Gubernur Koster Launching Bus Trans Metro Dewata
Teman Bus Dilengkapi CCTV dan Sensor Penghitung Jumlah Penumpang
DENPASAR, NusaBali
Gubernur Bali Wayan Koster secara resmi melaunching Trans Metro Dewata, yang merupakan layanan transportasi publik berbasis aplikasi, Senin (7/9) sore.
Trans Metro Dewata yang seluruhnya dirancang dengan armada 105 unit bus dan melayani 4 koridor di jalur Sarbagita (Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan) ini diberi nama Teman Bus. Gubernur Koster menyatakan Teman Bus lebnih nyaman dari Bus Trans Sarbagita, yang selama ini dianggap kurang menarik dan salah kelola.
Teman adalah singkatan dari transportasi ekonomis, mudah, andal, nyaman. Maka, sesuai namanya, Teman Bus lebih nyaman. Armada Teman Bus ini dilengkapi sejumlah peralatan, seperti CCTV, reader kartu non-tunai, sensor penghitung jumlah penumpang, sensor alarm pada pengemudi untuk mendeteksi jika ada pelanggaran kemudian sistem membunyikan alarm dan mengirim informasi ke Command Center secara real time.
Selain itu, armada Teman Bus juga dilengkapi dengan aplikasi mobile untuk memudahkan penumpang dalam mendapatkan informasi rute, titik halte, dan jadwal keberangkatan bus yang kini sudah bisa diunduh di playstore dan appstore.
Acara launching Teman Bus dilakukan Gubernur Wayan Koster di halaman Pasar Badung, Jalan Gajah Mada Denpasar, Senin sore pukul 17.00 Wita. Kegiatan launching Teman Bus dihadiri Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Budi Setiyadi, serta Sek-da Kota Denpasar AA Ngurah Rai Iswara, Kadis Perhubungan Bali IGW Samsi Gunarta, dan Kadis Perhubungan Denpasar I Ketut Sriawan.
Menurut Gubernur Koster, tampilan Teman Bus dianggap bagus dan dipastikan nyaman untuk masyarakat. "Ini jauh lebih bagus dari Bus Trans Sarbagita. Ini subsidi negara, koridornya juga lebih sesuai dengan kenyataan," jelas Koster.
Disebutkan, Teman Bus ini juga bisa mengurangi risiko berkendara di jalan. Ini lebih bagus dan menarik dibanding Bus Trans Sarbagita yang saat ini sudah dihentikan dan sebelumnya dianggap salah kelola. Koster pun berharap masyarakat, termasuk anak-anak, siswa, dan mahasiswa, akan memilih transportasi publik ini.
Sedangkan Kadis Perhubungan Bali, IGW Samsi Gunarta, mengatakan Trans Metro Dewata nantinya akan berkekuatan 105 armada, melayani 4 koridor rute Sarbagita. Ada empat koridor yang dirancang terintergrasi dengan trayek Bus Trans Sarbagita sebelumnya, trayek-trayek AKDP, trayek pelayanan KSPN, dan trayek Angkot Denpasar.
Koridor I, dengan jumlah armada mencapai 31 unit Teman Bus, melayani rute Terminal Pesiapan (Tabanan)-Central Parkir Kuta (Badung) sepanjang 63,6 kilometer PP, berisi 40 halte. Sedangkan Koridor II dengan jumlah armada 22 unit Teman Bus, melayani rute GOR NGurah Rai (Denpasar)-Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Kuta (Badung) sepanjang 30,2 kilometer PP, dengan 24 halte
Sementara Koridor III dengan jumlah armada 20 unit Teman Bus, melayani rute Pantai Matahari Terbit Sanur (Denpasar)-Desa Dalung (Kecamatan Kuta Utara, Badung), sepanjang 43 kilometer PP, dengan 24 halte. Sebaliknya, Koridor IV dengan 32 unit Teman Bus melayani rute Terminal Ubung (Denpasar)-Sentral Parkir Kuta (Badung)-Monkey Forest Ubud (Gianyar) sepanjang 55,3 kilometer PP, dengan 32 halte.
"Empat koridor ini mendapatkan subsidi operasional dari Kementerian Perhubungan. Sedangkan operator yang mengoperasikan Bus Trans Metro Dewata adalah operator di daerah," jelas Samsi Gunarta.
Sementara, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi, mengatakan Teman Bus untuk Bali merupakan penerapan ketiga di Indonesia, setelah Solo (Jawa Tengah) dan Palembang (Sumatra Selatan). Menurut Budi, sebuah kota akan semakin maju jika masyarakatnya ketergantungan terhadap angkutan umum.
Budi menyebutkan, jumlah armada Teman Bus yang beroperasi di Bali lebih banyak ketimbang di Solo dan Palembang. Jumlah armada total mencapai 105 unit bus. Namun, untuk tahap awal, baru pengadaan 22 armada Koridor II. “Bulan Oktober 2020 depan, mudah-mudahan sudah bisa untuk Koridor I, Koridor III, dan Koridor IV,” terang Budi.
“Buat sementara, bus ini akan digratiskan sampai Desember 2020. Nanti akan dilakukan kajian untuk tarif berapa, tetapi tetap diberikan subsidi parsial. Subsidi ini harus dalam jangka panjang 5 tahun," imbuhnya.
Menurut Budi, para pengemudi Teman Bus dan staf sudah mengikuti pelatihan khusus. “Mereka wajib mengikuti peraturan dan pengecekan berkala terhadap bus guna menjaga fasilitas dan pelayanan serta waktu headway atau jarak antar bus yang ditentukan yaitu 10 menit, sehingga penumpang tidak menunggu lama di halte dan berdesakan dalam Bus," katanya. *mis
1
Komentar