Wabup Suiasa Terima Uang Pecahan Rp 75 Ribu dari BI Perwakilan Bali
Pimpin High Level Meeting TPID Melalui Zoom
MANGUPURA, NusaBali
Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa memimpin High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Badung melalui zoom dari Rumah Jabatan Wabup, Puspem Badung, Selasa (8/9).
Pada kesempatan itu Wabup Suiasa menerima uang pecahan Rp 75.000 dari Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bali, yang diserahkan oleh Deputi BI Wilayah Bali Rizki Wimanda, bersama Asisten Manajer BI Bali Putu Agni Parahita.
Wabup Suiasa menjelaskan, pengendalian inflasi di masa pandemi Covid-19 masih dapat dilakukan meskipun gerakannya sangat terbatas. Pengendalian inflasi tersebut mengacu pada terwujudnya 4K, yakni ketersediaan produksi, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif. Terlebih menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, sehingga perlu dilakukan upaya menjaga ketersediaan kebutuhan dan kestabilan harga kebutuhan bahan pokok.
Wabup Suiasa juga menyampaikan apresiasi atas rekomendasi yang diberikan oleh BI Perwakilan Bali sebagai upaya menjaga kestabilan harga 10 kebutuhan pokok di Badung. Atas rekomendasi tersebut, Suiasa meminta TPID berkoordinasi dengan Bulog melakukan langkah riil di masyarakat. “Menjelang Galungan dan Kuningan untuk mengadakan operasi pasar maupun pasar murah. Memfasilitasi petani agar produksi pertanian dapat didistribusikan langsung ke pasar guna menjaga harga tetap stabil. Selain itu perlu dibuatkan semacam informasi atau sosialisasi mengenai cinta produk lokal. Untuk kerjasama antardaerah, Pemkab Badung sudah mengadakan MoU, dengan Pemkab Bangli, Tabanan, dan Singaraja untuk saling melengkapi kebutuhan komoditas pertanian,” kata Wabup Suiasa, didampingi Plt Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Badung AA Ngurah Bayu Kumara dan Kabag Perekonomian AA Rosyawati.
“Terkait anjloknya harga daging ayam, agar dilakukan monitoring, mencari asal muasalnya serta mencarikan solusinya. Termasuk berkoordinasi dengan kepolisian sebagai satgas pangan, dalam rangka pengawasan distribusi pangan termasuk gas elpiji,” pesannya.
Mengenai uang pecahan Rp 75.000, Wabup Suiasa menyampaikan terima kasih kepada BI Perwakilan Bali. “Uang ini bukan alat pembayaran sehari-hari, tapi khusus untuk memperingati Hari Kemerdekaan ke-75 tahun,” kata Wabup Suiasa.
Rizki Wimanda menyampaikan, Bali termasuk daerah yang pertumbuhan ekonominya paling parah, karena sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan daerah belum berjalan maksimal. Gambaran perekonomian Bali, pada triwulan I sudah negatif 1,14 dan triwulan II negatif 10,98. Sisi positifnya, inflasi di Bali–Nusra terkendali, cenderung rendah dan stabil, negatif 0,23 persen.
Ditambahkan, Bank Indonesia secara resmi meluncurkan uang khusus Kemerdekaan Republik Indonesia, uang baru pecahan Rp 75.000. Ada 3 filosofi yang terkandung di dalamnya, pertama, mensyukuri kemerdekaan, kedua, memperteguh kebhinekaan, dan ketiga, menyongsong masa depan gemilang. “Yang lebih membanggakan lagi, dalam uang itu terdapat gambar kain tenun gringsing, Tenganan Bali. Di Indonesia dicetak sebanyak 75 juta lembar dan Bali mendapat jatah 1,4 juta lembar. Masyarakat sudah banyak ke BI untuk mendapatkan uang tersebut dengan syarat hanya membawa KTP,” kata Rizki Wimanda. *asa
Komentar