Mutiara NTB Kembali Bergairah
MATARAM, NusaBali
Para pengusaha mutiara di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), mulai bergairah karena pembeli dari empat negara sudah berani membeli dengan cara daring (online) meskipun masih dalam situasi pandemi Covid-19.
"Penjualan secara online mulai bergairah sejak Agustus, kalau sebelumnya sepi. Ada empat negara tujuan pengiriman, yakni Jepang, Hong Kong, China dan India," kata Ketua Forum Komunikasi Perajin Mutiara Emas dan Perak Kota Mataram, H Fauzi, Kamis (10/9).
Ia mengatakan para pembeli dari empat negara tersebut biasanya datang langsung ke Lombok untuk bisa mendapatkan barang sesuai keinginannya. Namun setelah pandemi Covid-19, mereka tidak bisa berkunjung. Forum komunikasi sebagai wadah para pelaku usaha mutiara, sekaligus menjembatani para anggota untuk memasarkan produk secara daring. Melalui pola pemasaran tersebut, para pembeli bisa melihat spesifikasi barang secara visual.
Pihaknya juga memberikan informasi kepada para anggota terkait dengan spesifikasi barang yang dibutuhkan. Hal itu dilakukan jika contoh barang yang dicari pembeli belum tersedia di sistem. "Setelah melihat video dan barangnya sesuai dengan keinginan, baru diorder. Para pembeli menyampaikan informasi kepada anggota asosiasi yang dikenalnya, Informasi tersebut kemudian diteruskan lewat asosiasi," ucapnya pula.
Untuk kelancaran proses pengiriman barang, kata Fauzi, pihaknya bekerja sama dengan Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Mataram.
Mutiara laut dalam bentuk butiran yang akan dikirim ke luar negeri terlebih dahulu melalui proses pemeriksaan di BKIPM Mataram. Pengusaha diberikan kemudahan dalam bentuk pelayanan secara daring, yakni mengirim data melalui Whats App terkait nilai pembelian dan spesifikasi produk.
Jenis dan kualitas mutiara yang dibeli bervariasi, mulai dari harga Rp5.000 per gram (gr) hingga Rp1 juta/gram.
"Nilai pengiriman mutiara dalam satu bulan ini bisa mencapai Rp1 miliar. Nilai pembelian dari satu orang pembeli dari luar negeri bisa mencapai ratusan juta rupiah," kata Fauzi. *ant
Komentar