Jalan Merpati Raya Berubah Menjadi 'Kampung Bernuansa Bali'
Dicetuskan Langsung oleh Wakil Walikota Tri Adhianto Saat Lomba Ketahanan Pangan Kota Bekasi
Penghuni Jalan Merpati Raya Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat berjumlah 60 KK, yang mana 18 KK di antaranya asal Bali. Rumah-rumah mereka berisi ornamen Bali, seperti angkul-angkul dan padmasari
JAKARTA, NusaBali
Kawasan Jalan Merpati Raya di RT 11/RW 09 Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat berubah menjadi Kampung Bernuansa Bali. Label Kampung Bernuansa Bali ini dicetuskan langsung oleh Wakil Walikota Bekasi, Tri Adhianto, saat berkunjung ke Kelurahan Harapan Jaya serangkaian Lomba Ketahanan Pangan Kota Bekasi, 6 September 2020 lalu.
Tokoh umat Hindu Kota Bekasi, Drs I Ketut Budiasa MFil, 60, mengatakan Wakil Walikota Tri Adhianto mencetuskan nama Kampung Bernuansa Bali, lantaran disambut dengan kesenian Bali seperti Tari Kecak dan tabuh baleganjur saat berkunjung. Kemudian, sejumlah rumah di Jalan Merpati Raya Kelurahan Harapan Jaya juga berornamen Bali, seperti ada angkul-angkul di bagian depan dan ada juga padmasari.
"Beliau (Wakil Walikota Bekasi, Red) pun menyatakan serasa berada di Bali, sehingga masyarakat Bekasi dan sekitarnya yang ingin ke Bali, tidak perlu jauh-jauh ke Pulau Dewara. Sebab, di Bekasi ada Kampung Bernuansa Bali," ujar Ketut Budiasa kepada NusaBali di Bekasi, Senin (14/9) malam.
Menurut Budiasa, Wakil Walikota Tri Tri Adhianto saat itu datang ke Jalan Merpati Raya Kelurahan Harapan Jaya, lantaran ingin melihat langsung lokasi peserta Lomba Ketahanan Pangan. Kebetulan, Budiasa sendiri menjadi salah satu peraih nilai tertinggi dalam lomba tersebut, berkat ternak ikan lele miliknya.
Ternak lele dirintis Budiasa sejak 4 tahun lalu guna mengisi waktu luang. Tempat ternak lelenya dibuat semenarik mungkin, dengan bangunan bertingkat yang dibanngun di atas lahan seluas 100 meter persegi. Bangunan ternak lele dicat warna kuning, hijau, dan merah.
Bukan hanya itu, putra Bali asal Banjar Abasan, Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, Buleleng ini juga menanam bayam, kangkung, dan cabe secara hidroponika. Budiasa pun didaulat menjadi perwakilan warga Jalan Merpati Raya Kelurahan Harapan Jaya untuk mengikuti Lomba Ketahanan Pangan Kota Bekasi.
Ternyata, Budiasa berhasil terpilih sebagai salah satu peserta yang memiliki nilai tertinggi di tingkat kecamatan. Tempat usaha ternak lele Budiasa pun difoto untuk menjadi dokumentasi. Foto-foto tersebut ternyata menarik perhatian banyak orang, termasuk Wakil Walikota Bekasi, Tri Adhianto.
Selanjutnya, Wakil Walikota menyatakan ingin datang langsung. Maka, Budiasa bersama warga setempat mempersiapkan penyambutan dengan menghadirkan kesenian Bali. Dari itu, Wakil Walikota Bekasi mencetuskan Jalan Merpati Raya Kelurahan Harapan Jaya sebagai Kampung Bernuansa Bali dan ke depan akan dijadikan salah satu destinasi pariwisata di Kota Bekasi.
Menurut Budiasa, rencananya akan dibangun candi bentar di Kampung Bernuansa Bali ini. Selain itu, ada penjualan makanan khas Bali, sementara rumah-rumah di sini akan diberi ornamen Bali. "Namun, kami tidak mau memaksakan diri. Jika ada warga yang tidak ingin rumahnya diberi ornamen Bali, ya nggak apa," tandas Budiasa.
Pria Buleleng kelahiran 6 Januari 1960 ini menyebutkan, Jalan Merpati Raya Kelurahan Harapan Jaya dihuni 60 kepala keluarga (KK). Dari 60 KK itu, hanya 18 KK di antaranya asal Bali. Selebihnya, berasal dari berbagai daerah lain, seperti Pekalongan (Jawa Tengah) dan Purwokerto (Jawa Tengah).
Selama ini, kata Budiasa, warga 60 KK asal berbagai daerah dan beda keyakinan ini hidup rukun dan harmonis. Kerukunan itu sudah terjaga sejak lama. Ketika hari raya keagamaan, warga setempat saling menghormati. "Saat kami merayakan Nyepi, mereka memahami. Pas mereka merayakan Lebaran, kami juga saling mengunjungi," jelas suami dari Made Suryawati ini.
Ketut Budiasa sendiri tinggal di Jalan Merpati Raya Kelurahan Harapan Jaya sejak tahun 2000. Sebelumnya, Budiasa dan keluarga mengontrak rumah di kawasan Pondok Kopi, Jakarta Timur. Budiasa tinggal di rantau, tugas dinas sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Kementerian Agama. Terakhir, Budiasa menjabat sebagai Pengawas Guru Agama Hindu Provinsi DKI Jakarta. "Baru 6 bulan lalu saya pensiun," cerita Budiasa.
Menurut Budiasa, sebelum dirinya datang, ada 3 KK asal Bali yang lebih dulu tinggal di Jalan Merpati Raya Kelurahan Harapan Jaya, sejak tahun 1980. Mereka adalah keluarga I Wayan Widana dari Karangasem, keluarga I Made Suma dari Karangasem, dan keluarga I Ketut Kana dari Klungkung.
Hanya saja, Ketut Kana sudah pulang ke Bali, tetapi rumahnya di Jalan Merpati Raya ditempati anak-anaknya. Karena keberadaan 3 KK asal Bali tersebut, kata Budiasa, Jalan Merpati Raya Kelurahan Harapan Jaya kemudian dikenal sebagai Jalan Merpati Bali. “Yang menyebut Jalan Merpati Bali awalnya para tukang becak,” katanya.
Setelah 3 KK tersebut, menurut Budiasa, lambat laun semakin banyak keluarga asal Bali yang tinggal di Jalan Merpati Raya, hingga mencapai 18 KK saat ini. Mereka memiliki beragam profesi, mulai pekerja swasta, PNS, hingga penabuh di LKB Saraswati. Berkat adanya Lomba Ketahanan Pangan Kota Bekasi, Jalan Merpati Bali Kelurahan Harapan Jaya kini berubah nama menjadi Kampung Bernuansa Bali. *k22
Tokoh umat Hindu Kota Bekasi, Drs I Ketut Budiasa MFil, 60, mengatakan Wakil Walikota Tri Adhianto mencetuskan nama Kampung Bernuansa Bali, lantaran disambut dengan kesenian Bali seperti Tari Kecak dan tabuh baleganjur saat berkunjung. Kemudian, sejumlah rumah di Jalan Merpati Raya Kelurahan Harapan Jaya juga berornamen Bali, seperti ada angkul-angkul di bagian depan dan ada juga padmasari.
"Beliau (Wakil Walikota Bekasi, Red) pun menyatakan serasa berada di Bali, sehingga masyarakat Bekasi dan sekitarnya yang ingin ke Bali, tidak perlu jauh-jauh ke Pulau Dewara. Sebab, di Bekasi ada Kampung Bernuansa Bali," ujar Ketut Budiasa kepada NusaBali di Bekasi, Senin (14/9) malam.
Menurut Budiasa, Wakil Walikota Tri Tri Adhianto saat itu datang ke Jalan Merpati Raya Kelurahan Harapan Jaya, lantaran ingin melihat langsung lokasi peserta Lomba Ketahanan Pangan. Kebetulan, Budiasa sendiri menjadi salah satu peraih nilai tertinggi dalam lomba tersebut, berkat ternak ikan lele miliknya.
Ternak lele dirintis Budiasa sejak 4 tahun lalu guna mengisi waktu luang. Tempat ternak lelenya dibuat semenarik mungkin, dengan bangunan bertingkat yang dibanngun di atas lahan seluas 100 meter persegi. Bangunan ternak lele dicat warna kuning, hijau, dan merah.
Bukan hanya itu, putra Bali asal Banjar Abasan, Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, Buleleng ini juga menanam bayam, kangkung, dan cabe secara hidroponika. Budiasa pun didaulat menjadi perwakilan warga Jalan Merpati Raya Kelurahan Harapan Jaya untuk mengikuti Lomba Ketahanan Pangan Kota Bekasi.
Ternyata, Budiasa berhasil terpilih sebagai salah satu peserta yang memiliki nilai tertinggi di tingkat kecamatan. Tempat usaha ternak lele Budiasa pun difoto untuk menjadi dokumentasi. Foto-foto tersebut ternyata menarik perhatian banyak orang, termasuk Wakil Walikota Bekasi, Tri Adhianto.
Selanjutnya, Wakil Walikota menyatakan ingin datang langsung. Maka, Budiasa bersama warga setempat mempersiapkan penyambutan dengan menghadirkan kesenian Bali. Dari itu, Wakil Walikota Bekasi mencetuskan Jalan Merpati Raya Kelurahan Harapan Jaya sebagai Kampung Bernuansa Bali dan ke depan akan dijadikan salah satu destinasi pariwisata di Kota Bekasi.
Menurut Budiasa, rencananya akan dibangun candi bentar di Kampung Bernuansa Bali ini. Selain itu, ada penjualan makanan khas Bali, sementara rumah-rumah di sini akan diberi ornamen Bali. "Namun, kami tidak mau memaksakan diri. Jika ada warga yang tidak ingin rumahnya diberi ornamen Bali, ya nggak apa," tandas Budiasa.
Pria Buleleng kelahiran 6 Januari 1960 ini menyebutkan, Jalan Merpati Raya Kelurahan Harapan Jaya dihuni 60 kepala keluarga (KK). Dari 60 KK itu, hanya 18 KK di antaranya asal Bali. Selebihnya, berasal dari berbagai daerah lain, seperti Pekalongan (Jawa Tengah) dan Purwokerto (Jawa Tengah).
Selama ini, kata Budiasa, warga 60 KK asal berbagai daerah dan beda keyakinan ini hidup rukun dan harmonis. Kerukunan itu sudah terjaga sejak lama. Ketika hari raya keagamaan, warga setempat saling menghormati. "Saat kami merayakan Nyepi, mereka memahami. Pas mereka merayakan Lebaran, kami juga saling mengunjungi," jelas suami dari Made Suryawati ini.
Ketut Budiasa sendiri tinggal di Jalan Merpati Raya Kelurahan Harapan Jaya sejak tahun 2000. Sebelumnya, Budiasa dan keluarga mengontrak rumah di kawasan Pondok Kopi, Jakarta Timur. Budiasa tinggal di rantau, tugas dinas sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Kementerian Agama. Terakhir, Budiasa menjabat sebagai Pengawas Guru Agama Hindu Provinsi DKI Jakarta. "Baru 6 bulan lalu saya pensiun," cerita Budiasa.
Menurut Budiasa, sebelum dirinya datang, ada 3 KK asal Bali yang lebih dulu tinggal di Jalan Merpati Raya Kelurahan Harapan Jaya, sejak tahun 1980. Mereka adalah keluarga I Wayan Widana dari Karangasem, keluarga I Made Suma dari Karangasem, dan keluarga I Ketut Kana dari Klungkung.
Hanya saja, Ketut Kana sudah pulang ke Bali, tetapi rumahnya di Jalan Merpati Raya ditempati anak-anaknya. Karena keberadaan 3 KK asal Bali tersebut, kata Budiasa, Jalan Merpati Raya Kelurahan Harapan Jaya kemudian dikenal sebagai Jalan Merpati Bali. “Yang menyebut Jalan Merpati Bali awalnya para tukang becak,” katanya.
Setelah 3 KK tersebut, menurut Budiasa, lambat laun semakin banyak keluarga asal Bali yang tinggal di Jalan Merpati Raya, hingga mencapai 18 KK saat ini. Mereka memiliki beragam profesi, mulai pekerja swasta, PNS, hingga penabuh di LKB Saraswati. Berkat adanya Lomba Ketahanan Pangan Kota Bekasi, Jalan Merpati Bali Kelurahan Harapan Jaya kini berubah nama menjadi Kampung Bernuansa Bali. *k22
Komentar