Mengenal Teknik Pour Over Dalam Penyajian Kopi, Gunakan Alat V60
DENPASAR, NusaBali
Dengan banyaknya kedai kopi atau coffee shop yang berkembang kini, maka bukan sesuatu yang mengherankan apabila kopi semakin menjadi tren minuman yang dinikmati oleh segala lini usia.
Namun banyak yang tidak tahu, bagaimana biji kopi diolah menjadi minuman dengan cita rasa dan seni yang tinggi. Kegiatan Coffee Education oleh Pandawa Coffee Education yang merupakan kegiatan perdana dalam Fiesta Rujakan Sanur pada Jumat (4/9) lalu, mengungkapkan beberapa teknik-teknik dalam pembuatan kopi. Terungkap, salah satu alat penyajian kopi manual yang populer digunakan pada coffee shop dan menjadi alat dasar pembuatan kopi manual, yaitu V60.
Nama V60 sendiri melambangkan bentuk dari alat ini. Dimulai dari V yang melambangkan bentuk alat tersebut yang nampak seperti huruf V, sedangkan 60 adalah tingkat kemiringan saat menuangkan air dari ketel leher angsa. Metode dengan alat V60 yang disebut dengan drip atau pour over ini berbeda dengan pembuatan kopi tubruk pada umumnya, meski sama-sama tergolong dalam manual brew.
Teknik pour over ini menggunakan alat V60 yang dilengkapi dengan kertas filter untuk menyaring ampas kopi. Barulah, air kopi menetes pada server. “Kalau tubruk, itu sudah pasti rasa asli kopi yang keluar. Tapi nanti kalau dengan alat ini, bisa memanipulasi rasanya,” ungkap Awan dari Pandawa Coffee Education yang memberikan materi dalam kegiatan edukasi kopi ini.
Dalam pembuatan kopi dengan alat V60 ini, ada dua hal yang harus diperhatikan. Pertama, kertas filter yang digunakan adalah kertas filter khusus untuk menyaring bubuk kopi. Kedua, yakni kualitas air yang tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna dengan suhu 90 derajat Celsius.
Namun, meski dikatakan metode V60 ini tergolong cukup mudah, belum ada kesepakatan antara para barista untuk metode penyeduhan terbaik. “Semua kembali lagi kepada selera masing-masing. Selera bisa dibina tapi pencernaan selalu berpijak pada lingkungan. Bebas aja,” lanjutnya.
Kebanyakan, manual brew V60 menggunakan kopi jenis arabika. Sebab, arabika memiliki lebih banyak varian rasa dibandingkan robusta dengan rasa yang cenderung lebih lembut. “Kalau robusta dia lebih strong. Arabika dia cenderung asam dan ada banyak varian rasanya. Itu karena pengaruh dataran tempat tanamnya. Kalau disekitarnya banyak jeruk seperti Kintamani, maka arabika punya rasa citrusnya,” tambahnya.
Teknik pour over V60 sendiri merupakan metode dalam penyeduhan kopi sudah dikenal sejak lama. Metode ini memang tidak sulit namun tidak juga gampang. Sebab dalam menyeduh kopi membutuhkan proses yang jeli agar dihasilkan seduhan kopi yang berkualitas. *cr74
Komentar