Laba Perumda Tohlangkir Turun Rp 567 Juta
AMLAPURA, NusaBali
Laba Perumda Tirta Tohlangkir Karangasem di tahun 2019 berdasarkan hasil audit BPKP (Badan Pemeriksa Keuangan Pembangunan) mengalami penurunan Rp 567 juta dibandingkan tahun 2018.
Laba bersih tahun 2019 mencapai Rp 1,598 miliar sedangkan laba bersih tahun 2018 mencapai Rp 2,165 miliar. Direktur Perumda Tirta Tohlangkir, I Gusti Made Singarsi, mengatakan penurunan laba disebabkan banyaknya mengeluarkan subsidi untuk membiayai sambungan MBR (masyarakat berpenghasilan rendah). Dalam laporannya kepada Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, Direktur I Gusti Made Singarsi menyebutkan, di tahun 2019 melakukan sambungan MBR sebanyak 1.500 sambungan. Biaya sambungan normal mencapai Rp 2,312 juta, sedangkan masyarakat yang dapat sambungan MBR hanya mengeluarkan biaya Rp 850.250. Subsidi per sambungan Rp 1,46 juta. Total subsidi dikeluarkan di tahun 2019 untuk 1.500 sambungan MBR mencapai Rp 2,193 miliar.
Sedangkan sambungan MBR tahun 2018 hanya 750 sambungan, subsidi dikeluarkan saat itu Rp 1,096 miliar. Sehingga laba bersih di tahun 2018 mencapai Rp 2,165 miliar. I Gusti Made Singarsi mengatakan, di tahun 2019 telah berupaya meningkatkan pendapatan usaha. Total pendapatan mencapai Rp 32,4 miliar, dengan rincian hasil penjualan air Rp 28,41 miliar, penjualan non air Rp 4,075 miliar, sehingga laba kotor Rp 12,4 miliar. Hanya saja beban usaha cukup tinggi untuk biaya pegawai Rp 8,36 miliar, biaya pemeliharaan Rp 115,49 juta, beban operasional Rp 2,12 miliar, beban penyusutan dan administrasi Rp 339,86 juta, dan biaya listrik mengalami kenaikan sehingga total beban usaha Rp 10,936 miliar.
Biaya lainnya untuk pajak sebesar Rp 720,72 juta, sehingga laba bersih hanya Rp 1,598 miliar. "Subsidi dikeluarkan di tahun 2019 cukup tinggi, mengingat ada sambungan MBR mencapai 1.500 sambungan, makanya laba di tahun 2019 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2018," jelas Gusti Made Singarsi, Senin (17/8). Justru di tahun 2020 tanpa MBR, mengingat belum punya perda penyertaan modal. Penyertaan modal itu sangat penting sebagai syarat penerima MBR dari pusat.
Bupati Mas Sumatri mengatakan, bukan laba yang paling utama dikejar Perumda Tirta Tohlangkir, tetapi pemerataan pelayanan air untuk masyarakat di Karangasem. "Laba boleh saja kecil, tetapi pelayanan air yang merata di Karangasem itu jauh lebih penting. Sebab, Perumda Tirta Tohlangkir juga memikirkan pelayanan sosial," kata Bupati Mas Sumatri. Hanya saja Bupati Mas Sumatri menyayangkan di tahun 2020 tanpa ada jatah MBR karena belum memiliki Perda penyertaan modal. "Kekurangan di tahun 2020, hendaknya dikejar di tahun 2021," pinta Bupati Mas Sumatri. *k16
Komentar