Sudarya Jadi Ketua Karya Ngenteg Linggih, Warga Khawatir
I Wayan Sudarya, Ketua Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi Wilayah Bali dengan sekretariat di Banjar Pamudungan, Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, didapuk menjadi Ketua Panitia Karya Ngenteg Linggih di Pura Dalem Desa Pakraman Bantas, membuat krama kaget sekaligus khawatir.
TABANAN, NusaBali
Krama setempat khawatir, jika Sudarya didapuk jadi ketua karya, takutnya nanti dana yang dikumpulkan untuk upacara ngenteg linggih diserahkan kepada Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
“Kami sedikit ragu atas hal itu. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti apa yang dibayangkan,” ujar salah seorang warga.
Namun kekhawatiran warga tersebut diklarifikasi oleh Bendesa Adat Desa Pakraman Bantas I Made Surata. Dirinya mengatakan, jika ada desas desus seperti itu agar langsung disampaikan kepadanya. Selama ini I Wayan Sudarya dikenal sebagai krama yang tidak memiliki catatan buruk. Terbukti ketika dipercayai menjadi ketua panitia pembangunan Pura Puseh Desa Pakraman Bantas pada tahun 2006, sekaligus langsung menjadi ketua panitia dalam acara ngenteg linggih pada 2008, urusan dana serta jalannya upacara berlangsung lancar. Sepengetahuannya tidak ada persoalan terkait dana.
Ditambahkannya, kalau masalah urusan Padepokan Dimas Kanjeng Wilayah Bali yang diketuai oleh Sudarya, serta posisinya selaku ketua panitia karya, Surata minta hal itu dipisahkan dan jangan dikait-kaitkan.
“Masalah itu silakan pihaknya (Sudarya) yang menanggung. Sejauh ini kami masih percaya kepadanya, pasalnya tanggung jawab ini sudah melalui sekala niskala,” ujar Surata yang dikonfirmasi, Sabtu (8/10).
Surata menuturkan, munculnya keraguan ini lantaran krama peduli terhadap masalah dimaksud. Dia menyarankan agar selalu berpikiran dewasa tatkala menyimak suatu permasalahan. “Sebelumnya ini kan dipilih oleh rakyat, jadi berhak untuk mempercayainya,” imbuhnya.
Surata juga sempat menelepon Sudarya, krama Banjar Bantas Tengah Kelod, Desa Bantas, Kecamatan Selamadeg Timur. Sudarya mengaku bahwa yayasan padepokan yang diketuainya bergerak di bidang sosial. Tidak ada hubungannya dengan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, apalagi berurusan dengan penggandaan uang.
“Kemarin saya telepon dirinya, bahwa dia (Sudarya) hanya bergerak di bidang sosial,” kata Surata yang merupakan pensiunan guru.
Surata yang sudah menjabat sebagai Bendesa Adat Desa Pakraman Bantas dari tahun 2009 ini menuturkan, Wayan Sudarya dipilih menjadi ketua panitia karya karena ditunjuk oleh krama. Pemilihan ini berdasarkan paruman (rapat) yang dilaksanakan pada Minggu (2/10).
Sementara itu dihubungi terpisah, I Wayan Sudarya menuturkan memang benar dirinya dipilih oleh warga menjadi Ketua Panitia Karya Ngenteg Linggih di Pura Dalem Desa Pekraman Bantas. Ia pun menyanggupi karena memang dipercaya warga dan berlandaskan dengan niat untuk ngayah.
Dia menegaskan jika dana untuk karya ngenteg linggih di tahun 2017 mendatang belum terkumpul, sehingga isu (uang disetor ke Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Red) tersebut tidak benar. Sedangkan untuk sisa dana pembangunan Pura Dalem di tahun 2014 sudah diserahkan kepada adat. “Jadi untuk dana saat ini belum terkumpulkan. Sedangkan saldo sisa pembangunan pura di tahun 2014 sudah diserahkan ke adat,” tegasnya.
Sudarya mengatakan dirinya mengetuai Yayasan Padepokan yang ada di Belimbing karena bergerak di bidang sosial. “Selama ini memang kami belum pernah melakukan kegiatan karena terjadi permasalhan di pusat. Karenanya, kami berkeinginan untuk membekukan yayasan tersebut,” jelasnya. * cr61
“Kami sedikit ragu atas hal itu. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti apa yang dibayangkan,” ujar salah seorang warga.
Namun kekhawatiran warga tersebut diklarifikasi oleh Bendesa Adat Desa Pakraman Bantas I Made Surata. Dirinya mengatakan, jika ada desas desus seperti itu agar langsung disampaikan kepadanya. Selama ini I Wayan Sudarya dikenal sebagai krama yang tidak memiliki catatan buruk. Terbukti ketika dipercayai menjadi ketua panitia pembangunan Pura Puseh Desa Pakraman Bantas pada tahun 2006, sekaligus langsung menjadi ketua panitia dalam acara ngenteg linggih pada 2008, urusan dana serta jalannya upacara berlangsung lancar. Sepengetahuannya tidak ada persoalan terkait dana.
Ditambahkannya, kalau masalah urusan Padepokan Dimas Kanjeng Wilayah Bali yang diketuai oleh Sudarya, serta posisinya selaku ketua panitia karya, Surata minta hal itu dipisahkan dan jangan dikait-kaitkan.
“Masalah itu silakan pihaknya (Sudarya) yang menanggung. Sejauh ini kami masih percaya kepadanya, pasalnya tanggung jawab ini sudah melalui sekala niskala,” ujar Surata yang dikonfirmasi, Sabtu (8/10).
Surata menuturkan, munculnya keraguan ini lantaran krama peduli terhadap masalah dimaksud. Dia menyarankan agar selalu berpikiran dewasa tatkala menyimak suatu permasalahan. “Sebelumnya ini kan dipilih oleh rakyat, jadi berhak untuk mempercayainya,” imbuhnya.
Surata juga sempat menelepon Sudarya, krama Banjar Bantas Tengah Kelod, Desa Bantas, Kecamatan Selamadeg Timur. Sudarya mengaku bahwa yayasan padepokan yang diketuainya bergerak di bidang sosial. Tidak ada hubungannya dengan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, apalagi berurusan dengan penggandaan uang.
“Kemarin saya telepon dirinya, bahwa dia (Sudarya) hanya bergerak di bidang sosial,” kata Surata yang merupakan pensiunan guru.
Surata yang sudah menjabat sebagai Bendesa Adat Desa Pakraman Bantas dari tahun 2009 ini menuturkan, Wayan Sudarya dipilih menjadi ketua panitia karya karena ditunjuk oleh krama. Pemilihan ini berdasarkan paruman (rapat) yang dilaksanakan pada Minggu (2/10).
Sementara itu dihubungi terpisah, I Wayan Sudarya menuturkan memang benar dirinya dipilih oleh warga menjadi Ketua Panitia Karya Ngenteg Linggih di Pura Dalem Desa Pekraman Bantas. Ia pun menyanggupi karena memang dipercaya warga dan berlandaskan dengan niat untuk ngayah.
Dia menegaskan jika dana untuk karya ngenteg linggih di tahun 2017 mendatang belum terkumpul, sehingga isu (uang disetor ke Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Red) tersebut tidak benar. Sedangkan untuk sisa dana pembangunan Pura Dalem di tahun 2014 sudah diserahkan kepada adat. “Jadi untuk dana saat ini belum terkumpulkan. Sedangkan saldo sisa pembangunan pura di tahun 2014 sudah diserahkan ke adat,” tegasnya.
Sudarya mengatakan dirinya mengetuai Yayasan Padepokan yang ada di Belimbing karena bergerak di bidang sosial. “Selama ini memang kami belum pernah melakukan kegiatan karena terjadi permasalhan di pusat. Karenanya, kami berkeinginan untuk membekukan yayasan tersebut,” jelasnya. * cr61
Komentar