Buku Terakhir Trilogi Clean Bali Series Dirilis
DENPASAR, NusaBali
Melanjutkan kedua seri Clean Bali Series yang telah terbit sebelumnya di tahun 2007 dan 2009, seri ketiga yang merupakan pelengkap dari trilogi Clean Bali Series akhirnya dirilis secara resmi pada Sabtu (12/9), bertempat di Wantilan Museum ARMA, Pengosekan, Ubud.
Seperti penerbitan sebelumnya, buku ketiga yang berjudul ‘Rajawali dan Anak-anak’ terbitan ini memuat terjemahan dalam tiga bahasa, yakni bahasa Bali, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sehingga dapat dipergunakan sebagai sarana pendidikan bagi anak-anak Bali yang lebih meluas ke pelosok-pelosok.
“Sebenarnya sudah lama sekali publikasi buku pertama, yang pertama kali itu 2007, lalu buku keduanya 2009, lalu dari 2009 ke 2020 itu, kita ada publish satu kali lagi di 2012, tapi buku satu ‘Penyu dan Lumba-Lumba’ yang edisi kedua. Jadi buku ketiganya itu belum berhasil keluar sampai tahun ini. Jadi serialnya sudah lengkap dari beberapa tahun yang lalu,” ujar Margaretha Widianto, Project Manager seri Clean Bali Series.
Terbitnya buku ‘Rajawali dan Anak-Anak’ di tahun 2020 ini tak lepas dari situasi pandemi yang mendorong masyarakat untuk mencari alternatif lainnya, seperti inovasi Audiobook Portal yang baru-baru ini dirilis. Melalui Audiobook Portal, teknologi memungkinkan untuk menjembatani kedua tradisi menuturkan dongeng dan membaca buku, dalam sebuah bentuk Serial Buku Suara. Maka sebab itulah, buku ketiga ini terdorong untuk dirilis.
Berkolaborasi dengan Audiobook Portal dan dinarasikan oleh pedongeng maestro Made Taro, Bali Clean Series menyampaikan pesan kesadaran lingkungan yang termuat dalam trilogi ini. Made Taro dalam Clean Bali Series ini juga merupakan penerjemah cerita ke dalam Bahasa Bali.
Buku ketiga ini, menceritakan tentang burung-burung, satwa-satwa lain, dan anak-anak yang mengalami masalah besar diakibatkan sampah plastik dan sampah lainnya yang dibuang ke sungai dan danau, dan berakhir di laut sekeliling pulau Bali. Ketiga buku dalam trilogi ini ditulis oleh penulis buku anak-anak, mendiang Maggie Dunkle, yang telah meninggal dunia pada tahun 2013.
Buku-buku Clean Bali Series sendiri didistribusikan ke berbagai sekolah lokal, seperti pada pencetakan dua buku sebelumnya yang didistribusikan sesuai dengan konteks ceritanya. “Seperti pada buku pertama ‘Penyu dan Lumba-Lumba’ di pantai, di mana kita mulai menemukan sampah, jadi kita distribusikan buku-buku itu ke sekolah-sekolah di coastal (pesisir, red) area,” lanjut penerjemah cerita Clean Bali Series ke dalam Bahasa Indonesia ini.
Pada buku ketiga pun juga ditujukan untuk kemudian didistribusikan, namun kali ini dalam bentuk set trilogy berikut dengan dua buku sebelumnya. “Karena sekarang sudah lengkap ceritanya. Dari mulai dari pertama, anak-anak itu tidak mengambil peran. Belum mengambil eran di dalam ceritanya. Jadi gong-nya itu adalah di buku ketiga ini, yang anak-anak take charge, bahwa ini perubahan hanya bisa dari kita, perubahan untuk masa depan yang lebih sustainable,” jelasnya.
Versi audiobook atau buku suara Clean Bali Series sendiri bukan satu-satunya terobosan yang dilakukan menyikapi pandemi ini. Direncanakan, buku-buku Clean Bali Series ini pun akan hadir dalam versi ebook. “Sekarang kita masih memproses dan mengupgrade website kita juga. Jadi ada yang mengusulkan untuk pdf book, ebook. Jadi tujuan kita bukan menjual bukunya. ,” tandas perempuan yang akrab dengan sapaan Etha ini.*cr74
Komentar