Sampah Terus Berdatangan di Pesisir Pantai Timur
MANGUPURA, NusaBali
Fenomena sampah kiriman yang terjadi karena angin timuran terus membludak di pantai Nusa Dua dan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.
Hingga hingga Jumat (11/9) pagi, sampah yang didominasi oleh rumput laut tersebut berdatangan dan bertebaran sepanjang pantai. Padahal, fenomena sampah kiriman yang disebabkan angin timuran sejatinya sudah berakhir pada Agustus lalu.
Koordinator Deteksi Evakuasi Sampah Laut (Desalut) Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kabupaten Badung I Made Gede Dwipayana menerangkan untuk sampah kiriman yang disebabkan angin timuran ini masih terjadi hingga Jumat pagi. Padahal, lanjut dia, sampah kiriman karena angin timuran hanya terjadi pada periode Juni hingga Agustus setiap tahunnya. “Kali ini justru berbeda. Sampah rumput laut khusus di pesisir Timur datang lebih awal dan juga selesainya juga paling lama. Kalau biasanya, itu hanya tiga bulan saja, tapi saat ini masih terus terjadi dan belum tahu akhirnya,” kata Gede Dwipayana.
Sampah rumput laut itu selalu datang setiap hari dan bertebaran di dua lokasi tersebut. Dalam sehari, bisa terkumpul 4 ton sampah rumput laut dari lokasi tersebut. Guna mengantisipasi membludaknya sampah rumput laut, pihaknya mengerahkan 12 petugas yang standby di lapangan plus dua truk dan dua alat berat setiap harinya. “Jadi petugas ini selalu mengatensi pesisir itu. Begitu ada sampah datang, paginya langsung dibersihkan dan dikubur di pantai itu, karena sifat dari rumput laut itu cepat terurai,” terang Dwipayana.
Dwipayana menyebut kalau sampah rumput laut tetap dibiarkan, tentu merusak pemandangan dan mengeluarkan aroma tidak sedap. “Sampai saat ini, tim yang beranggotakan 12 orang ini akan selalu standby saja. Kalau memang sudah benar-benar bersih atau tidak ada lagi sampah, tim tersebut akan kita tarik. Ya, ini belum ada kepastian selesainya, karena ini faktor alam,” katanya. *dar
1
Komentar