Cegah Illegal Fishing, RI Ajak Kerjasama Negara ASEAN
Tiga Kapal Vietnam Ditangkap di Natuna Utara
DENPASAR, NusaBali
Menteri Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo menyatakan tidak ingin kucing-kucingan atau adu kuat menyangkut persoalan illegal fishing yang sering terjadi Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau.
Untuk itu pihaknya akan bertemu dengan para dubes negara-negara tetangga di kawasan ASEAN yang kapalnya sering ditangkap pihak KKP untuk membahas dan menawarkan opsi kerjasama sehingga illegal fishing tidak terjadi.
Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Edhy Prabowo kepada media di Pangkalan PSDKP Benoa, kawasan Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan, Rabu (12/8) sore menyusul ditangkapnya kapal jenis purse sein berbendera Vietnam yang melakukan illegal fishing di Perairan Natuna Utara pada Senin (10/8) lalu.
Penangkapan di wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 711 tersebut dilakukan Kapal Pengawasan Perikanan Orca III, KP Hiu 11 dan KP Hiu Macan Tutul 02 KKP. “Ke depan selayaknya akan ketemu dengan pemerintah Vietnam dan pemerintah negara tetangga yang setiap saat kita tangkap (kapalnya),” ujar Edhy Prabowo.
Sebagai sesama negara tetangga di ASEAN, Indonesia menjaga hubungan yang harmonis. Jangan sampai terus main kucing-kucingan atau adu kuat. Dikatakan dia ingin ke hal yang lebih teknis, sehingga illegal fishing tidak terjadi. “ Kami akan ajak bicaranya, maunya seperti apa. Yang jelas tidak akan mengurangi hak-hak nelayan Indonesia,” tegasnya.
Untuk itu ,Menteri Edhy Prabowo akan bertemu dengan dubes-dubes negara AsSEAN. Rencananya setelah peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-75, untuk menawarkan berbagai opsi kerjasama supaya illegal fishing tidak terjadi lagi.
Sebagai sesama negara tetangga di ASEAN, kompromi jauh lebih penting daripada saling kuat-kuatan. “ Memang hak kita jaga, kalau mereka tak mau ya sudah kita kuat-kuatan juga,” tegasnya.
Sementara tiga kapal berbendera Vietnam yang dilumpuhkan saat melakukan illegal fishing, pada Rabu kemarin dalam proses perjalanan menuju Pangkalan PSDKP Pontianak untuk pemeriksaan. Ketiga kapal tersebut yakni kapal lampu KH 95758 TS, kapal penangkap KH 98168 TS, kapal penampung atau pengangkut KH 91558 TS, dengan awal kapal 26 awak.
Kapasitasnya 98 GT untuk kapal purse sein sedang kapal lampu dan kapal pengangkut sama-sama 23 GT. Menurut Edhy Prabowo, ketiga kapal tersebut merupakan satu rangkaian yakni kapal purse sein. “Karena kapal purse sein kan tidak bisa sendiri,” jelas Edhy Prabowo yang didampingi beberapa pejabat di lingkungan Kementerian KP dan pimpinan stakeholder terkait.
Total ada 69 kapal illegal fishing yang berhasil dilumpuhkan sejak Edhy Prabowo dilantik sebagai Menteri KKP. Dari jumlah tersebut sebagian besar kapal dengan bendera Vietnam 28 buah. Terbanyak berikutnya adalah kapal dengan berbendera Malaysia yang ABK-nya justru warga negara RI.
Sementara itu tiga kapal purse sein bendera Vietnam akan menjalani proses bersama kapal-kapal yang lain yang masih dalam proses pemeriksaan.
“Seperti biasa, sejak awal menjabat Menteri KKP, kapal ini disita negara akan kita berdayakan, kita akan digunakan. Kalau kapal tersebut masih bagus dan efektif,” kata Menteri Edhy Prabowo. Apakah itu nanti diserahkan ke sekolah-sekolah perikanan apakah ke lembaga penelitian atau lembaga-lembaga penangkapan ikan atau koperasi. “Yang jelas ini kita berhasil menangkap ketiga kapal ini, agar penangkapan ini ada manfaatnya buat masyarakat Indonesia,” tegasnya.
Sebelumnya di Pangkalan PSDKP Benoa, Menteri Edhy Prabowo melakukan kunjungan ke Tempat Pemeriksaan Fisik Ikan (TPFI) Terintegrasi di Kawasan Bandara Ngurah Rai. “Intinya dalam Bulan Bakti Karantina ini kita menjamin mutu semua produk perikanan Indonesia. Tidak hanya mutu kualitas, tetapi juga kesehatan, bebas penyakit,” ujarnya menunjuk kegiatan Bulan Bakti Karantina yang telah berlangsung sebulan. Sehingga semua produk perikanan Indonesia bisa diterima aman oleh konsumen di seluruh dunia. *k17
Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Edhy Prabowo kepada media di Pangkalan PSDKP Benoa, kawasan Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan, Rabu (12/8) sore menyusul ditangkapnya kapal jenis purse sein berbendera Vietnam yang melakukan illegal fishing di Perairan Natuna Utara pada Senin (10/8) lalu.
Penangkapan di wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 711 tersebut dilakukan Kapal Pengawasan Perikanan Orca III, KP Hiu 11 dan KP Hiu Macan Tutul 02 KKP. “Ke depan selayaknya akan ketemu dengan pemerintah Vietnam dan pemerintah negara tetangga yang setiap saat kita tangkap (kapalnya),” ujar Edhy Prabowo.
Sebagai sesama negara tetangga di ASEAN, Indonesia menjaga hubungan yang harmonis. Jangan sampai terus main kucing-kucingan atau adu kuat. Dikatakan dia ingin ke hal yang lebih teknis, sehingga illegal fishing tidak terjadi. “ Kami akan ajak bicaranya, maunya seperti apa. Yang jelas tidak akan mengurangi hak-hak nelayan Indonesia,” tegasnya.
Untuk itu ,Menteri Edhy Prabowo akan bertemu dengan dubes-dubes negara AsSEAN. Rencananya setelah peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-75, untuk menawarkan berbagai opsi kerjasama supaya illegal fishing tidak terjadi lagi.
Sebagai sesama negara tetangga di ASEAN, kompromi jauh lebih penting daripada saling kuat-kuatan. “ Memang hak kita jaga, kalau mereka tak mau ya sudah kita kuat-kuatan juga,” tegasnya.
Sementara tiga kapal berbendera Vietnam yang dilumpuhkan saat melakukan illegal fishing, pada Rabu kemarin dalam proses perjalanan menuju Pangkalan PSDKP Pontianak untuk pemeriksaan. Ketiga kapal tersebut yakni kapal lampu KH 95758 TS, kapal penangkap KH 98168 TS, kapal penampung atau pengangkut KH 91558 TS, dengan awal kapal 26 awak.
Kapasitasnya 98 GT untuk kapal purse sein sedang kapal lampu dan kapal pengangkut sama-sama 23 GT. Menurut Edhy Prabowo, ketiga kapal tersebut merupakan satu rangkaian yakni kapal purse sein. “Karena kapal purse sein kan tidak bisa sendiri,” jelas Edhy Prabowo yang didampingi beberapa pejabat di lingkungan Kementerian KP dan pimpinan stakeholder terkait.
Total ada 69 kapal illegal fishing yang berhasil dilumpuhkan sejak Edhy Prabowo dilantik sebagai Menteri KKP. Dari jumlah tersebut sebagian besar kapal dengan bendera Vietnam 28 buah. Terbanyak berikutnya adalah kapal dengan berbendera Malaysia yang ABK-nya justru warga negara RI.
Sementara itu tiga kapal purse sein bendera Vietnam akan menjalani proses bersama kapal-kapal yang lain yang masih dalam proses pemeriksaan.
“Seperti biasa, sejak awal menjabat Menteri KKP, kapal ini disita negara akan kita berdayakan, kita akan digunakan. Kalau kapal tersebut masih bagus dan efektif,” kata Menteri Edhy Prabowo. Apakah itu nanti diserahkan ke sekolah-sekolah perikanan apakah ke lembaga penelitian atau lembaga-lembaga penangkapan ikan atau koperasi. “Yang jelas ini kita berhasil menangkap ketiga kapal ini, agar penangkapan ini ada manfaatnya buat masyarakat Indonesia,” tegasnya.
Sebelumnya di Pangkalan PSDKP Benoa, Menteri Edhy Prabowo melakukan kunjungan ke Tempat Pemeriksaan Fisik Ikan (TPFI) Terintegrasi di Kawasan Bandara Ngurah Rai. “Intinya dalam Bulan Bakti Karantina ini kita menjamin mutu semua produk perikanan Indonesia. Tidak hanya mutu kualitas, tetapi juga kesehatan, bebas penyakit,” ujarnya menunjuk kegiatan Bulan Bakti Karantina yang telah berlangsung sebulan. Sehingga semua produk perikanan Indonesia bisa diterima aman oleh konsumen di seluruh dunia. *k17
Komentar