Pabrik Ikan Buang Limbah ke Sungai, Warga Protes
Tiga pabrik pengolahan ikan membuang limbah di saluran sungai sekitar pemukiman warga di Banjar Tengah dan Banjar Puana, Desa Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara, Jembrana.
NEGARA, NusaBali
Warga pun kesal ‘dihadiahi’ bau busuk dari limbah cair tersebut. Selain itu, saat musim hujan air sungai yang terkontaminasi limbah meluber ke halaman rumah penduduk.
Menurut warga, ketiga pabrik di Desa Tegal Badeng Barat itu mulai buang limbah ke sungai sejak lima bulan lalu. Mereka buang limbah cair ke sungai setelah dilarang buang limbah ke laut yang berdampak pada kerusakan lingkungan. “Mereka bisa bangun pabrik, tapi kenapa mereka tidak menyediakan lahan khusus untuk limbah. Mereka hanya mementingkan usahanya tanpa pikirkan lingkungan sekitar,” keluh warga Banjar Puana, Mubasirin, 42, Kamis (19/11).
Sejak ketiga pabrik itu buang limbah ke sungai, warga mengaku sering bergotong-royong secara swadaya di sungai yang bermuara di Pantai Cupel itu. Mereka bergotong royong agar endapan limbah yang jadi padat tidak menyebabkan air meluber ke areal pekarangan warga, utamanya saat musim hujan.
Dikatakan, warga sudah sering mendatangi ketiga pabrik tersebut. Namun warga dibuat jengkel, terutama dari pabrik pengolahan ikan terbesar di desa tersebut. Meski pabrik itu telah memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), tetap saja cemari lingkungan. Sebab pabrik itu tak menyaring limbah sebelum dibuang ke sungai. Sekitar sebulan lalu, warga di dua banjar yang terdampak limbah merencanakan menutup saluran limbah pabrik tersebut. Namun dari pihak pabrik malah menantang untuk menempuh jalur hukum.
Warga pun mendesak Pemerintah Desa untuk mencarikan jalan keluar. Warga juga minta bantuan ke Bupati Jembrana I Putu Artha untuk tertibkan masalah limbah dari pabrik ikan. “Kami hanya menunggu. Mudah-mudahan segera ditindak tegas. Soalnya sudah beberapa kali tetap saja begini,” tambah Mubasirin.
Sementara Perbekel Tegalbadeng Barat, I Made Sudiana, dikonfirmasi Kamis kemarin, mengakui adanya warga protes limbah dari pabrik ikan. Ada sekitar 50 kepala keluarga yang terimbas bau limbah yang biasa menyengat pada malam hari. Namun pihaknya mengaku masih merasa dilematis terhadap keluhan limbah tersebut, karena ada sekitar 600 warganya yang bekerja di tiga pabrik tersebut.
Dikatakan, sudah sempat mengelar mediasi dengan kesepakatan dari pabrik untuk melakukan gotong-royong membersihkan saluran limbah sehingga tidak sampai meluber ke areal pekarangan warga. Pihaknya juga sudah sempat melapor ke Kantor Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (LHKP) Jembrana.
Komentar