Tiga Pasien Covid-19 Meninggal
Positif Bertambah 29 Kasus, Sembuh 21
"Angka kasus tersebut tinggi, karena banyak warga yang lalai dengan protokol kesehatan sejak diterapkan tatanan kehidupan era baru di Bali"
DENPASAR, NusaBali
Kasus pasien meninggal di Kota Denpasar karena Covid-19 kembali bertambah tiga orang. Ketiganya merupakan laki-laki yang diketahui meninggal karena memiliki gejala Diabetes Melitus (DM) dan hipertensi yang baru diumumkan, Minggu (13/9).
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Denpasar mengungkapkan, kasus meninggal masing-masing laki-laki umur 53 tahun yang berdomisili di Kelurahan Peguyangan, Denpasar Utara. Diungkapkan Dewa Rai, awalnya sebelum meninggal tanggal 19 Agustus 2020 masuk RS PTN Unud dengan keluhan batuk sesak nafas. Kemudian, menjalani perawatan dan dilakukan swab tanggal 22 Agustus 2020. Hasil swab test keluar pada 26 Agustus 2020 dengan hasil positif.
Selanjutnya, tanggal 3 September 2020 kondisi pasien memburuk, dan pada 4 September 2020, pasien dinyatakan meninggal pukul 06.00 Wita dengan penyakit bawaan Diabetes Melitus (DM). "Jenazah korban sudah dikremasi tanggal 6 September 2020 di Bangli," imbuh Dewa Rai.
Pasien kedua yakni seorang laki-laki umur 56 tahun dari Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara. Sebelum meninggal laki-laki ini diketahui tanggal 2 September 2020 mengalami kondisi meriang dan dibawa ke RSUD Wangaya. Selanjutnya tanggal 3 September 2020 pasien dilakukan swab test dan dinyatakan positif Covid-19 pada 4 September 2020.
Setelah itu, tanggal 7 September 2020 masuk RSUD Wangaya untuk dilakukan perawatan karena mengalami demam, sesak dan batuk. Tanggal 10 September 2020 kondisinya langsung memburuk selanjutnya tanggal 11 September 2020 pasien dinyatakan meninggal dunia dengan penyakit penyerta hipertensi dan Diabetes Melitus (DM). "Saat ini jenazah masih di RSUD Wangaya menunggu rencana kremasi Senin (14/9) di Crematorium Taman Mumbul Jimbaran, Badung," imbuh Dewa Rai.
Selanjutnya kasus meninggal ketiga merupakan seorang laki-laki umur 59 tahun dari Desa Penatih Dangin Puri, Denpasar Timur. Sebelum meninggal laki-laki tersebut diketahui mengalami gejala batuk ringan pada 9 September 2020. Kemudian tanggal 10 September 2020 dibawa ke RS Bali Mandara karena ada sesak nafas. "Karena mengarah ke Covid-19 akhirnya hari itu juga di swab test," ujar Dewa Rai.
Kemudian tanggal 11 September 2020 dinyatakan positif Covid-19 dan pada 12 September 2020 pukul 06.00 Wita sudah dinyatakan meninggal dengan penyakit penyerta Diabetes Melitus (DM). "Ketiga kasus tersebut menambah angka kematian di Denpasar menjadi 33 kasus. Cukup dibilang tinggi karena Denpasar kembali menjadi zona merah. Masyarakat juga harus hati-hati," tegas Dewa Rai, mengingatkan warga.
Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Denpasar ini juga mengungkapkan, ada penambahan positif Covid-19 yakni sebanyak 29 kasus. "Angka kasus tersebut tinggi, karena banyak warga yang lalai dengan protokol kesehatan sejak diterapkan tatanan kehidupan era baru di Bali," katanya.
Menurut Dewa Rai, walaupun diterapkan tatanan kehidupan era baru, namun banyak warga yang menganggap sudah normal seperti biasa. "Terutama penggunaan masker banyak yang lalai. Jadi kebanyakan sudah tidak pakai masker kemana-mana. Jadi ini yang salah, kita beraktivitas seperti biasa bukan berarti mengabaikan protokol kesehatan," ujarnya.
Sementara, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Denpasar mencatat secara kumulatif kasus positif di Denpasar sebanyak 2.023 kasus, jumlah pasien sembuh mencapai 1.745 orang (86,26 persen), meninggal dunia 34 orang (1,68 persen), dan yang masih dalam perawatan sebanyak 244 orang (12,06 persen). *mis
Kasus pasien meninggal di Kota Denpasar karena Covid-19 kembali bertambah tiga orang. Ketiganya merupakan laki-laki yang diketahui meninggal karena memiliki gejala Diabetes Melitus (DM) dan hipertensi yang baru diumumkan, Minggu (13/9).
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Denpasar mengungkapkan, kasus meninggal masing-masing laki-laki umur 53 tahun yang berdomisili di Kelurahan Peguyangan, Denpasar Utara. Diungkapkan Dewa Rai, awalnya sebelum meninggal tanggal 19 Agustus 2020 masuk RS PTN Unud dengan keluhan batuk sesak nafas. Kemudian, menjalani perawatan dan dilakukan swab tanggal 22 Agustus 2020. Hasil swab test keluar pada 26 Agustus 2020 dengan hasil positif.
Selanjutnya, tanggal 3 September 2020 kondisi pasien memburuk, dan pada 4 September 2020, pasien dinyatakan meninggal pukul 06.00 Wita dengan penyakit bawaan Diabetes Melitus (DM). "Jenazah korban sudah dikremasi tanggal 6 September 2020 di Bangli," imbuh Dewa Rai.
Pasien kedua yakni seorang laki-laki umur 56 tahun dari Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara. Sebelum meninggal laki-laki ini diketahui tanggal 2 September 2020 mengalami kondisi meriang dan dibawa ke RSUD Wangaya. Selanjutnya tanggal 3 September 2020 pasien dilakukan swab test dan dinyatakan positif Covid-19 pada 4 September 2020.
Setelah itu, tanggal 7 September 2020 masuk RSUD Wangaya untuk dilakukan perawatan karena mengalami demam, sesak dan batuk. Tanggal 10 September 2020 kondisinya langsung memburuk selanjutnya tanggal 11 September 2020 pasien dinyatakan meninggal dunia dengan penyakit penyerta hipertensi dan Diabetes Melitus (DM). "Saat ini jenazah masih di RSUD Wangaya menunggu rencana kremasi Senin (14/9) di Crematorium Taman Mumbul Jimbaran, Badung," imbuh Dewa Rai.
Selanjutnya kasus meninggal ketiga merupakan seorang laki-laki umur 59 tahun dari Desa Penatih Dangin Puri, Denpasar Timur. Sebelum meninggal laki-laki tersebut diketahui mengalami gejala batuk ringan pada 9 September 2020. Kemudian tanggal 10 September 2020 dibawa ke RS Bali Mandara karena ada sesak nafas. "Karena mengarah ke Covid-19 akhirnya hari itu juga di swab test," ujar Dewa Rai.
Kemudian tanggal 11 September 2020 dinyatakan positif Covid-19 dan pada 12 September 2020 pukul 06.00 Wita sudah dinyatakan meninggal dengan penyakit penyerta Diabetes Melitus (DM). "Ketiga kasus tersebut menambah angka kematian di Denpasar menjadi 33 kasus. Cukup dibilang tinggi karena Denpasar kembali menjadi zona merah. Masyarakat juga harus hati-hati," tegas Dewa Rai, mengingatkan warga.
Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Denpasar ini juga mengungkapkan, ada penambahan positif Covid-19 yakni sebanyak 29 kasus. "Angka kasus tersebut tinggi, karena banyak warga yang lalai dengan protokol kesehatan sejak diterapkan tatanan kehidupan era baru di Bali," katanya.
Menurut Dewa Rai, walaupun diterapkan tatanan kehidupan era baru, namun banyak warga yang menganggap sudah normal seperti biasa. "Terutama penggunaan masker banyak yang lalai. Jadi kebanyakan sudah tidak pakai masker kemana-mana. Jadi ini yang salah, kita beraktivitas seperti biasa bukan berarti mengabaikan protokol kesehatan," ujarnya.
Sementara, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Denpasar mencatat secara kumulatif kasus positif di Denpasar sebanyak 2.023 kasus, jumlah pasien sembuh mencapai 1.745 orang (86,26 persen), meninggal dunia 34 orang (1,68 persen), dan yang masih dalam perawatan sebanyak 244 orang (12,06 persen). *mis
1
Komentar