Ketewel Rutinkan Tukar Sampah
GIANYAR, NusaBali
Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar, kini merutinkan kegiatan plastic exchange (penukaran sampah plastik).
Tidak hanya dengan beras, sampah plastik milik masyarakat juga akan ditukar dengan buah-buahan, base genep (bumbu lengkap), hingga bahan makanan pokok lain.
Hal ini diungkapkan Perbekel Ketewel Putu Pande Gede Widya Kusuma Negara SH,34, saat ditemui Senin (31/8). “Selama Agustus 2020, kami adakan plastic exchange. Respon masyarakat sangat bagus sehingga akan kami gelar rutin,” jelas Perbekel asal Banjar Puseh, Ketewel ini.
Selain itu, kata dia, masyarakat kembali antusias memilah sampah untuk membangkitkan Bank Sampah Ketewel Lestari. Karena Covid-19, bank sampah ini sempat stagnan. “Plastic exchange ini awalnya di dua banjar, lanjut sampai 13 banjar,” jelasnya. Kini dia masih menjajaki 3 banjar lagi untuk menggelar aksi serupa. “Kami ingin Desa Ketewel bebas dari sampah plastik,” jelas pemimpin desa dengan 2.200 KK ini.
Kini dia sedang berkoordinasi dengan 3 desa adat yakni Ketewel Induk, Lembeng, dan Rangkan, untuk membuat pararem pengelolaan sampah.
Kata Kusuma Negara, pada even Agustusan lalu warga Ketewel telah mengumpulkan 4.377 kg sampah plastik oleh 361 KK dari 8 banjar. Beras yang habis untuk penukar sekitar 472,5 kg. Pengadaan beras dari donatur setempat. “Jelang Galungan, kami buatkan even penukaran dengan base genep, buah, atau produk lain,” imbuhnya.
Kusuma Negara berencana membangun Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) 3R (Reuse, Reduce, Recycle) di atas lahan pribadi 28 are, untuk TPS 3R 15 are dan sisanya untuk kebun organik. Untuk itu, dia akan studi banding ke Desa Adat Padangtegal, Kelurahan Ubud, dan Desa Taro, Kecamatan Tegallalang. ‘’Jika lingkungan bebas sampah plastik, baru kami konsen mengembangkan pariwisata pesisir,’’ jelasnya. *nvi
Hal ini diungkapkan Perbekel Ketewel Putu Pande Gede Widya Kusuma Negara SH,34, saat ditemui Senin (31/8). “Selama Agustus 2020, kami adakan plastic exchange. Respon masyarakat sangat bagus sehingga akan kami gelar rutin,” jelas Perbekel asal Banjar Puseh, Ketewel ini.
Selain itu, kata dia, masyarakat kembali antusias memilah sampah untuk membangkitkan Bank Sampah Ketewel Lestari. Karena Covid-19, bank sampah ini sempat stagnan. “Plastic exchange ini awalnya di dua banjar, lanjut sampai 13 banjar,” jelasnya. Kini dia masih menjajaki 3 banjar lagi untuk menggelar aksi serupa. “Kami ingin Desa Ketewel bebas dari sampah plastik,” jelas pemimpin desa dengan 2.200 KK ini.
Kini dia sedang berkoordinasi dengan 3 desa adat yakni Ketewel Induk, Lembeng, dan Rangkan, untuk membuat pararem pengelolaan sampah.
Kata Kusuma Negara, pada even Agustusan lalu warga Ketewel telah mengumpulkan 4.377 kg sampah plastik oleh 361 KK dari 8 banjar. Beras yang habis untuk penukar sekitar 472,5 kg. Pengadaan beras dari donatur setempat. “Jelang Galungan, kami buatkan even penukaran dengan base genep, buah, atau produk lain,” imbuhnya.
Kusuma Negara berencana membangun Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) 3R (Reuse, Reduce, Recycle) di atas lahan pribadi 28 are, untuk TPS 3R 15 are dan sisanya untuk kebun organik. Untuk itu, dia akan studi banding ke Desa Adat Padangtegal, Kelurahan Ubud, dan Desa Taro, Kecamatan Tegallalang. ‘’Jika lingkungan bebas sampah plastik, baru kami konsen mengembangkan pariwisata pesisir,’’ jelasnya. *nvi
1
Komentar