Rumah Jagal Dicek Kebersihan dan Kesehatan Hewan
Tim memastikan kondisi daging aman untuk dikonsumsi dengan melihat kekenyalan dan warna dagingnya.
SINGARAJA, NusaBali
Tim Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng mulai menyambangi satu per satu rumah jagal hewan menjelang penampahan Galungan pada Anggara Wage Dugulan, Selasa (15/9). Hewan ternak utamanya babi yang akan dipotong untuk memenuhi kebutuhan pasar saat hari raya dicek kesehatan dan kebersihannya.
Dalam pengecekan kesehatan antemortem (sebelum dipotong) tim kesehatan hewan Dinas Pertanian melakukan pengecekan kesehatan hewan ternak. Memastikannya benar-benar sehat sebelum dipotong dan dijadikan daging konsumsi. Tim juga melakukan pengecekan kebersihan kandang peternak untuk menentukan hewan tersebut memenuhi syarat untuk dipotong atau tidak.
Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta mengatakan antemortem sudah dilakukan sejak Minggu (13/9) oleh timnya secara bertahap. Tim bergerak dari rumah jagal yang ada di Buleleng selain juga mengunjungi saudagar-saudagar babi yang siap memasarkan babinya untuk kebutuhan hari raya. “Pengecekan akan dilakukan dua kali sebelum dan sesudah dipotong. Antemortem pengecekan sebelum dipotong sudah berlangsung, kemudian nanti setelah tenagh malam tim mulai bergerak melakukan post mortem (pengecekan setelah dipotong),” kata Sumiarta.
Pemeriksaan post mortem menyasar pedagang-pedagang daging di pasar-pasar besar di Buleleng. Tim disebut Kadis Sumiarta kembali akan memastikan kondisi daging aman untuk dikonsumsi dengan melihat kekenyalan dan warna dagingnya.
Sementara itu perayaan hari raya Galungan pada masa pandemi saat ini diklaim Sumiarta mengalami penurunan permintaan daging babi di pasaran. Penurunannya pun disebutnya mencapai 40 persen dari kondisi normal sebelum pandemi. “Dari keterangan sodagar-sodagar yang sudah dikunjungi memang cendrung menurun permintaan daging di pasar. Karena kondisi pandemi begini daya beli warga menurun, kebanyakan masih pikir-pikir berapa jumlah daging yang akan dibeli,” imbuh dia.
Terkait perkembangan ternak babi di Buleleng khususnya yang sempat diserang African Swine Fever (ASF) kembali normal. Sejumlah peternak rumahan juga sudah mulai bangkit dan kembali memelihara babi untuk kepentingan konsumsi dan upacara. Sumiarta pun menyebutkan varietas babi yang banyak dibudidayakan warga adalah varietas lendris dan babi lokal (kucit Bali) yang populasinya mencapai puluhan ribu ekor.*k23
Tim Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng mulai menyambangi satu per satu rumah jagal hewan menjelang penampahan Galungan pada Anggara Wage Dugulan, Selasa (15/9). Hewan ternak utamanya babi yang akan dipotong untuk memenuhi kebutuhan pasar saat hari raya dicek kesehatan dan kebersihannya.
Dalam pengecekan kesehatan antemortem (sebelum dipotong) tim kesehatan hewan Dinas Pertanian melakukan pengecekan kesehatan hewan ternak. Memastikannya benar-benar sehat sebelum dipotong dan dijadikan daging konsumsi. Tim juga melakukan pengecekan kebersihan kandang peternak untuk menentukan hewan tersebut memenuhi syarat untuk dipotong atau tidak.
Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta mengatakan antemortem sudah dilakukan sejak Minggu (13/9) oleh timnya secara bertahap. Tim bergerak dari rumah jagal yang ada di Buleleng selain juga mengunjungi saudagar-saudagar babi yang siap memasarkan babinya untuk kebutuhan hari raya. “Pengecekan akan dilakukan dua kali sebelum dan sesudah dipotong. Antemortem pengecekan sebelum dipotong sudah berlangsung, kemudian nanti setelah tenagh malam tim mulai bergerak melakukan post mortem (pengecekan setelah dipotong),” kata Sumiarta.
Pemeriksaan post mortem menyasar pedagang-pedagang daging di pasar-pasar besar di Buleleng. Tim disebut Kadis Sumiarta kembali akan memastikan kondisi daging aman untuk dikonsumsi dengan melihat kekenyalan dan warna dagingnya.
Sementara itu perayaan hari raya Galungan pada masa pandemi saat ini diklaim Sumiarta mengalami penurunan permintaan daging babi di pasaran. Penurunannya pun disebutnya mencapai 40 persen dari kondisi normal sebelum pandemi. “Dari keterangan sodagar-sodagar yang sudah dikunjungi memang cendrung menurun permintaan daging di pasar. Karena kondisi pandemi begini daya beli warga menurun, kebanyakan masih pikir-pikir berapa jumlah daging yang akan dibeli,” imbuh dia.
Terkait perkembangan ternak babi di Buleleng khususnya yang sempat diserang African Swine Fever (ASF) kembali normal. Sejumlah peternak rumahan juga sudah mulai bangkit dan kembali memelihara babi untuk kepentingan konsumsi dan upacara. Sumiarta pun menyebutkan varietas babi yang banyak dibudidayakan warga adalah varietas lendris dan babi lokal (kucit Bali) yang populasinya mencapai puluhan ribu ekor.*k23
Komentar