Demokrat Ubah Peta Politik Pilkada di Bali
Secara Nasional, Demokrat Paling Banyak Berkoalisi dengan PDIP
DENPASAR, NusaBali
Partai Demokrat ubah peta politik dalam Pilkada 2020 serentak 6 daerah di Bali.
Demokrat keluarkan strategi dengan masuk ke barisan PDIP di Pilkada Bangli 2020 dan Pilkada Badung 2020. Sedangkan di Pilkada Karangasem 2020, Pilkada Jembrana 2020, Pilkada Tabanan 2020, dan Pilkada Denpasar 2020, Demokrat tetap berkoalisi dengan Golkar.
Strategi Demokrat berkoalisi dengan PDIP di sejumlah daerah ini, terbilang surprise. Pasalnya, selama ini Demokrat dan PDIP seolah jadi rival bebuyutan ketika kursi Ketua Umum DPP Demokrat masih dipegang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kini, setelah tampuk kepemimpinan DPP Demokrat beralih ke tangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)---putra dari SBY---, konstelasinya berubah. Bahkan, gara-gara Demokrat gabung ke PDIP, di Pilkada Badung 2020 terjadi tarung calon tunggal dengan menampilkan pasangan incumbent I Nyoman Giri Prasta-I Ketut Suiasa.
DPP Demokrat sudah lebih dulu menyerahkan rekomendasi paket calon untuk pasangan Sang Nyoman Sedana Arta-I Wayan Diar (Pilkada Bangli 2020), Kamis (27/8) lalu. Sedangkan rekomendasi untuk pasangan incumbent I Nyoman Giri Prasta-I Ketut Suiasa (Pilkada Badung 2020), rencananya akan diserahkan DPP Demokrat, Senin (31/8) ini.
Sebaliknya, di empat daerah lainnya, Demokrat usung paket calon bersama Golkar dan mitra koalisinya. Rinciannya, pasangan I Nengah Tamba-Gede Ngurah Patriana Krisna di Pilkada Jembrana 2020, pasangan I Gusti Ayu Mas Sumatri-I Made Sukerana di Pilkada Karangasem 2020, pasangan Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertanegara di Pilkada Denpasar 2020, dan pasangan Anak Agung Ngu-rah Panji Astika-Dewa Nyoman Budiasa di Pilkada Denpasar 2020.
Wasekjen DPP Demokrat Wilayah Bali-NTB-NTT, Putu Supadma Rudana, mengatakan rekomendasi paket calon untuk Pilkada Bangli 2020 sudah diserahkan di Jakarta, Kamis (27/8) lalu. Rekomendasi diserahkan langsung Ketua Umum DPP Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama Supadma Rudana kepada Sang Nyoman Sedana Arta, Cabup Bangli dari PDIP.
"Buat sementara, di Pilkada Bangli dan Pilkada Badung kita berkoalisi dengan PDIP. Kita realitis menghitung kondisi politik," ujar Supadma Rudana yang juga Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen DPR RI, Minggu (31/8).
Supadma mengatakan, Demokrat ingin membangun Bali secara kebersamaan sesuai dengan aspirasi rakyat. "Di Pilkada Badung dan Pilkada Bangli, kita sudah survei dan serap aspirasi rakyat. Maka, kita gabung ke PDIP. Kita ingin pembangunan di Bali itu kebersamaan dengan tetap kedepankan aspirasi masyarakat yang kita input dari kader di bawah," tegas politisi Demokrat asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar ini.
Menurut Supadma, Demokrat pastikan mengikuti 251 dari 270 Pilkada se-Indonesia. Dari 251 Pilkada tersebut, Demokrat paling banyak berkoalisi dengan PDIP, yang selama ini justru menjadi rivalnya. Disebutkan, Demokrat berkoalisi dengan PDIP di 45 Pilkada. "Dari 251 Pilkada yang diikuti secara nasional, kita harus berkoalisi. Paling banyak yakni 45 daerah koalisi dengan PDIP," jelas Supadma yang kini duduk di Komisi VI DPR RI dari Fraksi Demokrat Dapil Bali.
Supadma menjelaskan, selain koalisi dengan PDIP di 45 Pilkada, Demokrat juga berkoalisi dengan parpol yang lolos parlemen lainnya di Pilkada 2020 serentak. Rinciannya, berkoalisi dengan PAN di 36 daerah, berkoalisi dengan Golkar di 35 daerah, berkoalisi dengan PKS di 30 daerah, berkoalisi dengan Gerindra di 27 daerah, berkoalisi dengan NasDem di 27 daerah, berkoalisi dengan PKB di 25 daerah, dan berkoalisi dengan PPP di 17 daerah.
Koalisi yang dirancang dalam Pilkada 2020 ini, kata Supadma, mengikuti potensi dan peta politik di daerah masing-masing. "Karena Partai Demokrat sudah pasti harus berkoalisi ketika tidak bisa mengusung paket calon secara mandiri. Walaupun Partai Demokrat bisa secara mandiri mengusung calon, juga tetap merangkul rekan koalisi. Kita punya target menang di Pilkada," tandas putra dari mantan anggota DPD RI Dapil Bali 2004-2009, I Nyoman Rudana ini.
Kombinasi dan posisi pasangan calon kepala daerah-wakil kepala daerah yang diusung Demokrat, kata Supadma, juga mengikuti peta politik di daerah yang ber-Pilkada. "Dengan PDIP, misalnya, di daerah-daerah tertentu Partai Demokrat menempati posisi calon kepala daerah, sementara di daerah lainnya tempati posisi calon wakil kepala daerahnya,” jelas Supadma yang juga menjabat Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI). *nat
Komentar