Sepuluh Desain Masuk Tahap Presentasi
Pemenang sayembara selain membawa pulang total hadiah Rp 190 juta, juga sekaligus akan mendampingi kontraktor hingga proses pembangunan berlangsung.
Sayembara Desain Masterplan Pasar Badung
DENPASAR, NusaBali
Sepuluh besar desain masterplan Pasar Badung hasil sayembara yang digelar Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Denpasar memasuki tahap presentasi di Graha Sewaka Dharma Lumintang, Jumat (7/10). Tahap presentasi ini akan menentukan desain mana yang akan dijadikan rancangan pembangunan Pasar Badung pasca kebakaran.
Sejumlah pedagang Pasar Badung turut menyaksikan presentasi dari para arsitek yang lolos seleksi. Mereka pun meminta pemerintah tidak tebang pilih ketika pembangunan pasar sudah rampung. Seperti yang diungkapkan I Ketut Sudara, pedagang tedung dan perlengkapan upacara ini, yang berharap pembangunan Pasar Badung disesuaikan dengan selera pedagang. "Pokoknya bikin yang baik dan kita bisa kembali berjualan tanpa ada keributan," pintanya. Sudara mewanti-wanti supaya pemerintah jujur dalam segala hal. "Kalau sudah berhasil, pemerintah jangan tebang pilih. Supaya pedagang yang menjadi korban kebakaran diutamakan. Jangan sampai nanti yang jualan justru pedagang-pedagang baru," harap Sudara yang mengaku sudah berjualan sejak zaman kolonial Belanda ini.
Sekda Pemkot Denpasar, AAN Rai Iswara memastikan bahwa tahun 2017, pembangunan Pasar Badung akan dilakukan. Anggaran sekitar Rp 200 miliar lebih diperkirakan akan habis untuk mendirikan kembali pasar terbesar di Bali ini. Menurutnya, saat ini Denpasar masih berjuang untuk mendapatkan bantuan pusat. Sejalan dengan itu, pembangunan Pasar Badung ini sudah dianggarkan KUA PPAS (Kebijakan Umum Anggaran Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara). "Denpasar sudah siapkan anggaran itu di KUA PPAS sehingga tahun 2017 pembangunan bisa klir. Dengan begitu, masyarakat tidak ragu lagi dengan pembangunan Pasar Badung," jelas Rai Iswara dalam sambutannya saat membuka acara, kemarin.
Sementara terkait presentasi ini, Kepala Dinas Tata Ruang dan Perumahan (DTRP) Denpasar, Ir I Made Kusumadiputra menjelaskan, 10 nominator ini akan diciutkan menjadi 3 nominasi terbaik. "Dari 3 nominasi terbaik nanti, desainnnya akan digabung. Karena masing-masing punya keunggulan, sehingga akan didapatkan desain terbaik," jelasnya. Selanjutnya setelah dinyatakan sebagai juara, pemenang sayembara ini selain membawa pulang total hadiah Rp 190 juta, juga sekaligus akan mendampingi kontraktor hingga proses pembangunan berlangsung. Dewan juri yang dilibatkan berasal dari kalangan akademisi, praktisi dan unsur adat, diantaranya Prof Dr Putu Rumawan Salain (akademisi), Prof I Wayan Geria (budayawan), I Wayan Meganada (adat), I Ketut Gede Asta Suparta (praktisi), Dr Ir Gede Erli Suardana M Eng (akademisi), Prof I Wayan Runa MP (akademisi), serta Kadis DTRP Made Kusumadiputra dari unsur birokrat.
Salah satu peserta, Dwipa Tanaya mengaku tertarik untuk mengikuti sayembara untuk menguji kreatifitasnya. Arsitek yang akrab disapa Itang ini, punya konsep Rwa Bineda dalam mendesain Pasar Badung. Konsep ini diaplikasikan dalam bangunan yang berbentuk simetris dan asimetris. Menurutnya, Rwa Bineda merupakan dua hal yang berbeda namun saling melengkapi.
Selain itu, Itang yang bekerja bersama dua rekannya yang lain ini juga mengutamakan konsep Trihita Karana dalam desain. Konsep ini diaplikasikan dalam penataan ruang, yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan melalui bangunan Pura Melanting.
Hubungan manusia dengan manusia lewat tata ruang penataan gedung, serta hubungan manusia dengan alam yang diaplikasikan melalui penataan lingkungan. Selain itu, Itang dkk juga mengangkat kearifan lokal Denpasar berupa arsitektur Bebadungan yang diaplikasikan lewat langgam bangunan. "Buat desain ini kurang lebih satu bulan lalu, karena waktu yang disediakan oleh panitia juga mepet," ungkap alumni Arsitektur Unud angkatan 2007 ini. * nvi
DENPASAR, NusaBali
Sepuluh besar desain masterplan Pasar Badung hasil sayembara yang digelar Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Denpasar memasuki tahap presentasi di Graha Sewaka Dharma Lumintang, Jumat (7/10). Tahap presentasi ini akan menentukan desain mana yang akan dijadikan rancangan pembangunan Pasar Badung pasca kebakaran.
Sejumlah pedagang Pasar Badung turut menyaksikan presentasi dari para arsitek yang lolos seleksi. Mereka pun meminta pemerintah tidak tebang pilih ketika pembangunan pasar sudah rampung. Seperti yang diungkapkan I Ketut Sudara, pedagang tedung dan perlengkapan upacara ini, yang berharap pembangunan Pasar Badung disesuaikan dengan selera pedagang. "Pokoknya bikin yang baik dan kita bisa kembali berjualan tanpa ada keributan," pintanya. Sudara mewanti-wanti supaya pemerintah jujur dalam segala hal. "Kalau sudah berhasil, pemerintah jangan tebang pilih. Supaya pedagang yang menjadi korban kebakaran diutamakan. Jangan sampai nanti yang jualan justru pedagang-pedagang baru," harap Sudara yang mengaku sudah berjualan sejak zaman kolonial Belanda ini.
Sekda Pemkot Denpasar, AAN Rai Iswara memastikan bahwa tahun 2017, pembangunan Pasar Badung akan dilakukan. Anggaran sekitar Rp 200 miliar lebih diperkirakan akan habis untuk mendirikan kembali pasar terbesar di Bali ini. Menurutnya, saat ini Denpasar masih berjuang untuk mendapatkan bantuan pusat. Sejalan dengan itu, pembangunan Pasar Badung ini sudah dianggarkan KUA PPAS (Kebijakan Umum Anggaran Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara). "Denpasar sudah siapkan anggaran itu di KUA PPAS sehingga tahun 2017 pembangunan bisa klir. Dengan begitu, masyarakat tidak ragu lagi dengan pembangunan Pasar Badung," jelas Rai Iswara dalam sambutannya saat membuka acara, kemarin.
Sementara terkait presentasi ini, Kepala Dinas Tata Ruang dan Perumahan (DTRP) Denpasar, Ir I Made Kusumadiputra menjelaskan, 10 nominator ini akan diciutkan menjadi 3 nominasi terbaik. "Dari 3 nominasi terbaik nanti, desainnnya akan digabung. Karena masing-masing punya keunggulan, sehingga akan didapatkan desain terbaik," jelasnya. Selanjutnya setelah dinyatakan sebagai juara, pemenang sayembara ini selain membawa pulang total hadiah Rp 190 juta, juga sekaligus akan mendampingi kontraktor hingga proses pembangunan berlangsung. Dewan juri yang dilibatkan berasal dari kalangan akademisi, praktisi dan unsur adat, diantaranya Prof Dr Putu Rumawan Salain (akademisi), Prof I Wayan Geria (budayawan), I Wayan Meganada (adat), I Ketut Gede Asta Suparta (praktisi), Dr Ir Gede Erli Suardana M Eng (akademisi), Prof I Wayan Runa MP (akademisi), serta Kadis DTRP Made Kusumadiputra dari unsur birokrat.
Salah satu peserta, Dwipa Tanaya mengaku tertarik untuk mengikuti sayembara untuk menguji kreatifitasnya. Arsitek yang akrab disapa Itang ini, punya konsep Rwa Bineda dalam mendesain Pasar Badung. Konsep ini diaplikasikan dalam bangunan yang berbentuk simetris dan asimetris. Menurutnya, Rwa Bineda merupakan dua hal yang berbeda namun saling melengkapi.
Selain itu, Itang yang bekerja bersama dua rekannya yang lain ini juga mengutamakan konsep Trihita Karana dalam desain. Konsep ini diaplikasikan dalam penataan ruang, yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan melalui bangunan Pura Melanting.
Hubungan manusia dengan manusia lewat tata ruang penataan gedung, serta hubungan manusia dengan alam yang diaplikasikan melalui penataan lingkungan. Selain itu, Itang dkk juga mengangkat kearifan lokal Denpasar berupa arsitektur Bebadungan yang diaplikasikan lewat langgam bangunan. "Buat desain ini kurang lebih satu bulan lalu, karena waktu yang disediakan oleh panitia juga mepet," ungkap alumni Arsitektur Unud angkatan 2007 ini. * nvi
Komentar