Yodiumisasi Garam Kusamba Kurang Bahan Baku
SEMARAPURA, NusaBali
Produksi garam beryodium di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung (Uyah Kusamba), masih kekurangan bahan baku.
Hal ini menjadi atensi Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta. "Saat ini produksi garam beryodium Uyah Kusamba masih kekurangan bahan baku, saya akan ajak duduk bersama para petani garam agar produksi bisa berjalan maksimal,” ujar Bupati Suwirta, saat kunjungan ke Koperasi Leep Mina Segara Dana, di Jalan Pura Segara, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, Selasa (18/8).
Dari catatan Bupati Suwirta, produski garam di Kusamba melalui holding Gema Santi, menyentuh 4 ton per bulan. Produksi tersebut ke depan akan terus berkembang. Karena semua toko-toko modern dan swalayan sudah diwajibkan menjual produk lokal. "Sedangkan produksi bahan bakunya itu hanya maksimal bisa memproduksi tiga ton per bulan," ujarnya.
Jumlah petani garam di Kusamba 16 orang. Sedangkan sertifikat lahan penggaraman yang dikeluarkan BPN Klungkung 49 buah. Jadi masih ada 33 orang yang memiliki tanah di pinggir pantai, namun belum dimanfaatkan. ‘’Kalau itu bisa digunakan dengan baik maka produksi garam akan seimbang dari hulu ke hilir. “Saya akan terus berupaya dan akan mengumpulkan para petani untuk membahas langkah yang terbaik kedepan agar produksi garam bisa berjalan secara maksimal,” harap Bupati Suwirta
Hal yang paling penting ditekankan Bupati Suwirta yakni, meminta agar Koperasi Leep Mina Segara Dana mewaspadai produk oplosan dari luar masuk ke koperasi. Hal ini nantinya bisa menurunkan kualitas Uyah Kusamba.
Saat ini, garam beryodium Kusamba dijual di pasaran Rp 5.000/250 gram. Bahan baku garam, koperasi membeli per kilo pada petani Kusamba, Rp 10.000. Produksi garam beryodium, dalam sebulan menghasilkan 14 ton garam atau 12.000 kemasan ukuran 250 gram. *wan
1
Komentar