Bupati Mahayastra Mapatung Bersama Staf
Jaga Kebersamaan dan Prokes Covid-19
GIANYAR, NusaBali
Bupati Gianyar Made ‘Agus’ Mahayastra mapatung (menyemblih secara bersama-sama) babi bersama jajaran OPD (organisasi perangkat daerah) dan staf, di halaman belakang Kantor Bupati Ginyar, Senin (14/9).
Kegiatan serangkaian menyambut Hari Raya Galungan, Buda Kliwon Dungulan, Rabu (16/9), tetap mentaati protokol kesehatan pencegahan pandemi Covid-19.
Dalam mapatung tersebut ada 3 ekor babi dipotong. Dagang babi tersebut dibagikan merata kepada staf. Bupati Mahayastra mengatakan, mapatung ini sebagai ajang kebersamaan antara unsur pimpinan dan antar staf. Sebelumnya di lingkungan Pemkab tidak pernah ngerecah (memotong) daging babi secara langsung. ‘’Makanya saya ikut berbaur bersama staf untuk ngerecah daging babi,’’ jelas bupati asal Desa Melinggih, Kecamatan Payangan, Gianyar ini.
Bupati Mahayastra langsung memimpin pemotongan babi. Kegiatan ini dibantu secara bersama-sama oleh sejumlah staf yang biasa melayaninya setiap hari di Pemkab. Meski demikian mapatung seperti ini sempat dilakukan Bupati Mahayastra sejak tahun 2004 saat menjabat Ketua DPRD Gianyar. "Sebenarnya dari dulu sudah dilakukan, semenjak jadi Ketua DPRD 2004, 16 tahun lalu. Hanya saja dilakukan dengan kelompok yang berbeda-beda. Kadang-kadang dengan staf di Sekretariat DPC PDIP, lagi dengan anggota DPRD beserta staf. Kali ini dengan staf di Pemkab," ungkap bupati yang Ketua DPC PDIP Gianyar ini.
Menurutnya, merayakan Hari Raya Galungan tentu tak sekadar ritual dan menyembah Ida Sang Hyang Widhi. Di dalamnya terdapat proses sosial, kemasyarakatan, gradag-grudug (kebersamaan), belajar membuat adonan, hingga belajar berbagi. "Di sanalah kita nikmati prosesnya berbagi. Di sanalah Tuhan itu berada. Seperti ucapan Bung Karno dimana ada kemiskinan, di sana Tuhan bersemayam," jelasnya.
Bupati Mahayastra mengaku, awalnya belum pernah atau belum terbiasa memotong babi. Namun kini seiring dengan jalinan kebersamaan saat mapatung, kegiatan ini bisa dilakukan. "Kebersamaan harus kita jaga. Karena Gianyar harus dibangun dengan kebersamaan, harus dijaga bersama-bersama. Tidak mungkin hanya seorang bupati bisa menyelesesaikan semua permasalahan yang ada," ujarnya.
Ditambahkan pula, setiap Galungan sekitar 20 babi dipotong oleh bersama staf dan jajaran DPC PDIP Gianyar. "Kalau di rumah dengan staf ada 12 ekor, ditambah di sini dan dengan sekretariat ada sekitar 20 ekor. Ini dilakukan setiap Galungan," ujar Mahayastra. *nvi
Dalam mapatung tersebut ada 3 ekor babi dipotong. Dagang babi tersebut dibagikan merata kepada staf. Bupati Mahayastra mengatakan, mapatung ini sebagai ajang kebersamaan antara unsur pimpinan dan antar staf. Sebelumnya di lingkungan Pemkab tidak pernah ngerecah (memotong) daging babi secara langsung. ‘’Makanya saya ikut berbaur bersama staf untuk ngerecah daging babi,’’ jelas bupati asal Desa Melinggih, Kecamatan Payangan, Gianyar ini.
Bupati Mahayastra langsung memimpin pemotongan babi. Kegiatan ini dibantu secara bersama-sama oleh sejumlah staf yang biasa melayaninya setiap hari di Pemkab. Meski demikian mapatung seperti ini sempat dilakukan Bupati Mahayastra sejak tahun 2004 saat menjabat Ketua DPRD Gianyar. "Sebenarnya dari dulu sudah dilakukan, semenjak jadi Ketua DPRD 2004, 16 tahun lalu. Hanya saja dilakukan dengan kelompok yang berbeda-beda. Kadang-kadang dengan staf di Sekretariat DPC PDIP, lagi dengan anggota DPRD beserta staf. Kali ini dengan staf di Pemkab," ungkap bupati yang Ketua DPC PDIP Gianyar ini.
Menurutnya, merayakan Hari Raya Galungan tentu tak sekadar ritual dan menyembah Ida Sang Hyang Widhi. Di dalamnya terdapat proses sosial, kemasyarakatan, gradag-grudug (kebersamaan), belajar membuat adonan, hingga belajar berbagi. "Di sanalah kita nikmati prosesnya berbagi. Di sanalah Tuhan itu berada. Seperti ucapan Bung Karno dimana ada kemiskinan, di sana Tuhan bersemayam," jelasnya.
Bupati Mahayastra mengaku, awalnya belum pernah atau belum terbiasa memotong babi. Namun kini seiring dengan jalinan kebersamaan saat mapatung, kegiatan ini bisa dilakukan. "Kebersamaan harus kita jaga. Karena Gianyar harus dibangun dengan kebersamaan, harus dijaga bersama-bersama. Tidak mungkin hanya seorang bupati bisa menyelesesaikan semua permasalahan yang ada," ujarnya.
Ditambahkan pula, setiap Galungan sekitar 20 babi dipotong oleh bersama staf dan jajaran DPC PDIP Gianyar. "Kalau di rumah dengan staf ada 12 ekor, ditambah di sini dan dengan sekretariat ada sekitar 20 ekor. Ini dilakukan setiap Galungan," ujar Mahayastra. *nvi
Komentar