Tradisi Mayunan di Desa Tua, Tabanan Diawali Penobatan Sutri
Krama pangempon Pura Kawitan Undagi Beratan di Banjar Bayan, Desa Tua, Kecamatan Marga, Tabanan kembali melaksanakan tradisi ritual Mayunan di Madya Mandala pura setempat pada Buda Kliwon Pahang, Rabu (12/10).
Tradisi Mayunan di Desa Tua, Tabanan Diawali Penobatan Sutri
TABANAN, NusaBali
Ritual Mayunan yang digelar 10 tahun sekali ini merupakan bagian prosesi penobatan 8 sutri (anak-anak suci), yang melalui nyanjan.
Tradisi Mayunan ini dilaksanakan 10 tahun sekali saat rahina Buda Kliwon Pahang nemu sasih Kapat (bulan keempat sistem penanggalan Bali). Sedangkan Ayunan sakral yang digunakan untuk ritual Mayunan sudah ada di Pura Kawitan Undagi sejak ratusan tahun silam. Ayunan sakral yang terbuat dari bahan kayu Cempaka ini kerap disebut Ayunan Jantra.
Tidak sembarang anak boleh naik ke Ayunan Jantra dalam prosesi ritual Mayunan 10 tahun sekali ini. Mereka harus dipilih dulu melalui proses nyanjan yang ditandai kerauhan (kesurupan) saat persembahyangan karya pujawali di Pura Kawitan Undagi Beratan. Mereka terdiri dari 4 anak laki-laki dan 4 anak perempuan yang berusia kisaran 3-10 tahun. Nah, 8 anak pilihan inilah yang disebut sutri dan boleh ngayah munggah Ayunan Jantra.
Ada pun 8 anak-anak yang terpilih menjadi sutri dalam ritual Mayunan kali ini masing-masing Ni Made Ribi Pratiwi, 9, Ni Ketut Deswita Krisma Yanti, 9, Ni Wayan Gatri Rizky Udayani, 10, Ni Made Mela Yunita, 10, serta I Made Pastika Yasa, 10, I Komang Riyan Surya Putra, 9, I Made Roi Marta Putra, 7, dan I Made Bayu Suta, 9.
Bendesa Pakraman Bayan, Desa Tua, I Wayan Negeriawan, mengatakan 8 anak-anak suci yang terpilih menjadi sutri ini dipercaya mampu membawa kesejahteraan. Menurut Wayan Negeriawan, pemilihan 8 sutri ini dilaksanakan pas saat puncak karya pujawali di Pura Kawitan Undagi Beratan pada Buda Kliwon Pahang, Rabu siang.
SELANJUTNYA . . .
1
2
Komentar