). Acara ground breaking, Rabu pagi sekitar pukul 10.00 Wita, dilakukan di lokasi bendungan kawasan Desa/Kecamatan Sawan.
Gubernur Koster mengatakan, Provinsi Bali harus bersyukur karena sejumlah pembangunan fisik berskala besar masih tetap bisa berjalan di tengah refocusing anggaran untuk penanganan pandemi Covid-19. Proyel berskala besar tersebut, antara lain, Bendungan Sidan (di perbatasan 6 desa bertetangga wilayah Kabupaten Bangli, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Badung), Shortcut Titik 7-8 da Titik 9-10 di kawas-an Kecamatan Sukasada (Buleleng), Penataan Tukad Unda di Klungkung, hingga Bendungan Tamblang ini.
Semua proyek berskala besar tersebut sama sekali tidak tersentuh refocusing (rasionalisasi) anggaran. Menurut Gubernur Koster, sejumlah proyek besar di Bali tersebut sumber dananya dari pemerintah pusat (APBN) mencapai total Rp 2 triliun.
“Ini saya bicara khusus dengan Menteri PUPR (Basoeki Hadimuljoenon, Red). Walaupun ada refocusing di tengah pandemi Covid-19, saya mohon program infrastruktur di Bali jangan sampai tertanggu. Sehingga ini dikawal betul, besar anggaran tetap. Bendungan Tamblang ini ditarget selesai tahun 2022 mendatang,” ujar Gubernur Koster.
Koster menyebutkan, Bendungan Tamblang yang sumber airnya dialirkan dari Tukad Daya di Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan ini menjadi program prioritas mengatasi permasalahan air bersih di Buleleng (Timur). Koster tidak menampik bahwa Buleleng Timur masih rutin mengalami masalah kesulitan air bersih di musim kemarau.
“Hampir seluruh wilayah Buleleng Timur (Kecamatan Tejakula, Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan Sawan) terutama yang di daerah atas, bermasalah dengan air. Termasuk desa saya di Desa Sembiran (Kecamatan Tejakula), juga sama. Sumbernya dari Bangli, ini yang sering menjadi masalah rebutan air. Makanya kami mendorong penyediaan air baku untuk air bersih, pertanian, dan indusri,” jelas Gu-bernur yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Koster pun mengapreasi proses pembangunan Bendungan Tamblang, yang berjalan hampir tanpa kendala. Progres pembangunan Bendungan Tamblang kini sudah mencapai 21,03 persen, mulai dari proses penetapan lokasi (Penlok) hingga pembebasan lahan yang mendapat dukungan penuh masyarakat di empat desa bertetangga.
Hanya saja, Koster meminta pihak rekanan agar lebih mengintensifkan koordinasi dan komunikasi dengan subak-subak yang juga memanfaatkan air dari Tukad Daya di Desa Tamblang. Ada 7 subak yang melayangkan surat terkait pemanfaatan air Tukad Daya tersebut, yang intinya minta agar saluran irigasi mereka tidak sampai tertutup lumpur galian. Termasuk juga harus ada pemasangan papan proyek yang berisikan informasi terkait transparansi pembangunan Bendungan Tamblang.
Dalam kesempatan itu, Koster juga berpesan kepada Pemkab Buleleng dan masyarakat agar tetap menjaga keberlanjutan sumber air, dengan melakukan penghijauan di sekitar Bendungan Tamblang. Dengan begitu, proyek bendungan yang menelan anggaran Rp 840 miliar ini tidak mubazir gara-gara ketersediaan airnya terbatas.
“Semua wilayah air dijaga dengan baik untuk memastikan bendungan tetap berisi air. Jangan samapi bendungan baru 10 tahun, sudah kering. Kasihan, karena investasinya cukup besar. Ini menjadi tanggung jawab bersama,” jelas putra terbaik Buleleng yang sempat tiga periode duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali (2004-2009, 2009-2014, 2014-2018) ini.
Sementara itu, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, Maryadi Utama, dalam sambutannya mengatakan pembangunan Bendungan Tamblang menjadi program prioritas pemerintah pusat, melihat kebutuhan air baku di Buleleng yang masih defisit. Hal itu karena pertumbuhan penduduk dan perkembangan pariwisata yang pesat tidak sebanding dengan kebutuhan air domestik.
Menurut Maryadi, kapasitas produksi air baku eksisting di Buleleng tahun 2019 hanya 0,93 meter kubik per detik. Jumlah tersebut jauh dari kebutuhan air baku sebesar 2,97 meter kubik per detik, sehingga kebutuhan air di Buleleng masih defisit 1,14 meter kubik per detik.
“Kondisi ini mengharuskan Buleleng memiliki sumber air baku. Salah satu solusinya adalah Bendungan Tamblang ini,” jelas Maryadi, yang kemarin hadir mewakili Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Jarot Widyoko, dalam acara ground breaking Bendungan Tamblang.
Maryadi menyebutkan, progres pembangunan Bendungan Tamblang hingga saat ini sudah mencapai 21,03 persen. Pergerakan proyek pun disebut positif 0,03 persen dari target progress yang ditentukan, mulai pembebasan lahan, penyiapan lahan, pembangunan terowongan pengelak sepanjang 31 meter, dan pembangunan spillway.
Di atas lahan seluas 73,60 hektare akan dibangun bendungan dengan tinggi 68 meter dan luas 358,585 meter persegi, sehingga Bendungan Tamblang dapat menampung air sebanyak 7,6 juta meter kubik. Bendungan Tamblang yang sumber airnya berasal dari Tukad Daya di Desa Tamblang, dirancang untuk pengembangan air baku 510 meter kubik per detik, pembangkit listrik 0,5 Wegawatt (MW), untuk penga-iran irigasi 588 hektare lahan pertanian di Kecamatan Sawan dan Kecamatan Kubutambahan, pengembangan pariwisata, dan konservasi sumber daya air.
Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengapresiasi langkah Gubernur Koster yang telah membangun Bali secara konprehensif dari hulu hingga hilir, menyentuh semua sektor termasuk pertanian dengan dukungan pengadaan air baku di Gumi Panji Sakti. Agus Suradnyana menjelaskan, permasalahan air di Buleleng memang sangat krusial, karena topografi wilayah yang nyegara gunung.
“Keberadaan Bendungan Tamblang ini akan kita jaga secara berkelanjutan, agar tidak mubazir. Konstruksi tanah yang ada di bawah kalau ada air, subur-subur sekali, sehingga bendungan ini bisa mendongkrak produksi pertanian Buleleng yang kini berfokus pada peningkatan kualitas produk pertanian lokal,” jelas Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng ini. *k23
Komentar