Pidato Presiden Dinilai Lebih Fokus ke Jangka Panjang
JAKARTA, NusaBali
Pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sidang tahunan MPR RI dan dalam rangka HUT Kemerdekaan 75 RI menyampaikan ekonomi negara-negara maju saat ini minus sampai 17 persen.
Kemunduran banyak negara besar tersebut bisa menjadi peluang dan momentum mengejar ketertinggalan. Untuk itu, saatnya melakukan lompatan besar di masa krisis ini. Sebab saat ini Indonesia telah menjadi negara upper middle income country. Diharapkan 25 tahun mendatang, ketika Indonesia berusia seabad bisa mencapai kemajuan yang besar sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara maju.
Menanggapi pidato itu, anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Demokrat, Putu Supadma Rudana, mengatakan pidato Presiden itu bagus. Lantaran menunjukan optimisme dan semangat untuk maju agar Indonesia sejajar dengan bangsa lain. Namun sangat disayangkan terlalu fokus ke jangka panjang.
Padahal tujuan jangka pendek dan menengah perlu diperhatikan karena kondisi rakyat di masa pandemi ini terganggu. "Seharusnya masalah kekinian rakyat seperti UMKM yang terdampak, mengenai ekonomi dan keuangan serta penyebaran Covid-19 yang belum turun disampaikan juga," ujar Supadma kepada NusaBali usai Sidang Tahunan MPR RI di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8). Lantaran semua orang ingin mendengarkan bagaimana pemerintah mengatasi itu, karena penyebarannya tinggi di Indonesia.
"Padahal kita juga ingin mengetahui dan mendengarkan di 75 tahun Kemerdekaan Indonesia ini, bagaimana Indonesia menghadapi tantangan berat ini," tegas Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR ini. Terlebih ekonomi memasuki masa resesi. Bahkan ada yang menyatakan ke depan akan depresi. Hal tersebut perlu dipikirkan bersama-sama. Fraksi Demokrat ingin pemerintah betul-betul serius dan bersungguh-sungguh menangani Covid-19. *k22
Komentar