Jelang Galungan, Stok Babi di Buleleng Aman
SINGARAJA, NusaBali
Menjelang Hari Raya Galungan yang jatuh dua pekan mendatang, Dinas Pertanian (Distan Pertanian) Kabupatennya Buleleng telah melakukan pendataan guna memastikan ketersediaan ternak babi.
Hal ini dilakukan setelah kasus kematian babi yang marak akibat wabah penyakit African Swine Fever (ASF).
Seizin Kepala Distan Buleleng I Made Sumiarta, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Distan Buleleng I Made Suparma mengatakan, berdasarkan hasil pendataan populasi babi memang mengalami penurunan. Pihaknya sendiri menerima adanya laporan kematian 1.542 ekor babi.
Maraknya kasus kematian babi beberapa waktu lalu tersebut masih menjadi pertimbangan bagi peternak. Sebagian peternak pun belum berani memelihara babi kembali. Namun kini pemerintah sudah menawarkan solusi restocking kepada peternak. "Mekanismenya dengan memberikan bantuan pakan ternak kepada para peternak babi yang melakukan pemeliharaan babi minimal 10 ekor," ujar Made Suparma, Senin (31/8).
Pihaknya juga akan memberikan disinfektan dan mengedukasi peternak babi bagaimana babi mereka yang dipelihara agar tidak mudah serang wabah ASF. Meski begitu, terkait kebutuhan babi menjelang Galungan, sejauh ini ketersediaan hewan yang menjadi salah satu bahan baku kuliner dan sarana upakara tersebut masih mencukupi. Berdasarkan data yang pihaknya himpun, jumlah populasi babi di wilayah Buleleng tercatat ada sekitar 184 ribu ekor.
"Sementara kebutuhan babi berdasarkan data babi yang dipotong saat hari raya Galungan enam bulan lalu tercatat sekitar 1.105 ekor. Jadi stok babi untuk hari raya Galungan ini masih aman," sambungnya.
Disinggung mengenai perkembangan kasus kematian babi yang marak beberapa waktu lalu, Suparma menyatakan, saat ini sudah tidak ada lagi laporan kematian babi yang diterima pihaknya. Hal itu, menurutnya, tak lepas dari pemahaman masyarakat dan peternak terkait pencegahan wabah virus.
"Sementara sejak April lalu sampai saat ini sudah tidak ada lagi laporan kematian babi dari masyarakat, karena peternak sudah semakin meningkat pemahamannya terkait upaya mencegah penyebaran wabah ASF kemarin," sambungnya.
Ia menuturkan, wabah tersebut pun membuat harga babi potong sempat tidak stabil di pasaran. Namun kini harga daging babi mulai pulih kembali menjelang hari raya Galungan yang jatuh pada 16 Sepetember mendatang. Harganya pun menyetuh angka Rp 30 ribu per kilogram di tingkat peternak.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu, di sekitar wilayah di Bali, termasuk Buleleng sempat digegerkan dengan kasus kematian babi yang tinggi. Angka kematian babi berhasil ditekan setelah membentuk tim penanganan penyakit babi. Tim pun bergerak cepat dengan menyosialisasikan kebersihan kandang kepada para peternak, sebab dengan cara itu bisa menyelamatkan babi dari terpapat virus. *cr75
1
Komentar