nusabali

Dinasti Politiknya Terputus, Adi Wiryatama Janji All Out Menangkan Sanjaya-Wirawan

  • www.nusabali.com-dinasti-politiknya-terputus-adi-wiryatama-janji-all-out-menangkan-sanjaya-wirawan

DENPASAR, NusaBali
Dinasti politik Ketua Dewan Pertimbangan Daerah (Deperda) PDIP Bali Nyoman Adi Wiryatama di eksekutif terputus, setelah tak ada lagi keluatrganya maju seba¬gai pasangan calon di Pilkada Tabanan 2020.

Namun demikian, Adi Wiryatama siap all out memenangkan pasangan I Komang Gede Sanjaya-I Made Edi Wirawan, yang diusung PDIP sebagai Cabup-Cawabup Tabanan di Pilkada, 9 Desember 2020 mendatang.

“Saya siap all out memenangkan pasangan calon yang diusung partai di Pilkada Tabanan 2020,” tegas Adi Wiryatama yang mantan Bupati Tabanan dua kali periode (2000-2005, 2005-2010) seusai memimpin sidang paripurna DPRD Bali di Gedung Dewan, Niti Mandala Denpasar, Jumat (28/8) siang.

Sebelumnya, memang sempat berhembus kabar IKG Sanjaya akan bertandem dengan putra Adi Wiryatama, yakni Made Gede Dedy Pratama, di posisi Cawabup Tabanan. Deddy Pratama merupakan adik dari Bupati Tabanan saat ini, Ni Putu Eka Wiryastuti. Andaikan Deddy Pratama direkomendasi DPP PDIP sebagai Cawabup Tabanan mendamping IKG Sanjaya, maka dinasti politik Adi Wiryatama di eksekutif akan berlanjut dari ayah ke anak, lalu kakak ke adik.

Namun, DPP PDIP menjatuhkan rekomendasi kepada Made Edi Wirawan sebagai Cawabup pendamping IKG Sanjaya. Edi Wirawan merupakan politisi asal Desa Beraban, kecamatan Kediri yang kini Ketua PAC PDIP Kediri dan sekaligus anggota DPRD Tabanan. Dengan direkomendasinya Edi Wirawan, maka dinasti politik Adi Wiryatama di eksekutif praktis terputus.

Menurut Adi Wiryatama, di Tabanan mulai berhembus isu bahwa akan ada kekecewaan keluarga dan para loyalisnya, setelah Deddy Pratama tidak dapat rekomendasi, sehingga bisa membuat retaknya soliditas PDIP. Karena itu, Adi Wiryatama langsung mematahkan isu tersebut.

Ketua DPRD Bali ini menegaskan, dirinya tidak pernah merencanakan untuk mempertahankan keluarganya berkuasa di Tabanan, kecuali penugasan partai. "Saya bukan penganut politik dinasti. Saya tegaskan untuk Pilkada 2020, khususnya di Tabanan, saya akan all out mengamankan perintah Ketua Umum DPP PDIP melalui rekomendasi pasangan calon yang sudah diterbitkan,” tegas Adi Wiryatama.

“Di Tabanan saya sudah banyak mencetak kader yang jadi anggota Dewan dan jadi bupati. Siapa pun yang ditunjuk maju tarung ke Pilkada Tabanan 2020, mereka adalah anak-anak ideologis saya. Tidak harus anak biologis saya yang jadi calon. Ingat itu, tulis yang besar," lanjut politisi senior asal Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Tabanan ini.

Adi Wiryatama juga menegaskan tidak ada istilah kecewa dan runtuhnya dinasti politik di Tabanan lantaran putranya tidak lolos menjadi calon ke Pilkada 2020. Pasalnya, sejak awal dirinya memang menyerahkan penuh kepada Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri, dalam memutuskan pasangan calon yang akan diusung di Pilkada tabanan 2020.

"Saya tidak ada mengajukan keluarga saya jadi calon. Saya sudah 25 tahun diberikan kesempatan oleh partai. Saya Bupati Tabanan dua periode, anak saya (Eka Wiryastuti) juga dua periode jadi Bupati Tabanan. Sekarang saya Ketua DPRD Bali dua periode pula. Penghargaan ini sudah cukup buat saya. Tidak harus keluarga saya menjadi calon," tandasnya.

Adi Wiryatama pun berjanji akan merangkul seluruh kekuatan mesin partai di Tabanan untuk menangkan Pilkada 2020. Tidak boleh ada yang kecewa dan tidak loyal terhadap partai. "Tidak boleh ada yang tidak bekerja di Pilkada. Saya akan kumpulkan anak-anak nanti di Tabanan. Kita harus solid. Kita bersatu karena semua yang tampil ini anak-anak saya. Jangan kita pecah dan dipecah dari dalam. Saya tidak mau itu terjadi, apalagi saya Korwil Tabanan," terang Adi Wiryatama.

Menurut Adi Wiryatama, dia dan keluarganya sejak awal sudah di PDIP dengan segala suka dan duka. "Saya dan keluarga akan loyal untuk partai dan Ketua Umum DPP PDIP sampai kapan pun. Ibu Megawati orangtua kami. Saya anak didiknya di partai. Kecuali saya dipecat Ibu Megawati, mungkin beda soal lagi. Kalau saya diperintah diam, ya saya diam. Disuruh tinggal di rumah, saya akan ikuti kalau beliau memerintahkan."  *nat

Komentar