PAS Balik Tuding Paket Surya
Situasi politik di Gumi Panji Sakti memanas jelang penetapan pasangan Calon Bupati (Cabup)-Calon Wakil Bupati (Cawabup) Buleleng menuju Pilkada 2017.
Dewa Nyoman Sukrawan, Cabup Buleleng dalam Paket Surya, mengakui adanya gerakan intervensi tersebut. Dewa Sukrawan menegaskan, pihaknya belakangan aktif turun masimakrama guna memberikan rasa aman kepada pendukungnya, agar mereka tidak takut datang saat verifikasi factual nanti.
“Ya, kami lihat sudah tidak fair flay ini. Marilah kita ciptakan situasi yang kondusif. Di Pilkada Buleleng ini sebenarnya tidak ada musuh, yang ada justru lawan. Mari bertarung secara fair flay,” tandas politisi asal Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng yang dipecat PDIP gara-gara maju ke Pilkada 2017 melalui jalur Independen ini.
Sementara itu, Putu Agus Suradnyana, Cabup Buleleng incumbent dalam PAS-Sutji, membantah isu gerakan intervensi pendukung Paket Surya. Menurut Agus Suradnyana, selama ini pihaknya turun ke masyarakat hanya menyampaikan program kerja dan mengajak rakyat ikut menjaga situasi kondusif. Alasannya, dengan situasi yang kondusif, investasi nyaman, pembangunan pun lancar.
“Jangan dibalik-balik dong, dibilang saya yang menekan. Lantas bagaimana kalau di masyarakat saya dengar katanya pengumpulan KTP itu dilakukan dengan iming-iming akan diberi bantuan dan uang? Kenapa tidak dilakukan secara transparan dan terbuka untuk pencalonan, kok sekarang saya dibilang menekan?” tanya Agus Suradnyana saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja kemarin.
“Takutnya nanti ketika verifikasi factual benar mereka (pendukung Paket Surya) tidak datang, pasti saya yang dituduh menghalangi. Padahal, pengumpulan KTP-nya tidak transparan, asal ambil saja,” lanjut politisi PDIP asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar yang masih menjabat Bupati Buleleng 2012-2017 ini.
Menurut Agus Suradnyana, isu miring ini sengaja dilempar guna mencari simpati ma-syarakat, sehingga seolah-olah ditekan oleh pejabat yang berkuasa. Padahal, pola pengumpulan KTP dukungan Paket Surya tidak transparan, di mana ada kemungkinan pemilik KTP tidak tahu menahu identitas mereka dipakai syarat dukungan.
“Janganlah melempar isu yang bukan-bukan, ini kan seolah-olah merasa dizolimi, agar mendapat simpati. Gaya politik seperti ini sudah lagu lama, marilah kita berpolitik yang santun dengan menyampaikan program-program dan keberhasilan,” tegas Aus Suradnyana, yang sempat tiga periode menjabat sebagai Ketua Komisi III DPRD Bali (membidangi pembangunan dan infrastruktur).
Agus Suradnyana pun meminta masyarakat agar tidak terpangaruh isu-isu yang bisa membuat situasi tidak kondusif. Bupati yang Ketua DPC PDIP Buleleng 2015-2020 ini mengaku lebih baik mengajak masyarakat berbicara masalah kinerja dan program membangun Buleleng ke depan. * k19
“Ya, kami lihat sudah tidak fair flay ini. Marilah kita ciptakan situasi yang kondusif. Di Pilkada Buleleng ini sebenarnya tidak ada musuh, yang ada justru lawan. Mari bertarung secara fair flay,” tandas politisi asal Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng yang dipecat PDIP gara-gara maju ke Pilkada 2017 melalui jalur Independen ini.
Sementara itu, Putu Agus Suradnyana, Cabup Buleleng incumbent dalam PAS-Sutji, membantah isu gerakan intervensi pendukung Paket Surya. Menurut Agus Suradnyana, selama ini pihaknya turun ke masyarakat hanya menyampaikan program kerja dan mengajak rakyat ikut menjaga situasi kondusif. Alasannya, dengan situasi yang kondusif, investasi nyaman, pembangunan pun lancar.
“Jangan dibalik-balik dong, dibilang saya yang menekan. Lantas bagaimana kalau di masyarakat saya dengar katanya pengumpulan KTP itu dilakukan dengan iming-iming akan diberi bantuan dan uang? Kenapa tidak dilakukan secara transparan dan terbuka untuk pencalonan, kok sekarang saya dibilang menekan?” tanya Agus Suradnyana saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja kemarin.
“Takutnya nanti ketika verifikasi factual benar mereka (pendukung Paket Surya) tidak datang, pasti saya yang dituduh menghalangi. Padahal, pengumpulan KTP-nya tidak transparan, asal ambil saja,” lanjut politisi PDIP asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar yang masih menjabat Bupati Buleleng 2012-2017 ini.
Menurut Agus Suradnyana, isu miring ini sengaja dilempar guna mencari simpati ma-syarakat, sehingga seolah-olah ditekan oleh pejabat yang berkuasa. Padahal, pola pengumpulan KTP dukungan Paket Surya tidak transparan, di mana ada kemungkinan pemilik KTP tidak tahu menahu identitas mereka dipakai syarat dukungan.
“Janganlah melempar isu yang bukan-bukan, ini kan seolah-olah merasa dizolimi, agar mendapat simpati. Gaya politik seperti ini sudah lagu lama, marilah kita berpolitik yang santun dengan menyampaikan program-program dan keberhasilan,” tegas Aus Suradnyana, yang sempat tiga periode menjabat sebagai Ketua Komisi III DPRD Bali (membidangi pembangunan dan infrastruktur).
Agus Suradnyana pun meminta masyarakat agar tidak terpangaruh isu-isu yang bisa membuat situasi tidak kondusif. Bupati yang Ketua DPC PDIP Buleleng 2015-2020 ini mengaku lebih baik mengajak masyarakat berbicara masalah kinerja dan program membangun Buleleng ke depan. * k19
1
2
Komentar