Pasien Covid-19 Mengamuk di RS Nyitdah
Pasien mengamuk di UPTD RS Nyitdah diduga depresi karena hasil swab dinyatakan positif Covid-19.
TABANAN, NusaBali
Seorang pasien positif Covid-19 berinisial IDPS, 50, mengamuk di UPTD RS Nyitdah, Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri, Tabanan, pada Rabu (9/9) malam. Bahkan pasien asal Kecamatan Selemadeg Barat ini sempat berontak dan melawan petugas keamanan. Pasien mengamuk diduga depresi karena positif terpapar virus Corona.
Kondisi itu pun sempat membuat para tenaga medis ketakutan. Selain itu pelayanan di UPTD RS Nyitdah sempat terganggu bagi pasien yang akan kontrol. Pasien yang mengamuk tersebut sudah bisa diamankan Kamis (10/9) sekitar pukul 10.00. Selanjutnya, pasien bersangkutan diikat di bed untuk mengantisipasi apabila kembali memberontak.
Direktur UPTD RS Nyitdah dr Nyoman Wisma Brata membenarkan adanya pasien positif Covid-19 di UPTD RS Nyitdah mengamuk. Dituturkannya, pasien mulai mengamuk pada Rabu (9/9) sekitar pukul 22.00 Wita.
Pasien yang awalnya dirawat di lantai III UPTD RS Nyitdah khusus ruang isolasi Covid-19, mendadak keluar ke lantai II atau areal ruang ICU sembari membawa selang infus sambil berteriak mengaku tidak sakit.
Tenaga kesehatan saat itu pun langsung melakukan pengamanan, namun pasien tambah berontak. Tenaga medis kemudian meminta tolong kepada petugas keamanan untuk mengamankan pasien, namun tak berhasil.
Bahkan petugas keamanan sempat takut mengamankan lantaran tidak menggunakan APD (alat pelindung diri). “Karena tidak bisa diamankan, pasien dibiarkan di lantai II namun dalam pengawasan,” ungkap dr Wisma Brata, Kamis (10/9).
Menurutnya selama di lantai II itu, pasien terus teriak-teriak mengaku tidak sakit. Beruntungnya di lantai II tidak ada pasien lain karena ruang ICU. “Dia paling (kebingungan) selama diawasi di lantai II. Karena positif Covid-19 ini lah, menjadi depresi,” imbuh dr Wisma Brata.
Kondisi ini membuat UPTD RS Nyitdah langsung berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Akhirnya pasien berhasil diamankan petugas dan tenaga kesehatan pada Kamis sekitar pukul 10.00 Wita setelah keluarganya datang dan mendapat bantuan Satpol PP Tabanan. Saat diamankan kondisi pasien sudah lemas.
“Pasien sekarang dirawat di lantai I agar lebih mudah dalam menangani. Pasien kami ikat di atas bed, antisipasi kalau mengamuk lagi. Kondisi sekarang sudah mulai tenang tetapi pasien ribut sendiri, sembahyang dia,” tutur dr Wisma Brata.
Selain itu untuk menangani pasien ini, dan sesuai koordinasi dengan GTPP, sudah didatangkan psikiater. Hasilnya memang ada faktor kejiwaan, padahal sebelum dirawat pasien dalam kondisi sehat. “Sebelum dinyatakan positif Covid-19 kondisinya sehat tidak ada faktor kejiwaan. Kemungkinan karena dinyatakan positif ini pasien depresi,” tutur dr Wisma Brata.
Menurut dr Wisma Brata pasien dirawat di UPTD RS Nyitdah sejak Selasa (8/9). Sebelumnya pasien ini dirawat di rumah sakit swasta karena mengeluhkan gejala batuk dan panas. Setelah dirapid test menunjukkan hasil reaktif kemudian dilakukan swab di UPTD RS Nyitdah dan dinyatakan positif Covid-19. “Mudah-mudahan saja pasien ini cepat tenang dan tidak mengamuk lagi,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Tabanan dr Nyoman Suratmika juga menyatakan hal senada. Bahkan pihaknya sudah mendatangi RS Nyitdah untuk menggali keterangan manajemen di salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 di Tabanan ini.
Suratmika menuturkan, pasien tersebut telah mengetahui hasil tes swab terkonfirmasi positif pada Senin (7/9). Sebelumnya, pasien tersebut sempat dirawat di RS swasta kemudian dirujuk di RS Nyitdah sejak Selasa (8/9).
“Kemungkinan karena pasien mengalami depresi akibat terpapar Covid-19, kemudian berulah sejak tadi (Rabu) malam,” ungkap Suratmika.
Kondisi terakhir, pasien sudah diamankan dan sudah dirawat terpisah dari pasien lain. “Kami tetap akan awasi dan terus berkoordinasi dengan UPTD RS Nyitdah,” tandas Suratmika. *des
Seorang pasien positif Covid-19 berinisial IDPS, 50, mengamuk di UPTD RS Nyitdah, Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri, Tabanan, pada Rabu (9/9) malam. Bahkan pasien asal Kecamatan Selemadeg Barat ini sempat berontak dan melawan petugas keamanan. Pasien mengamuk diduga depresi karena positif terpapar virus Corona.
Kondisi itu pun sempat membuat para tenaga medis ketakutan. Selain itu pelayanan di UPTD RS Nyitdah sempat terganggu bagi pasien yang akan kontrol. Pasien yang mengamuk tersebut sudah bisa diamankan Kamis (10/9) sekitar pukul 10.00. Selanjutnya, pasien bersangkutan diikat di bed untuk mengantisipasi apabila kembali memberontak.
Direktur UPTD RS Nyitdah dr Nyoman Wisma Brata membenarkan adanya pasien positif Covid-19 di UPTD RS Nyitdah mengamuk. Dituturkannya, pasien mulai mengamuk pada Rabu (9/9) sekitar pukul 22.00 Wita.
Pasien yang awalnya dirawat di lantai III UPTD RS Nyitdah khusus ruang isolasi Covid-19, mendadak keluar ke lantai II atau areal ruang ICU sembari membawa selang infus sambil berteriak mengaku tidak sakit.
Tenaga kesehatan saat itu pun langsung melakukan pengamanan, namun pasien tambah berontak. Tenaga medis kemudian meminta tolong kepada petugas keamanan untuk mengamankan pasien, namun tak berhasil.
Bahkan petugas keamanan sempat takut mengamankan lantaran tidak menggunakan APD (alat pelindung diri). “Karena tidak bisa diamankan, pasien dibiarkan di lantai II namun dalam pengawasan,” ungkap dr Wisma Brata, Kamis (10/9).
Menurutnya selama di lantai II itu, pasien terus teriak-teriak mengaku tidak sakit. Beruntungnya di lantai II tidak ada pasien lain karena ruang ICU. “Dia paling (kebingungan) selama diawasi di lantai II. Karena positif Covid-19 ini lah, menjadi depresi,” imbuh dr Wisma Brata.
Kondisi ini membuat UPTD RS Nyitdah langsung berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Akhirnya pasien berhasil diamankan petugas dan tenaga kesehatan pada Kamis sekitar pukul 10.00 Wita setelah keluarganya datang dan mendapat bantuan Satpol PP Tabanan. Saat diamankan kondisi pasien sudah lemas.
“Pasien sekarang dirawat di lantai I agar lebih mudah dalam menangani. Pasien kami ikat di atas bed, antisipasi kalau mengamuk lagi. Kondisi sekarang sudah mulai tenang tetapi pasien ribut sendiri, sembahyang dia,” tutur dr Wisma Brata.
Selain itu untuk menangani pasien ini, dan sesuai koordinasi dengan GTPP, sudah didatangkan psikiater. Hasilnya memang ada faktor kejiwaan, padahal sebelum dirawat pasien dalam kondisi sehat. “Sebelum dinyatakan positif Covid-19 kondisinya sehat tidak ada faktor kejiwaan. Kemungkinan karena dinyatakan positif ini pasien depresi,” tutur dr Wisma Brata.
Menurut dr Wisma Brata pasien dirawat di UPTD RS Nyitdah sejak Selasa (8/9). Sebelumnya pasien ini dirawat di rumah sakit swasta karena mengeluhkan gejala batuk dan panas. Setelah dirapid test menunjukkan hasil reaktif kemudian dilakukan swab di UPTD RS Nyitdah dan dinyatakan positif Covid-19. “Mudah-mudahan saja pasien ini cepat tenang dan tidak mengamuk lagi,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Tabanan dr Nyoman Suratmika juga menyatakan hal senada. Bahkan pihaknya sudah mendatangi RS Nyitdah untuk menggali keterangan manajemen di salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 di Tabanan ini.
Suratmika menuturkan, pasien tersebut telah mengetahui hasil tes swab terkonfirmasi positif pada Senin (7/9). Sebelumnya, pasien tersebut sempat dirawat di RS swasta kemudian dirujuk di RS Nyitdah sejak Selasa (8/9).
“Kemungkinan karena pasien mengalami depresi akibat terpapar Covid-19, kemudian berulah sejak tadi (Rabu) malam,” ungkap Suratmika.
Kondisi terakhir, pasien sudah diamankan dan sudah dirawat terpisah dari pasien lain. “Kami tetap akan awasi dan terus berkoordinasi dengan UPTD RS Nyitdah,” tandas Suratmika. *des
1
Komentar