Kehabisan Bekal, WNA Norwegia Menggelandang di Legian, Kuta
MANGUPURA, NusaBali
Seorang WNA bernama Cecilie, 33, hidup menggelandang di depan salah satu hotel di Jalan Seminyak, Kecamatan Kuta, Badung.
Warga negara asing (WNA) asal Norwegia ini terpaksa menggelandang dengan cara tidur di lobi hotel karena kehabisan bekal saat berlibur di Pulau Dewata. Untuk bertahan hidup dan makan sehari-hari, wanita kelahiran 1987 ini berharap belas kasihan dari warga sekitar.
Ketua LPM Legian I Wayan Puspa Negara, menerangkan terungkapnya WNA Norwegia yang hidup menggelandang itu berawal dari laporan warga yang mengaku kasihan melihat kondisi WNA tersebut. Kemudian, oleh warga dilaporkan ke Linmas Kelurahan Legian dan LPM Legian. Dalam laporan, bahwa WNA tersebut sudah tiga bulan hidup menggelandang dengan tidur di kursi lobi hotel. Sedangkan untuk makan sehari-hari, dari bantuan warga.
“Kemarin (Sabtu, 29/8) kami tindaklanjuti laporan itu dan benar, kami temukan WNA itu dalam kondisi yang memprihatinkan. Ya, untuk makan saja, berharap dari orang. Begitu juga tidur hanya di kursi. Ini sudah berlangsung selama tiga bulan lamanya,” ungkap Puspa Negara, Minggu (30/8) siang.
Dari keterangan WNA itu, dia datang ke Bali sekitar 6 bulan lalu atau saat wabah global Covid-19 belum seperti saat ini. Ketika tiba di Bali, WNA itu menginap di sejumlah hotel yang ada di Legian dan juga wilayah lainnya. Namun, setelah masa liburannya usai, seluruh maskapai penerbangan sudah tidak ada yang beroperasi, karena adanya aturan larangan penerbangan. Sehingga, WNA Itu tidak bisa pulang ke negaranya dan terpaksa tetap berada di Bali.
“Pengakuannya, dia sebenarnya mau pulang tiga bulan lalu, tapi kondisi saat itu tidak memungkinkan untuk pulang. Makanya, dia tetap bertahan sampai saat ini. Nah, selama ini dia hidup dari satu tempat ke tempat lain dan sejak saat itu bekalnya sudah menipis,” ungkap Puspa Negara.
Karena kehabisan bekal, WNA itu sudah tidak memiliki tempat untuk menginap, begitu juga makan sehari-hari berharap dari warga yang kasihan. Selama ini, ada warga yang berusaha berkoodinasi dengan pihak Norwegia. Namun, tidak ada hasil. Sehingga, pada Minggu (30/8) siang, LPM Legian berkoordinasi dengan Yayasan Kasih Peduli Anak (YKPA) Denpasar untuk mendapat tempat menginap yang layak bagi WNA bersangkutan.
“Kalau dari pengakuannya, dia sudah overstay dan saat ini menggunakan visa darurat. Ya, untungnya saat ini sudah ada yayasan yang memberikan tempat yang layak dan siap mengurus WNA tersebut,” kata Puspa Negara.
Terpisah, Lurah Legian I Made Madia menyebut WNA tersebut sudah ditindaklanjuti dengan mengerahkan Linmas dan berkoordinasi dengan LPM Legian dalam penanganannya. “Sudah ditangani oleh jajaran kami,” ujarnya.
Terkait adanya WNA Norwegia yang hidup menggelandang, Humas Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Bali I Putu Surya Darma mengaku saat ini pihaknya belum menerima laporan dimaksud. Meski demikian, pihaknya akan menindaklanjuti dengan melakukan pendalaman informasi itu. “Kalau saat ini belum ada (laporan, Red). Nanti kami cek dulu ya,” kata Surya Darma. *dar
Ketua LPM Legian I Wayan Puspa Negara, menerangkan terungkapnya WNA Norwegia yang hidup menggelandang itu berawal dari laporan warga yang mengaku kasihan melihat kondisi WNA tersebut. Kemudian, oleh warga dilaporkan ke Linmas Kelurahan Legian dan LPM Legian. Dalam laporan, bahwa WNA tersebut sudah tiga bulan hidup menggelandang dengan tidur di kursi lobi hotel. Sedangkan untuk makan sehari-hari, dari bantuan warga.
“Kemarin (Sabtu, 29/8) kami tindaklanjuti laporan itu dan benar, kami temukan WNA itu dalam kondisi yang memprihatinkan. Ya, untuk makan saja, berharap dari orang. Begitu juga tidur hanya di kursi. Ini sudah berlangsung selama tiga bulan lamanya,” ungkap Puspa Negara, Minggu (30/8) siang.
Dari keterangan WNA itu, dia datang ke Bali sekitar 6 bulan lalu atau saat wabah global Covid-19 belum seperti saat ini. Ketika tiba di Bali, WNA itu menginap di sejumlah hotel yang ada di Legian dan juga wilayah lainnya. Namun, setelah masa liburannya usai, seluruh maskapai penerbangan sudah tidak ada yang beroperasi, karena adanya aturan larangan penerbangan. Sehingga, WNA Itu tidak bisa pulang ke negaranya dan terpaksa tetap berada di Bali.
“Pengakuannya, dia sebenarnya mau pulang tiga bulan lalu, tapi kondisi saat itu tidak memungkinkan untuk pulang. Makanya, dia tetap bertahan sampai saat ini. Nah, selama ini dia hidup dari satu tempat ke tempat lain dan sejak saat itu bekalnya sudah menipis,” ungkap Puspa Negara.
Karena kehabisan bekal, WNA itu sudah tidak memiliki tempat untuk menginap, begitu juga makan sehari-hari berharap dari warga yang kasihan. Selama ini, ada warga yang berusaha berkoodinasi dengan pihak Norwegia. Namun, tidak ada hasil. Sehingga, pada Minggu (30/8) siang, LPM Legian berkoordinasi dengan Yayasan Kasih Peduli Anak (YKPA) Denpasar untuk mendapat tempat menginap yang layak bagi WNA bersangkutan.
“Kalau dari pengakuannya, dia sudah overstay dan saat ini menggunakan visa darurat. Ya, untungnya saat ini sudah ada yayasan yang memberikan tempat yang layak dan siap mengurus WNA tersebut,” kata Puspa Negara.
Terpisah, Lurah Legian I Made Madia menyebut WNA tersebut sudah ditindaklanjuti dengan mengerahkan Linmas dan berkoordinasi dengan LPM Legian dalam penanganannya. “Sudah ditangani oleh jajaran kami,” ujarnya.
Terkait adanya WNA Norwegia yang hidup menggelandang, Humas Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Bali I Putu Surya Darma mengaku saat ini pihaknya belum menerima laporan dimaksud. Meski demikian, pihaknya akan menindaklanjuti dengan melakukan pendalaman informasi itu. “Kalau saat ini belum ada (laporan, Red). Nanti kami cek dulu ya,” kata Surya Darma. *dar
1
Komentar