Seribu Anakan Ayam Kampung Dibagikan untuk Kelompok Wanita Tani
Selain menjaga ketersediaan pasokan pangan keluarga, bantuan ayam kampung itu juga diharapkan bisa menjaga stabilitas ekonomi Buleleng pada masa pandemi.
SINGARAJA, NusaBali
Setelah memberikan bantuan bibit tanaman pangan beberapa bulan lalu, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng kembali mendistribusikan bantuan untuk mendongkrak ketahanan pangan keluarga. Sebanyak 1.000 ekor anakan ayam kampung dibagikan kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) di Buleleng.
Kepala DKPP Buleleng, I Gede Melanderat, Jumat (14/8) mengatakan ketersediaan daging ayam sejauh ini masih mempengaruhi kondisi inflasi di Buleleng. Hal itu pun menjadi pertimbangan pemerintah mulai dilakukan intervensi, salah satunya untuk menstabilkan harga dengan mengurangi permintaan pasar. KWT yang digelontor bantuan diharapkan dapat memelihara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menekan laju inflasi, sekaligus menjaga ketersediaan pasokan pangan di Buleleng.
Total ada seribu ekor anakan ayam kampung yang disalurkan. Sebanyak 350 ekor di antaranya disalurkan pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar Sari di Desa Musi, Kecamatan Gerokgak. Sebanyak 650 ekor sisanya akan disalurkan pada KWT Praja Putri di Desa Tinga-Tinga, Kecamatan Gerokgak.
Menurut Melandrat, ayam yang dibagikan itu bukan ayam untuk kebutuhan peternakan. Seperti ayam pedaging atau petelur. Melainkan ayam kampung, yang biasa dipelihara oleh keluarga-keluarga di kawasan pedesaan. Bantuan itu sengaja diserahkan pada masyarakat melalui Kelompok Wanita Tani (KWT), untuk menjaga ketersediaan pangan di tingkat keluarga.
“Ini masih anakan. Jadi nanti dipelihara dulu. Bisa untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga, utamanya dari sisi protein. Entah nanti telurnya yang dikonsumsi atau dagingnya yang dikonsumsi,” ujar mantan Sekretaris Dinas Perkimta ini.
Selain menjaga ketersediaan pasokan pangan keluarga, bantuan ayam kampung itu juga diharapkan bisa menjaga stabilitas ekonomi Buleleng pada masa pandemi. Mengingat komoditas daging ayam cukup memengaruhi laju inflasi di Kabupaten Buleleng pada Juni lalu. “Meski jumlahnya sedikit, tapi kami harap ini bisa memberikan pengaruh pada laju inflasi. Supaya komoditas daging ayam itu tidak terlalu mempengaruhi inflasi juga,” imbuhnya.
Sementara itu setelah dinyatakan siap panen, keluarga penerima bantuan diharapkan tak menjual ayam-ayam itu dalam bentuk mentah. Namun dalam bentuk olahan sehingga memiliki nilai tambah bagi keluarga. “Seperti abon, ayam betutu atau ayam goreng, selain bisa untuk makan keluarga juga bisa dapat hasil penjualannya menopang perekonomian keluarga,” tegas dia.*k23
Setelah memberikan bantuan bibit tanaman pangan beberapa bulan lalu, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng kembali mendistribusikan bantuan untuk mendongkrak ketahanan pangan keluarga. Sebanyak 1.000 ekor anakan ayam kampung dibagikan kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) di Buleleng.
Kepala DKPP Buleleng, I Gede Melanderat, Jumat (14/8) mengatakan ketersediaan daging ayam sejauh ini masih mempengaruhi kondisi inflasi di Buleleng. Hal itu pun menjadi pertimbangan pemerintah mulai dilakukan intervensi, salah satunya untuk menstabilkan harga dengan mengurangi permintaan pasar. KWT yang digelontor bantuan diharapkan dapat memelihara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menekan laju inflasi, sekaligus menjaga ketersediaan pasokan pangan di Buleleng.
Total ada seribu ekor anakan ayam kampung yang disalurkan. Sebanyak 350 ekor di antaranya disalurkan pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar Sari di Desa Musi, Kecamatan Gerokgak. Sebanyak 650 ekor sisanya akan disalurkan pada KWT Praja Putri di Desa Tinga-Tinga, Kecamatan Gerokgak.
Menurut Melandrat, ayam yang dibagikan itu bukan ayam untuk kebutuhan peternakan. Seperti ayam pedaging atau petelur. Melainkan ayam kampung, yang biasa dipelihara oleh keluarga-keluarga di kawasan pedesaan. Bantuan itu sengaja diserahkan pada masyarakat melalui Kelompok Wanita Tani (KWT), untuk menjaga ketersediaan pangan di tingkat keluarga.
“Ini masih anakan. Jadi nanti dipelihara dulu. Bisa untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga, utamanya dari sisi protein. Entah nanti telurnya yang dikonsumsi atau dagingnya yang dikonsumsi,” ujar mantan Sekretaris Dinas Perkimta ini.
Selain menjaga ketersediaan pasokan pangan keluarga, bantuan ayam kampung itu juga diharapkan bisa menjaga stabilitas ekonomi Buleleng pada masa pandemi. Mengingat komoditas daging ayam cukup memengaruhi laju inflasi di Kabupaten Buleleng pada Juni lalu. “Meski jumlahnya sedikit, tapi kami harap ini bisa memberikan pengaruh pada laju inflasi. Supaya komoditas daging ayam itu tidak terlalu mempengaruhi inflasi juga,” imbuhnya.
Sementara itu setelah dinyatakan siap panen, keluarga penerima bantuan diharapkan tak menjual ayam-ayam itu dalam bentuk mentah. Namun dalam bentuk olahan sehingga memiliki nilai tambah bagi keluarga. “Seperti abon, ayam betutu atau ayam goreng, selain bisa untuk makan keluarga juga bisa dapat hasil penjualannya menopang perekonomian keluarga,” tegas dia.*k23
Komentar