Proyek Pasar Banyuasri Diklaim Sudah 70 Persen
Kekurangan anggaran akibat refocusing dampak Covid-19, dipastikan teratasi dan klir tahun ini.
SINGARAJA, NusaBali
Ketar-ketir pemenuhan kekurangan anggaran proyek revitalisasi Pasar Banyuasri karena refocusing anggaran akhirnya mendapat jalan keluar. Kekurangan anggaran sebesar Rp 66 miliar teratasi setelah Pemerintah Provinsi Bali menjanjikan transfer anggaran Rp 55 miliar ke kas daerah Kabupaten Buleleng Suntikan dana itu pun akhirnya menuntaskan kendala proyek Pasar Banyuasri yang kini disebut sudah 70 persen.
Kapala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng I Putu Adiptha Eka Putra, Kamis (20/8) mengatakan proyek Pasar Banyuasri optimis bisa mencapai target penyelesaian proyek pada awal Desember mendatang. “Dari Pak Sekda dan TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) sudah memberikan arahan ke kami dan memberi anggaran penuh di tahun 2020, sehingga kami di Dinas PU merasa plong. Kekurangan Rp 66 miliar dibantu penuh APBD, info terbaru juga dari Provinsi sudah masuk Rp 55 miliar tahun ini,” jelasnya.
Pemenuhan kekurangan anggaran itu pun membuat Dinas PUTR sebagai kuasa pengguna anggaran optimis proyek dapat dituntaskan awal Desember mendatang. terlebih saat ini progress proyek sudah mencapai 70 persen plus 3 persen dari target awal. Pemenuhan anggaran untuk menutup kekurangan proyek ini pun akan segera direalisasikan setelah ada ketok palu APBD perubahan 2020.
“Ini amunisi untuk kami menggenjot kembali progress. Setelah ketok palu kami langsung amprahkan pembayaran untuk termin selanjutnya yang selama ini dari progress 70 persen realisasi pembayarannya baru 55 persen. Selisihnya 15 persen masih ditanggulangi penyedia,” imbuh dia.
Dalam perkembangan pembangunan proyek yang hanya tinggal 30 persen itu disebut Adiptha menyisakan pekerjaan pemasangan lift, escalator dan juga finishing. Dinas PUTR sebagai penguasa anggaran mengaku memajukan lebih awal dari target kontrak proyek sebelumnya akhir Desember 2020.
Pengejaran target yang diharapkan selesai lebih awal itu mengingat Dinas PUTR harus melakukan pengecekan kembali dan pengujian sejumlah instrumen. Sejauh ini mega proyek dengan total anggaran Rp 159,5 miliar itu disebut Kadis Adiptha sudah menjalani sejumlah tes uji coba, seperti tes genangan dan tes beton yang seluruhnya sudah memenuhi persyaratan. Sementara itu setelah proyek selesai dan dilakukan serah terima dari penyedia ke Pemkab Buleleng tetap akan dilakukan kontrol kwalitas bangunan setiap minggunya. Pedagang Pasar Banyuasri pun diestimasi sudah dapat masuk ke bangunan baru di awal tahun mendatang dengan catatan prosesi pamelaspas sudah selesai dilakukan.
“Sepanjang sudah dipelaspas tidak masalah pedagang sudah bisa masuk walaupun masih dalam masa pemeliharaan, karena pemeliharaan kontruksi bukan sembarang itu dilakukan penyedia 10 tahun di luar force majeure, pemeliharaan bangunan 2 tahun dan liftnya 6 bulan,” jelas Adiptha.*k23
Kapala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng I Putu Adiptha Eka Putra, Kamis (20/8) mengatakan proyek Pasar Banyuasri optimis bisa mencapai target penyelesaian proyek pada awal Desember mendatang. “Dari Pak Sekda dan TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) sudah memberikan arahan ke kami dan memberi anggaran penuh di tahun 2020, sehingga kami di Dinas PU merasa plong. Kekurangan Rp 66 miliar dibantu penuh APBD, info terbaru juga dari Provinsi sudah masuk Rp 55 miliar tahun ini,” jelasnya.
Pemenuhan kekurangan anggaran itu pun membuat Dinas PUTR sebagai kuasa pengguna anggaran optimis proyek dapat dituntaskan awal Desember mendatang. terlebih saat ini progress proyek sudah mencapai 70 persen plus 3 persen dari target awal. Pemenuhan anggaran untuk menutup kekurangan proyek ini pun akan segera direalisasikan setelah ada ketok palu APBD perubahan 2020.
“Ini amunisi untuk kami menggenjot kembali progress. Setelah ketok palu kami langsung amprahkan pembayaran untuk termin selanjutnya yang selama ini dari progress 70 persen realisasi pembayarannya baru 55 persen. Selisihnya 15 persen masih ditanggulangi penyedia,” imbuh dia.
Dalam perkembangan pembangunan proyek yang hanya tinggal 30 persen itu disebut Adiptha menyisakan pekerjaan pemasangan lift, escalator dan juga finishing. Dinas PUTR sebagai penguasa anggaran mengaku memajukan lebih awal dari target kontrak proyek sebelumnya akhir Desember 2020.
Pengejaran target yang diharapkan selesai lebih awal itu mengingat Dinas PUTR harus melakukan pengecekan kembali dan pengujian sejumlah instrumen. Sejauh ini mega proyek dengan total anggaran Rp 159,5 miliar itu disebut Kadis Adiptha sudah menjalani sejumlah tes uji coba, seperti tes genangan dan tes beton yang seluruhnya sudah memenuhi persyaratan. Sementara itu setelah proyek selesai dan dilakukan serah terima dari penyedia ke Pemkab Buleleng tetap akan dilakukan kontrol kwalitas bangunan setiap minggunya. Pedagang Pasar Banyuasri pun diestimasi sudah dapat masuk ke bangunan baru di awal tahun mendatang dengan catatan prosesi pamelaspas sudah selesai dilakukan.
“Sepanjang sudah dipelaspas tidak masalah pedagang sudah bisa masuk walaupun masih dalam masa pemeliharaan, karena pemeliharaan kontruksi bukan sembarang itu dilakukan penyedia 10 tahun di luar force majeure, pemeliharaan bangunan 2 tahun dan liftnya 6 bulan,” jelas Adiptha.*k23
1
Komentar