Giri Prasta-Suiasa Terancam Lawan Kotak Kosong
Golkar Diisukan Cabut dari KRBB, Lalu Merapat ke PDIP di Badung
Versi Demer, DPP Golkar masih lihat perkembangan survei paket Diatmika-Muntra. Jika surveinya rendah, Golkar bisa beralih dukung Giri Prasta-Suiasa
MANGUPURA, NusaBali
Pasangan incumbent I Nyoman Giri Prasta-I Ketut Suiasa (Giri-Asa), yang diusung PDIP sebagai Calon Bupati (Cabup)-Calon Wakil Bupati (Cawabup) Badung, teran-cam melawan kotak kosong di Pilkada Badung 2020. Masalahnya, muncul isu Golkar akan banting haluan merapat ke PDIP atas parintah induk partai.
Bila Golkar akhirnya merapat ke PDIP, maka otomatis Koalisi Rakyat Badung Bangkit (KRBB) bakal bubar, karena tak cukup kursi untuk mengusung paket calon di Pilkada Badung 2020. Soalnya, Golkar adalah motor penggerak KRBB dengan kekuatan 7 kursi DPRD Badung atau 17,50 persen suara parlemen.
Tinggal Gerindra (kekuatan 2 kursi legialatif) dan NasDem (1 kursi legislatif) yang masih bertahan dengan total 7,50 persen suara parlemen. Sedangkan Demokrat yang punya 2 kursi legfiaslatif, sudah lebih dulu merapat ke PDIP. Ini ironis, padahal KRBB sudah punya paket calon untuk mengahadapi incumbent Giri-Asa, yakni pasangan IGN Agung Diatmika-I Wayan Muntra.
Ketua KRBB, AA Tri Candra Arka, mengaku sudah mendengar kasak-kusuk Golkar akan banting haluan merapat ke barisan PDIP. “Saya juga mendengar isu seper-ti itu. Tapi, yang jelas KRBB sudah berproses dari bawah, sekarang tinggal menunggu keputusan DPP Golkar. KRBB wait and see saja, menunggu secara fisik rekomendasi,” terang Tri Candra Arka di Mangupura, Jumat (28/8).
Menurut Tri Candra, rekomendasi paket calon dari DPP NasDem sudah lebih dulu turun, Senin (24/8) lalu. Sedangkan rekomendasi dari DPP Golkar dan DPP Gerin-dra untuk pasangan Diatmika-Muntra, hingga kini belum turun. “Rekomendasi dari Golkar dan Gerindra masih berproses,” tegas politisi Golkar ini.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Jumat kemarin, Ketua DPD II Golkar Badung, I Wayan Suyasa, mengatakan sampai saat ini belum ada rekomendasi resmi dari DPP Golkar. "Mungkin satu-dua hari ke depan rekomendasi dari pusat turun. Ya, ditunggu saja,” jelas Suyasa.
Suyasa berharap DPP Golkar merestui pasangan Diatmika-Muntra maju tarung ke Pilkada Badung 2020, guna menghadapi incumbent dari PDIP, Giri-Asa. Pasalnya, pasangan Diatmika-Muntra sudah melalui proses panjang dan melewati penjaringan parpol koalisi. "Parpol koalisi mengusulkan ke induk partai masing-masing untuk mendukung paket Diatmika-Muntra. Sekarang kami masih menunggu rekomendasi DPP Golkar," terang politisi asal Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Badung yang juga Wakil Ketua DPRD Badung dari Fraksi Golkar ini.
Disinggung isu bahwa Golkar bakal merapat ke PDIP untuk usung incumbent Giri-Asa, Suyasa enggan banyak komentar. "Pada prinsipnya kami sudah menjalankan perintah dan mekanisme partai, yakni menjaring aspirasi dari bawah, kemudian diteruskan ke DPD II Golkar Badung dan DPD I Golkar Bali. Hasilnya, kami mengusul-kan paket Diatmika-Muntra,” tandas Suyasa.
Mengenai isu partainya akan merapat ke barisan PDIP, Suyasa menyerahkan sepenuhnya kepada DPP Golkar. Yang jelas, sampai sekarang belum ada pemberitahuan resmi dari DPP Golkar ke DPD II Golkar Badung terkait isu banting haluan tersebut.
Namun demikian, Suyasa akan tetap menjalankan apa pun yang diputuskan DPP Golkar. "Apa pun nanti yang menjadi keputusan induk partai, pasti akan kami taati dan jalankan,” tegas Suyasa.
Di sisi lain, Sekretaris DPC Gerindra Badung, I Ketut Sugiana, menegaskan rekomendasi dari partainya masih berproses. Mengenai kapan ada keputusan final, Sugiana menyerahkan sepenuhnya kepada partai. “Yang jelas, masih berproses,” kata Sugiana saat dikonfirmasi terpisah, Jumat kemarin.
Terkait isu Golkar banting haluan merapat ke PDIP, menurut mantan anggota DPRD Badung ini, isu tersebut tak perlu ditanggapi. “Saya juga sudah mendengar isu itu. Tapi kan baru isu, jadi tidak perlu ditanggapi,” katanya.
Secara terpisah, Sekretaris DPC PDIP Badung I Putu Parwata mengakui adanya isu Golkar kembali merapat ke barisan partainya untuk usung Giri-Asa, seperti Pilkada Badung 2015. “Kemungkinan itu terbuka lebar, karena kita sama-sama partai nasionalis,” jelas Parwata.
Soal tarung melawan kotak kosong, menurut Parwata, sama saja. “Lawan kotak kosong, masyarakat siap memenangkan Giri-Asa. Tidak melawan kotak kosong pun, masyarakat siap memenangkan Giri-Asa,” tandas politisi asal Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara yang juga Ketua DPRD Badung ini.
Sementara itu, Ketua DPC PDIP Badung, Nyoman Giri Prasta, terang-terangan merangkul Golkar untuk diajak gabung lagi dalam Pilkada 2020. Menurut Giri Prasta, PDIP dan Golkar punya sejarah berkoalisi ketika mengusung Giri-Asa di Pilkada Badung 2015 lalu. "Kami pernah berkoalisi dengan Golkar. Ini hal yang positif untuk kepentingan masyarakat Badung jika bisa dilaksanakan lagi di Pilkada 2020," ujar Giri Prasta di sela penyerahan rekomendasi poaket Giri-Asa di Kantor DPD PDIP Bali, Niti Mandala Denpasar, Jumat kemarin.
Giri Prasta menegaskan, pihaknya kini menunggu Golkar. "Kalau saya sih ingin seperti pepatah seperti yang dulu pernah ada. Koalisi itu kan take and give," tegas politisi asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung yang diusung kembali partainya sebagai Cabup incumbent di Pilkada 2020 ini.
Dikonfirmasi terpisah, Koordinator Pemenangan Pemilu Wilayah Bali DPP Golkar, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer, menyatakan ajakan gaung ke PDIP di Pilkada Badung 2020 ini masih dikaji DPP Golkar. "Semuanya serba mungkin terjadi. Kami di DPP Golkar menunggu rapat pleno untuk memutuskan koalisi dengan siapa di Pilkada Badung 2020," jelas Demer.
Menurut Demer, dalam menentukan koalisi dan mendukung calon di Pilkada, acuannya adalah hasil survei melalui lembaga survei independen, karena suara Golkar suara rakyat. "Kalau kami tidak mengikuti suara rakyat, kami bisa dihukum oleh rakyat. Bisa tidak dipilih lagi oleh konstituen kami di Pemilu berikutnya," dalih politisi asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang juga anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali empat periode ini.
Demer menyebutkan, saat ini survei Diatmika-Muntra masih berjalan. Namun, nanti akan dilihat perkembangannya. “Kalau surveinya lemah dan potensial kalah, kita bisa merapat ke paket calon yang berpeluang menang. Kalau surveinya bagus, kita berkompetisi. Harap semuanya bersabar dulu di daerah." *asa,nat
Bila Golkar akhirnya merapat ke PDIP, maka otomatis Koalisi Rakyat Badung Bangkit (KRBB) bakal bubar, karena tak cukup kursi untuk mengusung paket calon di Pilkada Badung 2020. Soalnya, Golkar adalah motor penggerak KRBB dengan kekuatan 7 kursi DPRD Badung atau 17,50 persen suara parlemen.
Tinggal Gerindra (kekuatan 2 kursi legialatif) dan NasDem (1 kursi legislatif) yang masih bertahan dengan total 7,50 persen suara parlemen. Sedangkan Demokrat yang punya 2 kursi legfiaslatif, sudah lebih dulu merapat ke PDIP. Ini ironis, padahal KRBB sudah punya paket calon untuk mengahadapi incumbent Giri-Asa, yakni pasangan IGN Agung Diatmika-I Wayan Muntra.
Ketua KRBB, AA Tri Candra Arka, mengaku sudah mendengar kasak-kusuk Golkar akan banting haluan merapat ke barisan PDIP. “Saya juga mendengar isu seper-ti itu. Tapi, yang jelas KRBB sudah berproses dari bawah, sekarang tinggal menunggu keputusan DPP Golkar. KRBB wait and see saja, menunggu secara fisik rekomendasi,” terang Tri Candra Arka di Mangupura, Jumat (28/8).
Menurut Tri Candra, rekomendasi paket calon dari DPP NasDem sudah lebih dulu turun, Senin (24/8) lalu. Sedangkan rekomendasi dari DPP Golkar dan DPP Gerin-dra untuk pasangan Diatmika-Muntra, hingga kini belum turun. “Rekomendasi dari Golkar dan Gerindra masih berproses,” tegas politisi Golkar ini.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Jumat kemarin, Ketua DPD II Golkar Badung, I Wayan Suyasa, mengatakan sampai saat ini belum ada rekomendasi resmi dari DPP Golkar. "Mungkin satu-dua hari ke depan rekomendasi dari pusat turun. Ya, ditunggu saja,” jelas Suyasa.
Suyasa berharap DPP Golkar merestui pasangan Diatmika-Muntra maju tarung ke Pilkada Badung 2020, guna menghadapi incumbent dari PDIP, Giri-Asa. Pasalnya, pasangan Diatmika-Muntra sudah melalui proses panjang dan melewati penjaringan parpol koalisi. "Parpol koalisi mengusulkan ke induk partai masing-masing untuk mendukung paket Diatmika-Muntra. Sekarang kami masih menunggu rekomendasi DPP Golkar," terang politisi asal Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Badung yang juga Wakil Ketua DPRD Badung dari Fraksi Golkar ini.
Disinggung isu bahwa Golkar bakal merapat ke PDIP untuk usung incumbent Giri-Asa, Suyasa enggan banyak komentar. "Pada prinsipnya kami sudah menjalankan perintah dan mekanisme partai, yakni menjaring aspirasi dari bawah, kemudian diteruskan ke DPD II Golkar Badung dan DPD I Golkar Bali. Hasilnya, kami mengusul-kan paket Diatmika-Muntra,” tandas Suyasa.
Mengenai isu partainya akan merapat ke barisan PDIP, Suyasa menyerahkan sepenuhnya kepada DPP Golkar. Yang jelas, sampai sekarang belum ada pemberitahuan resmi dari DPP Golkar ke DPD II Golkar Badung terkait isu banting haluan tersebut.
Namun demikian, Suyasa akan tetap menjalankan apa pun yang diputuskan DPP Golkar. "Apa pun nanti yang menjadi keputusan induk partai, pasti akan kami taati dan jalankan,” tegas Suyasa.
Di sisi lain, Sekretaris DPC Gerindra Badung, I Ketut Sugiana, menegaskan rekomendasi dari partainya masih berproses. Mengenai kapan ada keputusan final, Sugiana menyerahkan sepenuhnya kepada partai. “Yang jelas, masih berproses,” kata Sugiana saat dikonfirmasi terpisah, Jumat kemarin.
Terkait isu Golkar banting haluan merapat ke PDIP, menurut mantan anggota DPRD Badung ini, isu tersebut tak perlu ditanggapi. “Saya juga sudah mendengar isu itu. Tapi kan baru isu, jadi tidak perlu ditanggapi,” katanya.
Secara terpisah, Sekretaris DPC PDIP Badung I Putu Parwata mengakui adanya isu Golkar kembali merapat ke barisan partainya untuk usung Giri-Asa, seperti Pilkada Badung 2015. “Kemungkinan itu terbuka lebar, karena kita sama-sama partai nasionalis,” jelas Parwata.
Soal tarung melawan kotak kosong, menurut Parwata, sama saja. “Lawan kotak kosong, masyarakat siap memenangkan Giri-Asa. Tidak melawan kotak kosong pun, masyarakat siap memenangkan Giri-Asa,” tandas politisi asal Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara yang juga Ketua DPRD Badung ini.
Sementara itu, Ketua DPC PDIP Badung, Nyoman Giri Prasta, terang-terangan merangkul Golkar untuk diajak gabung lagi dalam Pilkada 2020. Menurut Giri Prasta, PDIP dan Golkar punya sejarah berkoalisi ketika mengusung Giri-Asa di Pilkada Badung 2015 lalu. "Kami pernah berkoalisi dengan Golkar. Ini hal yang positif untuk kepentingan masyarakat Badung jika bisa dilaksanakan lagi di Pilkada 2020," ujar Giri Prasta di sela penyerahan rekomendasi poaket Giri-Asa di Kantor DPD PDIP Bali, Niti Mandala Denpasar, Jumat kemarin.
Giri Prasta menegaskan, pihaknya kini menunggu Golkar. "Kalau saya sih ingin seperti pepatah seperti yang dulu pernah ada. Koalisi itu kan take and give," tegas politisi asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung yang diusung kembali partainya sebagai Cabup incumbent di Pilkada 2020 ini.
Dikonfirmasi terpisah, Koordinator Pemenangan Pemilu Wilayah Bali DPP Golkar, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer, menyatakan ajakan gaung ke PDIP di Pilkada Badung 2020 ini masih dikaji DPP Golkar. "Semuanya serba mungkin terjadi. Kami di DPP Golkar menunggu rapat pleno untuk memutuskan koalisi dengan siapa di Pilkada Badung 2020," jelas Demer.
Menurut Demer, dalam menentukan koalisi dan mendukung calon di Pilkada, acuannya adalah hasil survei melalui lembaga survei independen, karena suara Golkar suara rakyat. "Kalau kami tidak mengikuti suara rakyat, kami bisa dihukum oleh rakyat. Bisa tidak dipilih lagi oleh konstituen kami di Pemilu berikutnya," dalih politisi asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang juga anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali empat periode ini.
Demer menyebutkan, saat ini survei Diatmika-Muntra masih berjalan. Namun, nanti akan dilihat perkembangannya. “Kalau surveinya lemah dan potensial kalah, kita bisa merapat ke paket calon yang berpeluang menang. Kalau surveinya bagus, kita berkompetisi. Harap semuanya bersabar dulu di daerah." *asa,nat
Komentar