Duel Tim Terbaik Eropa
Bayern Hadapi PSG di Final
Itu akan jadi pertandingan yang bagus, balapan ada banyak gol. Ini pertandingan yang diimpikan pesepakbola melawan tim terbaik di Eropa. Dan kami mampu melakukan itu.
LISBON, NusaBali
Paris Saint-Germain (PSG) akan menghadapi Bayern Muenchen pada laga final Liga Champions 2019/2020, di Estadio da Luz, Lisbon, Portugal, Senin (24/8), pukul 03.00 dinihari Wita. Pelatih Bayern Hansi Flick pun menilai, PSG adalah tim hebat, dengan para pemain terbaik dan berkualitas.
Bayern ke final usai mengandaskan Olympique Lyon 3-0, di Estadio Jose Alvalade, Lisbon, Portugal, Kamis (20/8) dinihari Wita. Dua dari tiga gol Bayern dicetak Serge Gnabry, dan satu gol oleh Robert Lewandowski. Sedangkan PSG yang ke final lebih dulu, menyingkirkan RB Leipzig 3-0, Rabu (19/8) dinihari Wita. Tiga gol PSG dicetak Marquinhos, Angel Di Maria, dan Juan Bernat.
Flick menilai Lini depan PSG diisi pemain haus gol, seperti Mauro Icardi, Neymar, dan Kylian Mbappe. Menurutnya, PSG tim hebat dan telah berjuang dengan cara yang luar biasa di semifinal lalu mencapai final. Flick akan menganalisa beberapa hal, dan mengantisipasi para pemain cepat PSG.
“Kami akan berupaya mengatur lini pertahanan kami, tapi kami tahu kekuatan kami adalah untuk menempatkan lawan kami di bawah tekanan," kata Flick, di situs UEFA.
Meski demikian menghadapi PSG sebagai tim yang bertabur bintang, membuat pemain muda Bayern Alphonso Davies, antusias. Dia memprediksi PSG vs Bayern akan berjalan menarik. Menurutnya, PSG tim bagus, namun dia akan melakukan perayaan sebentar, tapi setelah itu akan fokus pada laga berikutnya.
"Itu akan jadi pertandingan yang bagus, balapan ada banyak gol. Ini pertandingan yang anda impikan sebagai pesepakbola --melawan tim terbaik di Eropa. Dan kami bisa melakukan itu. Saya antusias," kata pemain asal Kanada itu.
Bayern tak pernah absen meraih trofi sejak 2013. Sejumlah pemain senior seperti Manuel Neuer, Thomas Mueller, David Alaba, Jerome Boateng, dan Javi Martinez menjadi yang tersisa dari skuad yang memenangi Liga Champions 2013.
Lolos ke final, Bayern menyamai torehan AC Milan, yang 11 kali tembus final Liga Champions terhitung sejak masih bernama Piala Champions.
Namun Bayern dan Milan bukanlah tim yang paling sering ke final Liga Champions. Keduanya masih kalah dari Real Madrid, yang 16 kali ke final.
Selain musim ini, Bayern melaju ke final Liga Champions pada edisi 1966/1967, 1973/1974, 1974/1975, 1975/1976, 1981/1982, 1986/1987,1998/1999, 2009/2010, 2011/2012, dan 2012/2013.
Namun dari 11 kesempatan itu, Bayern baru meraih lima gelar Liga Champions. Yakni pada musim 1973/1974, 1974/1975, 1975/1976, 2000/2001, dan 2012/2013.
Sementara itu, pelatih Lyon Rudi Garcia mengaku bangga sekaligus kecewa setelah timnya disingkirkan. Dia merasa hasil yang diraih timnya tidaklah menggambarkan perjuangan tim asuhannya. Mantan pelatih AS Roma itu mencium bau-bau ketidakadilan, bukan karena faktor teknis, melainkan lebih kepada hasil akhir. Rudi Garcia menilai, performa Lyon tidak tergambar pada skor 0-3.
"Skor akhir tidak merefleksikan laga malam ini. Sekarang kami harus tetap semangat, walau saya sedikit takut karena Ligue 1 Prancis akan dimulai dalam waktu dekat," kata Rudi Garcia. *
Bayern ke final usai mengandaskan Olympique Lyon 3-0, di Estadio Jose Alvalade, Lisbon, Portugal, Kamis (20/8) dinihari Wita. Dua dari tiga gol Bayern dicetak Serge Gnabry, dan satu gol oleh Robert Lewandowski. Sedangkan PSG yang ke final lebih dulu, menyingkirkan RB Leipzig 3-0, Rabu (19/8) dinihari Wita. Tiga gol PSG dicetak Marquinhos, Angel Di Maria, dan Juan Bernat.
Flick menilai Lini depan PSG diisi pemain haus gol, seperti Mauro Icardi, Neymar, dan Kylian Mbappe. Menurutnya, PSG tim hebat dan telah berjuang dengan cara yang luar biasa di semifinal lalu mencapai final. Flick akan menganalisa beberapa hal, dan mengantisipasi para pemain cepat PSG.
“Kami akan berupaya mengatur lini pertahanan kami, tapi kami tahu kekuatan kami adalah untuk menempatkan lawan kami di bawah tekanan," kata Flick, di situs UEFA.
Meski demikian menghadapi PSG sebagai tim yang bertabur bintang, membuat pemain muda Bayern Alphonso Davies, antusias. Dia memprediksi PSG vs Bayern akan berjalan menarik. Menurutnya, PSG tim bagus, namun dia akan melakukan perayaan sebentar, tapi setelah itu akan fokus pada laga berikutnya.
"Itu akan jadi pertandingan yang bagus, balapan ada banyak gol. Ini pertandingan yang anda impikan sebagai pesepakbola --melawan tim terbaik di Eropa. Dan kami bisa melakukan itu. Saya antusias," kata pemain asal Kanada itu.
Bayern tak pernah absen meraih trofi sejak 2013. Sejumlah pemain senior seperti Manuel Neuer, Thomas Mueller, David Alaba, Jerome Boateng, dan Javi Martinez menjadi yang tersisa dari skuad yang memenangi Liga Champions 2013.
Lolos ke final, Bayern menyamai torehan AC Milan, yang 11 kali tembus final Liga Champions terhitung sejak masih bernama Piala Champions.
Namun Bayern dan Milan bukanlah tim yang paling sering ke final Liga Champions. Keduanya masih kalah dari Real Madrid, yang 16 kali ke final.
Selain musim ini, Bayern melaju ke final Liga Champions pada edisi 1966/1967, 1973/1974, 1974/1975, 1975/1976, 1981/1982, 1986/1987,1998/1999, 2009/2010, 2011/2012, dan 2012/2013.
Namun dari 11 kesempatan itu, Bayern baru meraih lima gelar Liga Champions. Yakni pada musim 1973/1974, 1974/1975, 1975/1976, 2000/2001, dan 2012/2013.
Sementara itu, pelatih Lyon Rudi Garcia mengaku bangga sekaligus kecewa setelah timnya disingkirkan. Dia merasa hasil yang diraih timnya tidaklah menggambarkan perjuangan tim asuhannya. Mantan pelatih AS Roma itu mencium bau-bau ketidakadilan, bukan karena faktor teknis, melainkan lebih kepada hasil akhir. Rudi Garcia menilai, performa Lyon tidak tergambar pada skor 0-3.
"Skor akhir tidak merefleksikan laga malam ini. Sekarang kami harus tetap semangat, walau saya sedikit takut karena Ligue 1 Prancis akan dimulai dalam waktu dekat," kata Rudi Garcia. *
1
Komentar