Koeman Mampu Kembalikan Kejayaan
Calon Presiden Barcelona
Ditangani Koeman, Barcelona akan kembali berjaya seperti saat ditangani Johan Cruyff (1988-1996). Pria Belanda itu menjadi salah satu murid dan pasukan Cruyff pada periode 1989-1995.
BARCELONA, NusaBali
Pelatih baru Barcelona Ronald Koeman (57 tahun) dinilai mampu membawa tim Catalan itu kembali berjaya, seperti pada era 1990-an bersama Johan Cruyff. Yakni, memainkan sepakbola atraktif dengan intensitas daya serang tinggi. Pada era itu, Koeman menjadi salah satu murid Cruyff.
Demikian diungkapkan Agusti Benedito, salah satu kandidat penantang Josep Maria Bartomeu dalam bursa pemilihan Presiden Barcelona.
Benedito bukan sosok yang asing dalam ‘pilpres’ tersebut. Pada 2010, Benedito menjadi sosok kejutan, yang meraih 8.044 suara di posisi kedua dan pada 2015 meraih 3.400 suara.
Menurut Agusti Benedito, penunjukan Ronald Koeman menjadi pelatih baru Barcelona sebagai sebuah langkah tepat. Bahkan Benedito mengklaim Koeman akan datang lebih cepat ke Camp Nou, andaikata dirinya memenangi pemilihan lima tahun lalu.
"Jika saya menang pemilihan di tahun 2015, dia akan jadi pelatih kami. Saat itu saya sudah menemuinya di London saat dia masih di Southampton dan teken pra-kesepakatan," ucap Benedito.
Koeman menangani Barcelona pada awal Agustus, menggantikan Quique Setien, menyusul kegagalan Barca meraih gelar juara musim ini. Setien ditunjuk Januari lalu menggantikan Ernesto Valverde.
Agusti Benedito pun percaya di tangan Koeman, Barca akan kembali berjaya seperti saat ditangani Johan Cruyff (1988-1996). Lewat polesan atraktif Cruyff, saat itu Barca meraih empat gelar LaLiga, tiga Piala Super Spanyol, satu Piala Champions, satu Piala Super Eropa, satu Copa del Rey, dan satu Piala Winners. Koeman saat itu jadi salah satu pemain yang ditangani oleh Johan Cruyff di Barcelona periode 1989-1995.
Benedito pun menegaskan, jika dirinya menang dalam pemilihan kali ini, Koeman tetap jadi pelatih Barcelona. Menurutnya, Koeman sosok legenda klub dan pelatih berpengalaman yang punya kepribadian bagus.
"Dia memiliki keuntungan sebagai murid Cruyff dan membuka era keemasan di Barcelona, seperti halnya yang dilakukan Johan pada 90-an," kata Benedito.
Sementara soal Xavi Hernandez yang digadang-gadang sebagai pelatih masa depan Barcelona, Benedito menyarankan agar pelatih klub Al Sadd Qatar itu mengikuti jejak Luis Enrique dan Pep Guardiola. Xavi harus menangani Barcelona B sebelum melatih tim utama.
Luis Enrique dan Pep Guardiola, yang juga mantan penggawa El Barca, memang sama-sama mulai melatih tim junior klub Catalan, sebelum diserahi kepercayaan menangani Lionel Messi dkk. Enrique menangani Barcelona B pada periode 2008-2011. Enrique baru melatih tim utama Barca pada 2014-2017, setelah melatih AS Roma dan Celta Vigo.
Sedangkan Guardiola, melatih Barcelona B periode 2007-2008. Bedanya, Guardiola langsung menangani tim senior Barca 2008-2012.
Hal itulah disebut Benedito yang harus dilakukan Xavi sebelum melatih skuad utama Barcelona. Opsi lain bergabung dengan staf Ronald Koeman. *
Demikian diungkapkan Agusti Benedito, salah satu kandidat penantang Josep Maria Bartomeu dalam bursa pemilihan Presiden Barcelona.
Benedito bukan sosok yang asing dalam ‘pilpres’ tersebut. Pada 2010, Benedito menjadi sosok kejutan, yang meraih 8.044 suara di posisi kedua dan pada 2015 meraih 3.400 suara.
Menurut Agusti Benedito, penunjukan Ronald Koeman menjadi pelatih baru Barcelona sebagai sebuah langkah tepat. Bahkan Benedito mengklaim Koeman akan datang lebih cepat ke Camp Nou, andaikata dirinya memenangi pemilihan lima tahun lalu.
"Jika saya menang pemilihan di tahun 2015, dia akan jadi pelatih kami. Saat itu saya sudah menemuinya di London saat dia masih di Southampton dan teken pra-kesepakatan," ucap Benedito.
Koeman menangani Barcelona pada awal Agustus, menggantikan Quique Setien, menyusul kegagalan Barca meraih gelar juara musim ini. Setien ditunjuk Januari lalu menggantikan Ernesto Valverde.
Agusti Benedito pun percaya di tangan Koeman, Barca akan kembali berjaya seperti saat ditangani Johan Cruyff (1988-1996). Lewat polesan atraktif Cruyff, saat itu Barca meraih empat gelar LaLiga, tiga Piala Super Spanyol, satu Piala Champions, satu Piala Super Eropa, satu Copa del Rey, dan satu Piala Winners. Koeman saat itu jadi salah satu pemain yang ditangani oleh Johan Cruyff di Barcelona periode 1989-1995.
Benedito pun menegaskan, jika dirinya menang dalam pemilihan kali ini, Koeman tetap jadi pelatih Barcelona. Menurutnya, Koeman sosok legenda klub dan pelatih berpengalaman yang punya kepribadian bagus.
"Dia memiliki keuntungan sebagai murid Cruyff dan membuka era keemasan di Barcelona, seperti halnya yang dilakukan Johan pada 90-an," kata Benedito.
Sementara soal Xavi Hernandez yang digadang-gadang sebagai pelatih masa depan Barcelona, Benedito menyarankan agar pelatih klub Al Sadd Qatar itu mengikuti jejak Luis Enrique dan Pep Guardiola. Xavi harus menangani Barcelona B sebelum melatih tim utama.
Luis Enrique dan Pep Guardiola, yang juga mantan penggawa El Barca, memang sama-sama mulai melatih tim junior klub Catalan, sebelum diserahi kepercayaan menangani Lionel Messi dkk. Enrique menangani Barcelona B pada periode 2008-2011. Enrique baru melatih tim utama Barca pada 2014-2017, setelah melatih AS Roma dan Celta Vigo.
Sedangkan Guardiola, melatih Barcelona B periode 2007-2008. Bedanya, Guardiola langsung menangani tim senior Barca 2008-2012.
Hal itulah disebut Benedito yang harus dilakukan Xavi sebelum melatih skuad utama Barcelona. Opsi lain bergabung dengan staf Ronald Koeman. *
1
Komentar