Kresna Budi Nakhodai Golkar Buleleng
Era Sukadana Dijagokan di Musda Golkar Gianyar Hari Ini
Pemilihan Ketua DPD II hanya mengusung calon tunggal, yakni IGK Kresna Budi yang sebelumnya menjabat sebagai Plt Ketua DPD II Golkar Buleleng
SINGARAJA, NusaBali
Ida Gede Komang Kresna Budi, politisi asal Kelurahan Liligundi, Kecamatan Bule¬leng yang sudah dua periode duduk di Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Buleleng, terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPD II Golkar Buleleng periode 2020-2025 pada Musda Golkar Buleleng, Sabtu (22/8). Kresna Budi menyapu bersih seluruh suara. Sementara Musda Golkar Gianyar digelar di Sekretariat DPD II Golkar Gianyar, selatan GOR Kebo Iwa, Gianyar, Minggu (23/8) hari ini. Nama Kadek Era Sukadana, Ketua Pengurus Kecamatan (PK) Golkar Ubud, paling kebut (santer) disebut-sebut akan mengungguli perebutan jabatan Ketua DPD II Golkar Gianyar.
Musda Golkar Buleleng dilangsungkan di Aula Sekretariat DPD II Golkar Buleleng, Jalan Ngurah Rai Kelurahan Banjar Jawa, Kecamatan/Kabupaten Buleleng yang dimulai sejak pukul 09.30 Wita. Pelaksanaan Musda Golkar Buleleng ini terkesan mendadak dengan dimajukannya tanggal pelaksanaan dari yang sudah diagendakan sebelumnya.
Musda Golkar Buleleng yang rencananya digelar 26 Agustus mendatang, disepakati untuk dimajukan ke tanggal 22 Agustus, karena pertimbangan pelaksanaan Pilkada di 6 kabupaten/kota di Bali. Sehingga pelaksanaan Musda Golkar Buleleng kemarin tidak mengundang Bupati dan Ketua DPRD Buleleng. Pimpinan Desa (PD) se Kabupaten Buleleng juga tak dihadirkan mengingat situasi pandemi Covid-19 yang membatasi interaksi dengan protokol kesehatannya.
Seluruh rangkaian Musda Golkar Buleleng berlangsung sangat landai. Pemilihan Ketua DPD II hanya mengusung calon tunggal, yakni IGK Kresna Budi yang sebelumnya menjabat sebagai Plt Ketua DPD II Golkar Buleleng selama setahun lebih mengisi kekosongan Ketua DPD II Buleleng pasca Pilgub 2018 lalu.
Ketua Komisi II DPRD Provinsi Bali ini menyapu bersih seluruh suara dari pemegang hak suara musda, yakni sebanyak 15 suara. Sebanyak 9 suara dari PK Golkar se Buleleng yang kompak memilih IGK Kresna Budi sebagai Ketua DPD II Golkar Buleleng. Dukungan sembilan PK itu disampaikan oleh perwakilan PK Golkar Busungbiu, Ketut Mertayasa. Satu suara juga diberikan oleh organisasi sayap yang meliputi Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KKPG) ditegaskan langsung oleh Ketua KKPG Buleleng, Hety Ayu Kirana Dewi.
Dalam kesempatan yang sama Hety juga menyampaikan satu suara dukungan dari Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), Himpunan Wanita Karya, Alhidayah dan Satkar Ulama, gabungan organisasi hasta karya Golkar. Lalu masing-masing satu suara dari DPD II dan Wantimbang DPD II Golkar Buleleng juga sepakat untuk IGK Kresna Budi. Suara terakhir dari DPD I Golkar Bali yang diwakili oleh Agus Satuedi memberikan dukungan penuh memilih IGK Kresna Budi.
Musda juga memutuskan jabatan Ketua Dewan Pertimbangan (Wantimbang) diisi oleh Putu Singyen, kader Golkar asal Seririt, Sekretaris DPD II Golkar Buleleng dijabat Ketut Susila Umbara, kader Golkar asal dapil Sukasada dan Bendahara dipercayakan kepada Ratna Jelita kader asal Kelurahan Astina, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Sedangkan untuk jabatan struktural lainnya masih meminta waktu penentuan selama dua pekan.
Ketua DPD I Golkar Bali, I Nyoman Sugawa Korry, mengatakan dalam Musda Golkar yang diselenggarakan di seluruh kabupaten/kota di Bali ditekankan selain pemilihan Ketua DPD II adalah perubahan pola pikir, pola sikap dan pola perilaku untuk siap menghadapi perubahan. “Perubahannya termasuk mengalahkan diri sendri untuk kemajuan partai, itu yang saya tanamkan. Selama ini pengalaman saya di partai kita selalu pecah, selalu ada perbedaan sehingga yang dirugikan partai itu sendiri,” kata politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng ini.
Pemilihan Ketua DPD II Golkar Buleleng secara aklamasi ini ditegaskan olehnya tanpa tekanan atau trik khusus, melainkan hanya memberikan arahan dan saran kepada seluruh kader untuk memulai kebersamaan dalam merebut kembali kejayaan Golkar di Bali. Melalui Musda Golkar ini, Sugawa Korry mengaku sudah mulai bersiap menghadapi Pemilu 2024 dengan pemetaan kantong-kantong suara dan kader partai yang diusung.
Termasuk Pilkada Buleleng tahun 2022 mendatang. Sementara itu Ketua DPD II Golkar Buleleng terpilih, IGK Kresna Budi, mengaku segera akan turun ke masyarakat dan mengisi program yang lebih banyak memprioritaskan kepentingan masyarakat. Modal kebersamaan yang ditekankan Ketua DPD I, Sugawa Korry juga dijawab Kresna Budi sudah diwujudkan dengan pengangkatan kembali Putu Singyen sebagai Ketua Dewan Pertimbangan DPD II Golkar Buleleng. “Artinya konsolidasi partai sudah berjalan lebih awal. Kelengkapan kepengurusan kami minta waktu dua minggu, tetapi kalau satu minggu tuntas alangkah baiknya,” kata Kresna Budi.
Sementara Musda Golkar Gianyar digelar di Sekretariat DPD II Golkar Gianyar, selatan GOR Kebo Iwa, Gianyar, Minggu (23/8) hari ini. Nama Kadek Era Sukadana, Ketua Pengurus Kecamatan (PK) Golkar Ubud, paling kebut (santer) disebut-sebut akan mengungguli perebutan jabatan Ketua DPD II Golkar Gianyar.
Musda ini dengan agenda memilih Ketua DPD II yang baru, karena Ketua DPD II Golkar Gianyar, Made Dauha Wijana, terpilih menjadi Sekretaris DPD I Golkar Bali periode 2020-2005. Informasi NusaBali di kalangan kader Golkar Gianyar, Sabtu kemarin, nama Era Sukadana kebut tak terlepas dari pengaruh Ketua DPD II Gianyar, Made Dauh Wijana, yang kini menjabat Plt Ketua DPD II Golkar Gianyar. Era Sukadana adalah salah seorang loyalis politik Dauh Wijana.
Menurut sejumlah kader, sudah jadi rahasia umum di internal Golkar Gianyar, Dauh Wijana sangat berperan terutama dalam urusan melobi enam suara PK Golkar se Kabupaten Gianyar, selain Era Sukadana selaku Ketua PK Ubud.
Lobi itu tak terkecuali kepada Ketua PK Golkar Gianyar, Made Suteja, yang sebelumnya berminat mencalonkan diri sebagai Ketua DPD II Golkar Gianyar. Kuat dugaan, sikap politik Suteja yang kompromis pada Era Sukadana karena dia potensial memenangkan perebutan jabatan Sekretaris DPD II menggantikan Sekretaris DPD II Gianyar Cokorda Wisnu Parta. “Jabatan sekretaris ini kan lebih punya daya tawar politik ketimbang Suteja hanya menjabat Ketua PK Gianyar. Yang jelas, dukungan Dauh Wijana untuk Era Sukadana sudah terendus lama,” jelas sumber di jajaran DPD II Golkar Gianyar.
Terkait itu, Made Suteja saat dihubungi enggan memberikan tanggapan. “Ya, saya tergantung aspirasi yang berkembang saja. Kita lihat nanti,” ujar politisi Golkar asal Desa Temesi, Kecamatan Gianyar ini. Sebagaimana diketahui, dalam tradisi Musda Golkar se Bali, 7 suara PK seperti di Kabupaten Gianyar itu akan menjadi modal utama bagi kader untuk merebut posisi ketua. Karena, biasanya, satu suara dari DPD I Provinsi Bali akan nurut memilih sesuai kekompakan suara PK memilih calon ketua. Jika benar, 7 PK kompak mendukung Era Sukadana, maka kader Golkar asal Lingkungan Padangtegal, Kelurahan/Kecamatan Ubud ini akan mengantongi delapan suara, hingga tinggal dilantik. Selain ada tujuh suara PK dan satu suara DPD I, ada lima pemegang suara lain yang akan meramaikan Musda DPD II. Yakni, organisasi pendiri Golkar (Kosgoro, MKGR dan SOKSI) 1 suara/voting block, Organisasi sayap (AMPG dan KPPG) 1 suara, (AMPI, Himpunan Wanita Karya, Alhidayah, Satkar Ulama) 1 suara, DPD II 1 suara, dan Wantimbang DPD II 1 suara.
Era Sukadana saat dihubungi membantah jika dukungan enam PK yang didapatkannya karena lobi lobi Dauh Wijana kepada ketua ketua PK. “Tak ada seperti itu (lobi Dauh Wijana). Saya garap dukungan ini sejak enam bulan lalu,” ujarnya. Dia meyakini enam suara PK yakin kompak untuk dirinya pada Musda, Minggu ini. Untuk menguatkan keyakinannya itu, dia bersama enam Ketua PK bersembahyang ke beberapa tempat suci, termasuk Padmasana di Sekretariat DPD II Golkar Gianyar, Sabtu (22/8) malam.
Nama Era Sukadana sempat dipepet oleh kader Golkar dari Puri Agung Ubud, Cokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah. Cok Wah tak hanya dijagokan oleh kalangan kader lokal Gianyar. Nama putra Wantimbang DPD II Golkar Gianyar yang Panglingsir Puri Agung Ubud, Tjokorda Agung Suyasa (alm) ini, dijagokan oleh Ketua Pemenangan DPP Partai Golkar Bali-NTB-NTT, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer. Karena Demer menginginkan Golkar Gianyar di era reformasi tetap perkasa sebagaimana pernah dipimpin (Ketua DPD II), Tjokorda Gde Budi Suryawan alias CBS dan Tjokorda Raka Kerthyasa alais Cok Ibah, sama-sama dari Puri Agung Ubud.
Terkait aspirasi itu, Cok Wah mengakui ada sejumlah kader Golkar menjajaki dirinya agar mau memimpin Partai Golkar Gianyar, tentu sesuai mekanisme. Namun Cok Wah belum bersedia karena memilih fokus ngayah (mengabdi) untuk seni, adat, dan kemasyarakatan yang selama ini digeluti. Plt Ketua DPD II Golkar Gianyar, Made Dauh Wijana membantah jika dirinya disebut menjagokan Era Sukadana sebagai calon Ketua DPD II. Kata dia, dukungan ke salah satu calon sangat tergantung dukungan PK-PK kepada calon bersangkutan. “Kalau saya tergantung ke mana dukungan teman-teman (PK). Saya sifatnya Tut Wuri Handayani. Saya tentu ikut yang dukungannya terbanyak,’’ ujarnya. *k23,lsa
Musda Golkar Buleleng dilangsungkan di Aula Sekretariat DPD II Golkar Buleleng, Jalan Ngurah Rai Kelurahan Banjar Jawa, Kecamatan/Kabupaten Buleleng yang dimulai sejak pukul 09.30 Wita. Pelaksanaan Musda Golkar Buleleng ini terkesan mendadak dengan dimajukannya tanggal pelaksanaan dari yang sudah diagendakan sebelumnya.
Musda Golkar Buleleng yang rencananya digelar 26 Agustus mendatang, disepakati untuk dimajukan ke tanggal 22 Agustus, karena pertimbangan pelaksanaan Pilkada di 6 kabupaten/kota di Bali. Sehingga pelaksanaan Musda Golkar Buleleng kemarin tidak mengundang Bupati dan Ketua DPRD Buleleng. Pimpinan Desa (PD) se Kabupaten Buleleng juga tak dihadirkan mengingat situasi pandemi Covid-19 yang membatasi interaksi dengan protokol kesehatannya.
Seluruh rangkaian Musda Golkar Buleleng berlangsung sangat landai. Pemilihan Ketua DPD II hanya mengusung calon tunggal, yakni IGK Kresna Budi yang sebelumnya menjabat sebagai Plt Ketua DPD II Golkar Buleleng selama setahun lebih mengisi kekosongan Ketua DPD II Buleleng pasca Pilgub 2018 lalu.
Ketua Komisi II DPRD Provinsi Bali ini menyapu bersih seluruh suara dari pemegang hak suara musda, yakni sebanyak 15 suara. Sebanyak 9 suara dari PK Golkar se Buleleng yang kompak memilih IGK Kresna Budi sebagai Ketua DPD II Golkar Buleleng. Dukungan sembilan PK itu disampaikan oleh perwakilan PK Golkar Busungbiu, Ketut Mertayasa. Satu suara juga diberikan oleh organisasi sayap yang meliputi Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KKPG) ditegaskan langsung oleh Ketua KKPG Buleleng, Hety Ayu Kirana Dewi.
Dalam kesempatan yang sama Hety juga menyampaikan satu suara dukungan dari Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), Himpunan Wanita Karya, Alhidayah dan Satkar Ulama, gabungan organisasi hasta karya Golkar. Lalu masing-masing satu suara dari DPD II dan Wantimbang DPD II Golkar Buleleng juga sepakat untuk IGK Kresna Budi. Suara terakhir dari DPD I Golkar Bali yang diwakili oleh Agus Satuedi memberikan dukungan penuh memilih IGK Kresna Budi.
Musda juga memutuskan jabatan Ketua Dewan Pertimbangan (Wantimbang) diisi oleh Putu Singyen, kader Golkar asal Seririt, Sekretaris DPD II Golkar Buleleng dijabat Ketut Susila Umbara, kader Golkar asal dapil Sukasada dan Bendahara dipercayakan kepada Ratna Jelita kader asal Kelurahan Astina, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Sedangkan untuk jabatan struktural lainnya masih meminta waktu penentuan selama dua pekan.
Ketua DPD I Golkar Bali, I Nyoman Sugawa Korry, mengatakan dalam Musda Golkar yang diselenggarakan di seluruh kabupaten/kota di Bali ditekankan selain pemilihan Ketua DPD II adalah perubahan pola pikir, pola sikap dan pola perilaku untuk siap menghadapi perubahan. “Perubahannya termasuk mengalahkan diri sendri untuk kemajuan partai, itu yang saya tanamkan. Selama ini pengalaman saya di partai kita selalu pecah, selalu ada perbedaan sehingga yang dirugikan partai itu sendiri,” kata politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng ini.
Pemilihan Ketua DPD II Golkar Buleleng secara aklamasi ini ditegaskan olehnya tanpa tekanan atau trik khusus, melainkan hanya memberikan arahan dan saran kepada seluruh kader untuk memulai kebersamaan dalam merebut kembali kejayaan Golkar di Bali. Melalui Musda Golkar ini, Sugawa Korry mengaku sudah mulai bersiap menghadapi Pemilu 2024 dengan pemetaan kantong-kantong suara dan kader partai yang diusung.
Termasuk Pilkada Buleleng tahun 2022 mendatang. Sementara itu Ketua DPD II Golkar Buleleng terpilih, IGK Kresna Budi, mengaku segera akan turun ke masyarakat dan mengisi program yang lebih banyak memprioritaskan kepentingan masyarakat. Modal kebersamaan yang ditekankan Ketua DPD I, Sugawa Korry juga dijawab Kresna Budi sudah diwujudkan dengan pengangkatan kembali Putu Singyen sebagai Ketua Dewan Pertimbangan DPD II Golkar Buleleng. “Artinya konsolidasi partai sudah berjalan lebih awal. Kelengkapan kepengurusan kami minta waktu dua minggu, tetapi kalau satu minggu tuntas alangkah baiknya,” kata Kresna Budi.
Sementara Musda Golkar Gianyar digelar di Sekretariat DPD II Golkar Gianyar, selatan GOR Kebo Iwa, Gianyar, Minggu (23/8) hari ini. Nama Kadek Era Sukadana, Ketua Pengurus Kecamatan (PK) Golkar Ubud, paling kebut (santer) disebut-sebut akan mengungguli perebutan jabatan Ketua DPD II Golkar Gianyar.
Musda ini dengan agenda memilih Ketua DPD II yang baru, karena Ketua DPD II Golkar Gianyar, Made Dauha Wijana, terpilih menjadi Sekretaris DPD I Golkar Bali periode 2020-2005. Informasi NusaBali di kalangan kader Golkar Gianyar, Sabtu kemarin, nama Era Sukadana kebut tak terlepas dari pengaruh Ketua DPD II Gianyar, Made Dauh Wijana, yang kini menjabat Plt Ketua DPD II Golkar Gianyar. Era Sukadana adalah salah seorang loyalis politik Dauh Wijana.
Menurut sejumlah kader, sudah jadi rahasia umum di internal Golkar Gianyar, Dauh Wijana sangat berperan terutama dalam urusan melobi enam suara PK Golkar se Kabupaten Gianyar, selain Era Sukadana selaku Ketua PK Ubud.
Lobi itu tak terkecuali kepada Ketua PK Golkar Gianyar, Made Suteja, yang sebelumnya berminat mencalonkan diri sebagai Ketua DPD II Golkar Gianyar. Kuat dugaan, sikap politik Suteja yang kompromis pada Era Sukadana karena dia potensial memenangkan perebutan jabatan Sekretaris DPD II menggantikan Sekretaris DPD II Gianyar Cokorda Wisnu Parta. “Jabatan sekretaris ini kan lebih punya daya tawar politik ketimbang Suteja hanya menjabat Ketua PK Gianyar. Yang jelas, dukungan Dauh Wijana untuk Era Sukadana sudah terendus lama,” jelas sumber di jajaran DPD II Golkar Gianyar.
Terkait itu, Made Suteja saat dihubungi enggan memberikan tanggapan. “Ya, saya tergantung aspirasi yang berkembang saja. Kita lihat nanti,” ujar politisi Golkar asal Desa Temesi, Kecamatan Gianyar ini. Sebagaimana diketahui, dalam tradisi Musda Golkar se Bali, 7 suara PK seperti di Kabupaten Gianyar itu akan menjadi modal utama bagi kader untuk merebut posisi ketua. Karena, biasanya, satu suara dari DPD I Provinsi Bali akan nurut memilih sesuai kekompakan suara PK memilih calon ketua. Jika benar, 7 PK kompak mendukung Era Sukadana, maka kader Golkar asal Lingkungan Padangtegal, Kelurahan/Kecamatan Ubud ini akan mengantongi delapan suara, hingga tinggal dilantik. Selain ada tujuh suara PK dan satu suara DPD I, ada lima pemegang suara lain yang akan meramaikan Musda DPD II. Yakni, organisasi pendiri Golkar (Kosgoro, MKGR dan SOKSI) 1 suara/voting block, Organisasi sayap (AMPG dan KPPG) 1 suara, (AMPI, Himpunan Wanita Karya, Alhidayah, Satkar Ulama) 1 suara, DPD II 1 suara, dan Wantimbang DPD II 1 suara.
Era Sukadana saat dihubungi membantah jika dukungan enam PK yang didapatkannya karena lobi lobi Dauh Wijana kepada ketua ketua PK. “Tak ada seperti itu (lobi Dauh Wijana). Saya garap dukungan ini sejak enam bulan lalu,” ujarnya. Dia meyakini enam suara PK yakin kompak untuk dirinya pada Musda, Minggu ini. Untuk menguatkan keyakinannya itu, dia bersama enam Ketua PK bersembahyang ke beberapa tempat suci, termasuk Padmasana di Sekretariat DPD II Golkar Gianyar, Sabtu (22/8) malam.
Nama Era Sukadana sempat dipepet oleh kader Golkar dari Puri Agung Ubud, Cokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah. Cok Wah tak hanya dijagokan oleh kalangan kader lokal Gianyar. Nama putra Wantimbang DPD II Golkar Gianyar yang Panglingsir Puri Agung Ubud, Tjokorda Agung Suyasa (alm) ini, dijagokan oleh Ketua Pemenangan DPP Partai Golkar Bali-NTB-NTT, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer. Karena Demer menginginkan Golkar Gianyar di era reformasi tetap perkasa sebagaimana pernah dipimpin (Ketua DPD II), Tjokorda Gde Budi Suryawan alias CBS dan Tjokorda Raka Kerthyasa alais Cok Ibah, sama-sama dari Puri Agung Ubud.
Terkait aspirasi itu, Cok Wah mengakui ada sejumlah kader Golkar menjajaki dirinya agar mau memimpin Partai Golkar Gianyar, tentu sesuai mekanisme. Namun Cok Wah belum bersedia karena memilih fokus ngayah (mengabdi) untuk seni, adat, dan kemasyarakatan yang selama ini digeluti. Plt Ketua DPD II Golkar Gianyar, Made Dauh Wijana membantah jika dirinya disebut menjagokan Era Sukadana sebagai calon Ketua DPD II. Kata dia, dukungan ke salah satu calon sangat tergantung dukungan PK-PK kepada calon bersangkutan. “Kalau saya tergantung ke mana dukungan teman-teman (PK). Saya sifatnya Tut Wuri Handayani. Saya tentu ikut yang dukungannya terbanyak,’’ ujarnya. *k23,lsa
1
Komentar