Penontonnya dari Seluruh Bali, Dijaga 90 Polisi
Puluhan ribu krama dari berbagai desa di Bali menyaksikan pementasan Calonarang di Banjar Getakan, Desa Pakraman Getakan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Rahina Wraspati Umanis Pahang, Kamis (13/10) malam.
Calonarang dengan Watangan Dikubur 4 Jam
SEMARAPURA, Bali
Membeludaknya penonton karena calonarang ini memakai bangke-bangkean atau watangan, Dewa Aji Tapakan, dikubur hidup-hidup 4 jam di Setra Banjar Getakan. Prosesi penguburan dari pukul 24.00 Wita sampai Jumat (14/10) pukul 04.00 Wita.
Sebelum dikubur, Dewa Aji Tapakan, dimasukkan ke dalam peti kayu ukuran 2 x 1,5 x 1,2 meter. Pentas Calonarang dimulai Kamis sekitar pukul 15.00 Wita. Diawali dengan sejumlah krama menggali liang kubur di setra, untuk mengubur Dewa Aji Tapakan. Hampir bersamaan, krama juga nedunang Ida Sasuhunan ke Setra. Selanjutnya, sekitar pukul 20.00 Wita, krama ngaturang upakara di Catus Pata, Banjar Getakan.
Sekitar pukul 22.00 Wita, bangke-bangkean Dewa Aji Tapakan diarak dari ujung utara Banjar Getakan menuju catus pata, sekitar 1 kilometer. Kemudian watangan dipreteka (diupacarai) layaknya orang meninggal. Pukul 24.00 Wita, watangan itu diarak menuju Setra Banjar Getakan dengan sarana Bale.
Kelian Banjar Getakan Made Sucana mengatakan, watangan ini harus dikubur 4 jam menyusul adanya pawisik berturut-turut di banjar setempat. Karena ekstrim, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak berwajib. “Setelah menggelar paruman banjar hal ini bisa disepakati,” ujar pria yang juga menjabat Bendesa Pakraman Getakan ini.
SELANJUTNYA . . .
SEMARAPURA, Bali
Membeludaknya penonton karena calonarang ini memakai bangke-bangkean atau watangan, Dewa Aji Tapakan, dikubur hidup-hidup 4 jam di Setra Banjar Getakan. Prosesi penguburan dari pukul 24.00 Wita sampai Jumat (14/10) pukul 04.00 Wita.
Sebelum dikubur, Dewa Aji Tapakan, dimasukkan ke dalam peti kayu ukuran 2 x 1,5 x 1,2 meter. Pentas Calonarang dimulai Kamis sekitar pukul 15.00 Wita. Diawali dengan sejumlah krama menggali liang kubur di setra, untuk mengubur Dewa Aji Tapakan. Hampir bersamaan, krama juga nedunang Ida Sasuhunan ke Setra. Selanjutnya, sekitar pukul 20.00 Wita, krama ngaturang upakara di Catus Pata, Banjar Getakan.
Sekitar pukul 22.00 Wita, bangke-bangkean Dewa Aji Tapakan diarak dari ujung utara Banjar Getakan menuju catus pata, sekitar 1 kilometer. Kemudian watangan dipreteka (diupacarai) layaknya orang meninggal. Pukul 24.00 Wita, watangan itu diarak menuju Setra Banjar Getakan dengan sarana Bale.
Kelian Banjar Getakan Made Sucana mengatakan, watangan ini harus dikubur 4 jam menyusul adanya pawisik berturut-turut di banjar setempat. Karena ekstrim, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak berwajib. “Setelah menggelar paruman banjar hal ini bisa disepakati,” ujar pria yang juga menjabat Bendesa Pakraman Getakan ini.
SELANJUTNYA . . .
Komentar