Isu Wisnu Murthi Bikin Panas Debat
Debat publik pasangan Calon Bupati (Cabup)-Calon Wakil Bupati (Cawabup) Tabanan yang digelar di Hotel Pan Pasific Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kamis (19/11), berlangsung panas.
Kasus Jatiluwih Pun Masuk ke Debat Eka Jaya vs Jana Amerta
Eka Wiryastuti tanya Sarjana, apa sukses Eka Jaya periode 2010-2015, karena yang bersangkutan ikut jadi bagian?
TABANAN, NusaBali
Dua pasangan calon, Ni Putu Eka Wiryastuti-I Komang Gede Sanjaya (Eka Jaya) dan I Wayan Sarjana-IB Komang Astawa Merta (Jana Amerta) terlibat perang soal isu Patung Wisnu Murthi di Catus Pata Kediri.
Dalam acara debat publik di Tanah Lot tadi malam, KPU Tabanan selaku penyelenggara menghadirkan empat akademisi sebagai panelis: Prof Made Subawa (dari Unud), Prof Dr Ir Wayan Windia (Unud), Dr Drs Nyoman Oka (IKIP Saraswati Tabanan), dan Dr I Gusti Putu Bagus Suka Arjawa (Unud). Situasi panas terjadi saat debat publik Eka Jaya (pasangan calon nomor urut 1 yang diusung PDIP-Golkar) vs Jana Amerta (pasangan nomor urut 2 yang diusung Gerindra-NasDem-Hanura-Demokrat) memasuki sesi saling lempar pertanyaan antar kandidat.
Awalnya, suasana debat berlangsung normatif. Panelis Prof Subawa menanyakan kepada kedua kandidat soal peraturan apa yang akan digunakan untuk kesejahteraan rakyat Tabanan, apakah Perda, Peraturan Bupati, atau Keputusan Bupati. Sedangkan Prof Wayan Windia, akademisi yang juga pakar Subak, langsung menohok dengan pertanyaan soal beragam pelanggaran di Warisan Budaya Dunia (WBD) Jatiluwih, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel.
Sementara, panelis Nyoman Oka melayangkan pertanyaan terkait upaya meningkatkan mutu pendidikan dan menekan kecurangan Ujian Nasional. Sebaliknya, panelis Suka Arjawa melayangkan pertanyaan soal bagaimana upaya kandidat untuk memajukan desa.
Menjawab pertanyaan panelis tentang WBD Jatiluwih, Cabup Wayan Sarjana menyatakan Satpol PP sebagai penegak Perda belum bekerja secara optimal. Sehingga, pelanggaran-pelanggaran terus bertambah. Jika nanti dipercaya sebagai Bupati Tabanan, Sarjana janji akan optimalkan fungsi pemerintahan. Cawabup Astawa Merta juga menambahkan, WBD Jatiluwih harus dipertahankan karena mengangkat pertanian.
Sedangkan Cabup Eka Wiryastuti meminta agar tidak menyalahkan masyarakat. Kandidat incumbent ini mengajak semua pihak menjaga Tabanan. Situasi panas langsung terjadi saat sesi saling lempar pertanyaan antar kandidat. Eka Wiryastuti mengawali menanyakan apa keberhasilan Eka Jaya saat memimpin Tabanan periode 2010-2015, mengingat Sarjana sebelumnya merupakan bagian dari Eka Jaya.
Mendapat serangan pertanyaan seperti itu, Sarjana menjawab sewaktu menjabat DPRD Tabanan, banyak aspirasi masyarakat yang diserapnya patah di tangan eksekutif. DPRD bukan sebagai penentu kebijakan, sehinga tidak bisa berbuat optimal. Menurut Sarjana, Eka Wiryastuti (mantan Bupati Tabanan 2010-2015) keliru melempar pertanyaan seperti itu, karena DPRD bukan eksekutor.
Selanjutnya...
Komentar