300 KK di Desa Sulangai Sempat Kesulitan Air
Pipa PDAM yang memasok air untuk 300 KK di Desa Sulangai telah diperbaiki. Sedangkan untuk perbaikan jalan yang longsor diestimasi perlu dana sekitar Rp 250 juta.
MANGUPURA, NusaBali
Putusnya pipa induk PDAM Tirta Mangutama imbas dari longsornya jalan di Desa Sulangai, Kecamatan Petang, sempat membuat warga setempat kesulitan mendapatkan air bersih selama hampir 24 jam. Beruntung PDAM dibantu masyarakat, Kamis (6/10), telah merampungkan perbaikan, sehingga air kembali mengalir lancar.
“Kalau kemarin (Rabu, 5/10) hampir semua warga kesulitan mendapatkan air. Karena mayoritas warga Sulangai dari empat banjar atau sekitar 300 kepala keluarga (KK) memanfaatkan air PDAM,” aku Perbekel Sulangai I Nyoman Widiada pada NusaBali, Kamis (6/10).Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, sebagian warga terpaksa harus mencari sumber mata air. “Syukurlah sekarang airnya sudah ngalir lagi. Petugas dengan dibantu masyarakat memperbaiki saluran yang rusak,” imbuh Widiada.
Menurut perhitungannya, hampir 24 jam warga kesulitan mendapatkan suplai air bersih. “Hitungannya dari waktu kejadian sekitar pukul 03.00 Wita dini hari sampai tadi (kemarin), ya ada lah 24 jam,” imbuhnya.Sayangnya Dirut PDAM Tirta Mangutama I Made Subargayasa belum bisa dimintai konfirmasi. Dihubungi melalui sambungan telepon tidak ada jawaban.
Sementara itu, pemkab mulai berhitung untuk memperbaiki jalan longsor di Desa Sulangai, Kecamatan Petang. Ditaksir anggaran perbaikan jalan longsor sepanjang 18 meter, lebar 2 meter, dengan kedalaman sekitar 18 meter tersebut mencapai Rp 250 juta.
“Besok (hari ini) kami mulai. Kami awali dengan meninjau ke lokasi dulu,” kata Kabid Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga dan Pengairan (BMP) Kabupaten Badung Sang Nyoman Oka Permana, Kamis kemarin.
Dikatakan, anggaran perbaikan jalan longsor diambil dari anggaran pemeliharaan yang ada di BMP Badung. Melihat kerusakan yang cukup parah, Oka Permana memprediksi anggaran perbaikan mencapai Rp 250 juta. “Ini baru estimasi (anggaran Rp 250 juta), yang jelas anggarannya sudah ada, masuk di dana pemeliharaan,” tegasnya. Perbaikan yang dirancang tidak saja badan jalan yang longsor, sekaligus senderannya. Mengingat TKP longsor di sisinya terdapat jurang.
Pria asal Munggu, Mengwi, itu mengatakan kawasan Petang secara umum memang masuk zona rawan longsor. Karenanya bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sejak awal memberikan perhatian khusus. “Untuk di Badung Utara kami pun menyiapkan alat berat, apabila sewaktu-waktu dibutuhkan. Sehingga kalau terjadi yang seperti ini (longsor), alat berat langsung siap,” tandasnya.
Diketahui, akses jalan di Desa Sulangai, Kecamatan Petang, tepatnya di Banjar Wanasari, longsor pada Rabu (5/10) dini hari. Bencana lonsor kali kedua di Kecamatan Petang, ini tidak menimbulkan jatuhnya korban jiwa. Karena bencana tersebut terjadi pada sekitar pukul 03.00 Wita, saat jalanan masih sepi.
Akibat kejadian ini, hampir setengah badan jalan ambles. Bahkan sebuah pipa induk PDAM terputus dan saluran irigasi tertimbun tanah. Hingga kemarin siang di lokasi masih dipasangi garis pembatas oleh personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung, sebagai tanda agar kendaraan yang melintas lebih berhati-hati.
Kepala BPBD Badung I Nyoman Wijaya menyatakan, dampak paling dirasakan masyarakat akibat bencana longsor adalah terputusnya saluran pipa induk PDAM. Sehingga sebagian masyarakat kesulitan untuk mendapatkan air bersih. “Yang jelas akses warga terganggu akibat musibah ini. Masyarakat tidak bisa mendapatkan pasokan air bersih. Belum lagi arus lalu lintas terganggu,” tuturnya.
Dengan adanya musibah ini, pihaknya menerjunkan tim BPBD dengan kekuatan penuh, diback-up langsung oleh Dinas Bina Marga dan Pengairan (BMP) Badung, Satpol PP, kepala lingkungan, dan masyarakat setempat. “Semua tim turun dan bekerja sama dengan instansi terkait untuk evakuasi di lokasi kejadian,” ucapnya.
Sementara waktu, untuk menandai bahwa jalan tersebut longsor, tim di lapangan sengaja membentangkan tali pembatas. * asa
“Kalau kemarin (Rabu, 5/10) hampir semua warga kesulitan mendapatkan air. Karena mayoritas warga Sulangai dari empat banjar atau sekitar 300 kepala keluarga (KK) memanfaatkan air PDAM,” aku Perbekel Sulangai I Nyoman Widiada pada NusaBali, Kamis (6/10).Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, sebagian warga terpaksa harus mencari sumber mata air. “Syukurlah sekarang airnya sudah ngalir lagi. Petugas dengan dibantu masyarakat memperbaiki saluran yang rusak,” imbuh Widiada.
Menurut perhitungannya, hampir 24 jam warga kesulitan mendapatkan suplai air bersih. “Hitungannya dari waktu kejadian sekitar pukul 03.00 Wita dini hari sampai tadi (kemarin), ya ada lah 24 jam,” imbuhnya.Sayangnya Dirut PDAM Tirta Mangutama I Made Subargayasa belum bisa dimintai konfirmasi. Dihubungi melalui sambungan telepon tidak ada jawaban.
Sementara itu, pemkab mulai berhitung untuk memperbaiki jalan longsor di Desa Sulangai, Kecamatan Petang. Ditaksir anggaran perbaikan jalan longsor sepanjang 18 meter, lebar 2 meter, dengan kedalaman sekitar 18 meter tersebut mencapai Rp 250 juta.
“Besok (hari ini) kami mulai. Kami awali dengan meninjau ke lokasi dulu,” kata Kabid Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga dan Pengairan (BMP) Kabupaten Badung Sang Nyoman Oka Permana, Kamis kemarin.
Dikatakan, anggaran perbaikan jalan longsor diambil dari anggaran pemeliharaan yang ada di BMP Badung. Melihat kerusakan yang cukup parah, Oka Permana memprediksi anggaran perbaikan mencapai Rp 250 juta. “Ini baru estimasi (anggaran Rp 250 juta), yang jelas anggarannya sudah ada, masuk di dana pemeliharaan,” tegasnya. Perbaikan yang dirancang tidak saja badan jalan yang longsor, sekaligus senderannya. Mengingat TKP longsor di sisinya terdapat jurang.
Pria asal Munggu, Mengwi, itu mengatakan kawasan Petang secara umum memang masuk zona rawan longsor. Karenanya bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sejak awal memberikan perhatian khusus. “Untuk di Badung Utara kami pun menyiapkan alat berat, apabila sewaktu-waktu dibutuhkan. Sehingga kalau terjadi yang seperti ini (longsor), alat berat langsung siap,” tandasnya.
Diketahui, akses jalan di Desa Sulangai, Kecamatan Petang, tepatnya di Banjar Wanasari, longsor pada Rabu (5/10) dini hari. Bencana lonsor kali kedua di Kecamatan Petang, ini tidak menimbulkan jatuhnya korban jiwa. Karena bencana tersebut terjadi pada sekitar pukul 03.00 Wita, saat jalanan masih sepi.
Akibat kejadian ini, hampir setengah badan jalan ambles. Bahkan sebuah pipa induk PDAM terputus dan saluran irigasi tertimbun tanah. Hingga kemarin siang di lokasi masih dipasangi garis pembatas oleh personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung, sebagai tanda agar kendaraan yang melintas lebih berhati-hati.
Kepala BPBD Badung I Nyoman Wijaya menyatakan, dampak paling dirasakan masyarakat akibat bencana longsor adalah terputusnya saluran pipa induk PDAM. Sehingga sebagian masyarakat kesulitan untuk mendapatkan air bersih. “Yang jelas akses warga terganggu akibat musibah ini. Masyarakat tidak bisa mendapatkan pasokan air bersih. Belum lagi arus lalu lintas terganggu,” tuturnya.
Dengan adanya musibah ini, pihaknya menerjunkan tim BPBD dengan kekuatan penuh, diback-up langsung oleh Dinas Bina Marga dan Pengairan (BMP) Badung, Satpol PP, kepala lingkungan, dan masyarakat setempat. “Semua tim turun dan bekerja sama dengan instansi terkait untuk evakuasi di lokasi kejadian,” ucapnya.
Sementara waktu, untuk menandai bahwa jalan tersebut longsor, tim di lapangan sengaja membentangkan tali pembatas. * asa
1
Komentar