Belum Tersentuh Jalan Aspal, Keluar Masuk Kampung Lewat Sungai
Sebelum dapat aliran listrik tahun 2004, krama Bali di daerah transmigrasi Desa Muktijaya, Sumatra Selatan menggunakan penerangan lampu minyak tanah, hingga sering terjadi musibah kebakaran rumah
Menengok Krama Bali yang Transmigrasi di Desa Muktijaya, Kabupaten Banyuasin, Sumsel
PALEMBANG, NusaBali
Transmigran asal Bali di Banjar Dharma Kerti, Desa Muktijaya, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan, masih mengalami kendala infrastruktur jalan. Wilayah yang mereka huni sejak 17 Juli 1979 belum tersentuh jalan aspal. Krama Bali perantauan yang kini jumlahnya mencapai 110 kepala keluarga (KK) pun harus rela keluar masuk kampung melalui Sungai Musi.
Selama 37 tahun berdirinya Desa Muktijaya yang dirintis transmigran asal Bali sejak 17 Juli 1979, kawasan ini baru dapat layanan listrik. Aliran listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) untuk Desa Muktijaya baru masuk tahun 2004. Itu pun, listrik hanya menyala selama 12 jam per hari, mulai petang pukul 18.00 WIB hingga pagi pukul 06.00 WIB. Barulah sejak 2008, krama Bali perantuan ini mendapat aliran listrik langsung dari PLN.
Sebelum ada aliran listrik tahun 2004, warga transmigran asal Bali di Desa Muktijaya hanya memakai lampu minyak tanah untuk penerangan. Sedangkan untuk menyeterika pakaian, mereka sepenuhnya menggunakan arang dari batok kelapa sebagai pemanas.
Karena penerangan menggunakan lampu minyak tanah, kerap terjadi kebakaran rumah. Maklum, rumah yang diterima para transmigran kala itu berupa rumah panggung yang seluruhnya terbuat dari papan kayu, beratapkan buyuk (serupa daun kelapa). Rumah pemberian pemerintah berukuran 6 meter x 5 meter itu berisi 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, dan 1 dapur.
“Ketika kami pertama datang ke sini (Desa Muktijaya, 17 Juli 1979, Red), belum ada penerangan. Rumah dipenuhi belukar,” kenang I Nyoman Yurjana, salah satu transmigran asal Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan saat NusaBali berkunjung ke Desa Muktijaya, Sabtu (8/10).
SELANJUTNYA . . .
1
2
Komentar