Kemenpora Batalkan PON Remaja
Penghematan anggaran dan penyelenggaraan yang bertepatan dengan even Popnas 2017 menjadi alasan pembatalan PON Remaja 2017.
DENPASAR, NusaBali
Kemenpora melalui Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Gatot S Dewa Broto mengatakan jika PON Remaja 2017 akan dibatalkan. Hal tersebut terjadi karena keberadaannya hampir sama dengan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) yang pelaksanaannya dilakukan di tahun yang sama.
Selain itu rencana pembatalan PON 2017 itu merupakan salah satu imbas dari efisiensi anggaran yang saat ini terjadi di Kemenpora. Dengan kondisi tersebut, sesuai dengan arahan Menpora Imam Nahrawi, maka Popnas lebih diutamakan karena cabang olahraga yang dipertandingkan banyak dipertandingkan di event internasional.
Menyikapi rencana ini, KONI Bali memilih menunggu kepastian. "Kalau programnya sama dan waktu pelaksanaan sama, salah satu harus dibatalkan. Lagian Popnas dan PON Remaja hajatannya pemerintah. Terus ngapain mesti dobel. Lebih baik satu tapi mantap melahirkan atlet berprestasi," ungkap Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi, Rabu (12/10).
Menurut mantan Ketua Umum KONI Badung, dampak positif salah satu ditiadakan karena terkait kebutuhan dana yang harus disiapkan Pemerintah Daerah. Sebelumnya Bali sendiri mengkalkulasi kebutuhan Rp 10 miliar untuk mengikuti PON Remaja 2017.
"Dua even ini memang waktunya berbarengan. Lebih baik satu tapi dimantapkan pelaksanannya," tegas Suwandi.
Sementara itu Bidang Prestasi KONI Bali, Nyoman Yamadhiputra mengatakan, rencana pembatalan PON Remaja II 2017 di Jawa Tengah menunjukkan bahwa pengelolaan olahraga ditanah air belum ada kesamaan visi. Sehingga setiap lini stakeholder keolahragaan melakukan kegiatan dengan sudut pandangnya masing-masing.
Sementara itu KONI Pusat belum menanggapi soal pembatalan PON Remaja yang harusnya digelar Juli 2017 di Semarang. "Kami belum tahu soal rencana pembatalan PON Remaja oleh Kemenpora. Kalau sudah ada keputusan, kami akan segera melakukan koordinasi untuk menyikapi keputusan itu," kata Wakil Ketua Umum KONI Pusat, Suwarno di Jakarta, Rabu (12/10).
Suwarno menjelaskan, PON Remaja sebenarnya cukup bermanfaatkan untuk melahirkan atlet-atlet muda potensial karena hampir semua provinsi di Indonesia bakal terlibat pada kejuaraan dua tahunan itu. Apalagi Indonesia banyak dihadapkan banyak kejuaraan internasional termasuk Olimpiade 2020. "Di PON Remaja memang diprioritaskan cabang olahraga olimpiade. Ini juga disesuaikan dengan cabang olahraga yang akan dipertandingkan pada PON 2020," kata Suwarno.
Jika Kemenpora benar-benar merealisasikan pembatalan PON Remaja, Suwarno mengaku pihaknya tidak akan mengalami kerugian terutama dalam hal anggaran karena hingga saat ini KONI Pusat belum mengucurkan dana untuk kejuaraan dua tahunan itu.
"Untuk biaya dari KONI, kami pun belum tahu pasti. Tapi yang jelas belum satupun dana dari KONI Pusat keluar untuk penyelenggaraan PON Remaja. Tidak tahu ya kalau KONI Jawa Tengah, pasti mereka sudah persiapkan diri," kata Suwarno. *dek, ant
Selain itu rencana pembatalan PON 2017 itu merupakan salah satu imbas dari efisiensi anggaran yang saat ini terjadi di Kemenpora. Dengan kondisi tersebut, sesuai dengan arahan Menpora Imam Nahrawi, maka Popnas lebih diutamakan karena cabang olahraga yang dipertandingkan banyak dipertandingkan di event internasional.
Menyikapi rencana ini, KONI Bali memilih menunggu kepastian. "Kalau programnya sama dan waktu pelaksanaan sama, salah satu harus dibatalkan. Lagian Popnas dan PON Remaja hajatannya pemerintah. Terus ngapain mesti dobel. Lebih baik satu tapi mantap melahirkan atlet berprestasi," ungkap Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi, Rabu (12/10).
Menurut mantan Ketua Umum KONI Badung, dampak positif salah satu ditiadakan karena terkait kebutuhan dana yang harus disiapkan Pemerintah Daerah. Sebelumnya Bali sendiri mengkalkulasi kebutuhan Rp 10 miliar untuk mengikuti PON Remaja 2017.
"Dua even ini memang waktunya berbarengan. Lebih baik satu tapi dimantapkan pelaksanannya," tegas Suwandi.
Sementara itu Bidang Prestasi KONI Bali, Nyoman Yamadhiputra mengatakan, rencana pembatalan PON Remaja II 2017 di Jawa Tengah menunjukkan bahwa pengelolaan olahraga ditanah air belum ada kesamaan visi. Sehingga setiap lini stakeholder keolahragaan melakukan kegiatan dengan sudut pandangnya masing-masing.
Sementara itu KONI Pusat belum menanggapi soal pembatalan PON Remaja yang harusnya digelar Juli 2017 di Semarang. "Kami belum tahu soal rencana pembatalan PON Remaja oleh Kemenpora. Kalau sudah ada keputusan, kami akan segera melakukan koordinasi untuk menyikapi keputusan itu," kata Wakil Ketua Umum KONI Pusat, Suwarno di Jakarta, Rabu (12/10).
Suwarno menjelaskan, PON Remaja sebenarnya cukup bermanfaatkan untuk melahirkan atlet-atlet muda potensial karena hampir semua provinsi di Indonesia bakal terlibat pada kejuaraan dua tahunan itu. Apalagi Indonesia banyak dihadapkan banyak kejuaraan internasional termasuk Olimpiade 2020. "Di PON Remaja memang diprioritaskan cabang olahraga olimpiade. Ini juga disesuaikan dengan cabang olahraga yang akan dipertandingkan pada PON 2020," kata Suwarno.
Jika Kemenpora benar-benar merealisasikan pembatalan PON Remaja, Suwarno mengaku pihaknya tidak akan mengalami kerugian terutama dalam hal anggaran karena hingga saat ini KONI Pusat belum mengucurkan dana untuk kejuaraan dua tahunan itu.
"Untuk biaya dari KONI, kami pun belum tahu pasti. Tapi yang jelas belum satupun dana dari KONI Pusat keluar untuk penyelenggaraan PON Remaja. Tidak tahu ya kalau KONI Jawa Tengah, pasti mereka sudah persiapkan diri," kata Suwarno. *dek, ant
1
Komentar