nusabali

BI Gelar Pasar Gotong Royong Krama Bali

Dorong Pemberdayaan Ekonomi yang Terdampak Covid-19

  • www.nusabali.com-bi-gelar-pasar-gotong-royong-krama-bali

DENPASAR, NusaBali
Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (BI) Bali menyelenggarakan Pasar  Gotong Royong Krama Bali, Jumat (28/8), sebagai upaya dorong pemberdayaan ekonomi terdampak Copvid-19.

Sebanyak 12 UMKM digandeng menjajakan produknya dalam Pasar Gotong Royong Krama Bali yang digelar di halaman depan Kantoir BI Bali, Jalan Letda Tantular Denpasar tersebut. Pasar Gotong Royong Krama Bali yang digelar selama 2,5 jam, sejak pukul 07.00 hingga 09.30 Wita kemarin, dihadiri langsung Gubernur Wayan Koster, Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace), dan Dirut BPD Bali I Nyoman Sudharma. Menurut Kepala BI Perwakilan Bali, Trisno Nugroho, Pasar Gotong Royong Krama Bali ini bertujuan untuk melakukan pemberdayaan ekonomi, terutama terhadap pelaku UMKM yang usahanya terdampak pandemi Covid-19.

Trisno Nugroho mengatakan, survei terakhir yang dilakukan BI menunjukkan terjadi deflasi di Bali, di mana permintaan produk melemah. Jika deflasi berkepanjangan, kurang bagus buat perekonomian. “Harga produk pertanian pun pasti anjlok,” ujar Trisno Nugroho.

Dia mencontohkan harga cabe, yang sebulan lalu masih Rp 25.000/kg, namun sekarang anjlok kadi Rp 18.000/kg. Jika harga terbanting, dikhawatirkan petani tidak mau berproduksi lagi. Karena itu, BI menggelar Pasar Gotong Royong Krama Bali dengan tagline ‘Ngiring Angge Produk Krama Bali’. “Kita ikut meng-create demand (permintaan)-nya,” jelas Trisno.

Trisno pun mengajak masyarakat memanfaatkan dan membeli produk krama Bali. “Yang dulu impor dari luar, sekarang pakailah produk Bali. Ngiring angge produk krama Bali (mari gunakan produk krama Bali, Red).”

Sementara itu, Gubernur Koster memaparkan kondisi perekonomian Bali yang mengalami kontraksi akibat pandemi Covid-19. Menurut Koster, pada tri wulan I tahun 2020, ekonomi Bali mengalami minus 1,14 persen. Tri wulan II lebih dalam lagi yakni minus 10,98 persen. Ini salah satunya karena tidak ada wisatawan ke Bali. “Ekonimi Bali 53 persen lebih bergantung pada sektor pariwisata. Ketika pariwisata drop, otomatis ekonomi Bali drop jauh,” jelas Koster.

Disebutkan, sejak pariwisata Bali untuk wisatawan nusantara dibuka per 31 Juli 2020 lalu, ada perbaikan ekonomi. Penerbangan meningkat, jumlah penumpang juga meningkat. Terakhir, rata-rata ada 35 penerbangan per hari, dengan jumlah penumpang 3.000 sampai 5.000 orang.

Semula, ada rencana membupa pariwisata Bali untuk wisatawan asing per 11 September 2020. Namun, ini dibatalkan karena situasi belum memungkinkan, lantaran masih berlaku Peraturan Menkum HAM No 11/2020 tentang Pelarangan Sementara Orang Asing Berkunjung ke Wilayah Negara RI.

Meski demikian, menurut Koster, masih ada sektor yang cukup baik, yakni pertanian Bali yang tumbuh positif, meskipun kecil. Artinya, hasil pertanian terserap sedikit, karena masih dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Nah, Pasar Gotong Royong Krama Bali ini sebagai media membantu pertemukan petani dan perajin Bali sebagai produsen dengan konsumen. Pemprov Bali menggelar Pasar Gotong Royong sekali sepekan setiap Jumat. Gubernur Koster  mengapresiasi Pemkab/Pemkot se-Bali, instansi vertikal, BUMN, dan lainnya yang rata-rata ikut menggelar Pasar Gotong Royong Krama Bali. *k17

Komentar