Desa Penglatan Kembangkan Wisata Tirta, Dijadikan Mirip Tirta Empul dan Tirta Gangga
Saat ini sudah ada jembatan memudahkan akses warga menuju kolam patirtaan.
SINGARAJA, NusaBali
Pemerintah Desa Penglatan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, mulai mengembangkan potensi wisata desa, salah satunya wisata tirta. Pengembangan ini dimulai dari pembuatan kolam patirtaan yang berlokasi di sebelah barat desa. Wisata tirta mulai dikembangkan oleh desa setelah ditemukan beberapa sumber mata air di sekitar Pura Candi Kuning di Banjar Dinas Kajanan.
Perbekel Desa Penglatan Nyoman Budarsa mengatakan, sumber mata air yang terletak di sekitar areal pura tersebut biasa ramai dikunjungi oleh warga untuk melukat saat piodalan. "Ada sumber mata air yang berada di sekitar areal pura dari bebatuan padas. Di sana setiap piodalan desa digunakan sebagai panglukatan oleh warga dan dipercaya mampu menyembuhkan penyakit," ujar Nyoman Budarsa, Jumat (11/9).
Budarsa menyebutkan, sumber mata air ini tidak hanya didatangi oleh warga lokal saja. Namun ada banyak juga warga dari luar desa dan luar Buleleng yang datang untuk melakukan prosesi panglukatan di sumber mata air tersebut. Selain digunakan sebagai sarana melukat, sumber air tersebut juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan setiap hari warga desa yang terdiri dari 1.400 KK ini.
Wisata tirta tersebut nantinya akan diplot pihak desa seperti wisata tirta lainnya yang sudah populer di Bali. Di antaranya, wisata Tirta Gangga di Karangasem atau wisata Tirta Empul di Gianyar. Pihaknya menginginkan wisata tirta yang dikembangkan di desa seperti kedua wisata tirta tersebut. "Ada banyak wisata tirta di Bali yang dijadikan permodelan wisata tirta yang kami kembangkan seperti Tirta Gangga dan Tirta Empul," tambahnya.
"Saat ini kami sedang proses pembuatan kolam petirtaam dan penataan lokasi sekitar areal Pura Candi Kuning," ujar perbekel yang sudah menjabat dua periode ini. Proses pembuatan kolam tersebut sendiri sudah mulai dikerjakan pada 2019 lalu. Tak hanya membuat kolam, akses menuju wisata kegiatan religi ini juga tengah dibenahi. Pasalnya dulunya warga harus memutar untuk menuju lokasi pura yang menjadi sumber mata air.
Sekarang sudah dibangun jembatan yang juga menjadi jalan penghubung antara Desa Penglatan dengan Desa Petandakan. Jembatan ini sekaligus memudahkan akses warga menuju kolam petirtaan. Jembatan dengan panjang 52 meter dan tinggi 25 meter ini dibangun di atas Tukad Buwus yang membelah kedua desa. Pembangunan akses ini dibangun dengan anggaran sekitar Rp 1,5 miliar bersumber dana Bansos Provinsi Bali dan dari APBDes sebesar Rp 400 juta.
"Anggaran ini sudah termasuk biaya yang digunakan untuk pembangunan kolam wisata petirtaan," ucapnya. Pihaknya berharap, pembangunan kolam wisata tirta ini nantinya memberikan dampak positif pada ekonomi warga dan juga meningkatkan pendapatan desa.*cr75
Pemerintah Desa Penglatan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, mulai mengembangkan potensi wisata desa, salah satunya wisata tirta. Pengembangan ini dimulai dari pembuatan kolam patirtaan yang berlokasi di sebelah barat desa. Wisata tirta mulai dikembangkan oleh desa setelah ditemukan beberapa sumber mata air di sekitar Pura Candi Kuning di Banjar Dinas Kajanan.
Perbekel Desa Penglatan Nyoman Budarsa mengatakan, sumber mata air yang terletak di sekitar areal pura tersebut biasa ramai dikunjungi oleh warga untuk melukat saat piodalan. "Ada sumber mata air yang berada di sekitar areal pura dari bebatuan padas. Di sana setiap piodalan desa digunakan sebagai panglukatan oleh warga dan dipercaya mampu menyembuhkan penyakit," ujar Nyoman Budarsa, Jumat (11/9).
Budarsa menyebutkan, sumber mata air ini tidak hanya didatangi oleh warga lokal saja. Namun ada banyak juga warga dari luar desa dan luar Buleleng yang datang untuk melakukan prosesi panglukatan di sumber mata air tersebut. Selain digunakan sebagai sarana melukat, sumber air tersebut juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan setiap hari warga desa yang terdiri dari 1.400 KK ini.
Wisata tirta tersebut nantinya akan diplot pihak desa seperti wisata tirta lainnya yang sudah populer di Bali. Di antaranya, wisata Tirta Gangga di Karangasem atau wisata Tirta Empul di Gianyar. Pihaknya menginginkan wisata tirta yang dikembangkan di desa seperti kedua wisata tirta tersebut. "Ada banyak wisata tirta di Bali yang dijadikan permodelan wisata tirta yang kami kembangkan seperti Tirta Gangga dan Tirta Empul," tambahnya.
"Saat ini kami sedang proses pembuatan kolam petirtaam dan penataan lokasi sekitar areal Pura Candi Kuning," ujar perbekel yang sudah menjabat dua periode ini. Proses pembuatan kolam tersebut sendiri sudah mulai dikerjakan pada 2019 lalu. Tak hanya membuat kolam, akses menuju wisata kegiatan religi ini juga tengah dibenahi. Pasalnya dulunya warga harus memutar untuk menuju lokasi pura yang menjadi sumber mata air.
Sekarang sudah dibangun jembatan yang juga menjadi jalan penghubung antara Desa Penglatan dengan Desa Petandakan. Jembatan ini sekaligus memudahkan akses warga menuju kolam petirtaan. Jembatan dengan panjang 52 meter dan tinggi 25 meter ini dibangun di atas Tukad Buwus yang membelah kedua desa. Pembangunan akses ini dibangun dengan anggaran sekitar Rp 1,5 miliar bersumber dana Bansos Provinsi Bali dan dari APBDes sebesar Rp 400 juta.
"Anggaran ini sudah termasuk biaya yang digunakan untuk pembangunan kolam wisata petirtaan," ucapnya. Pihaknya berharap, pembangunan kolam wisata tirta ini nantinya memberikan dampak positif pada ekonomi warga dan juga meningkatkan pendapatan desa.*cr75
Komentar